Triplet Dan CEO

" Selamat siang menjelang sore Nona Lala," sapa Marvel kepada Lala.

Saat ini Marvel datang ke kedai Lala yang sudah ia ketahui sejak pertama kali mereka berkenalan. Marvel melihat Lala tengah melayani pembeli yang sangat ramai. Marvel melihat Lala sangat cantik dengan pakaian sederhana dan juga senyum yang tak pudar ketika melayani pengunjung.

" Hai, Marvel. Selamat datang untuk kunjungan kamu yang kedua di kedai ini,"

" Siapa bilang ini yang kedua? Aku selalu berkunjung kesini setiap jam makan siang tetapi kamu tidak pernah ada. Kata karyawan kamu, kamu selalu sibuk mengantarkan pesanan,"

" Oh begitu ya, maaf kalau begitu. Ayo duduk dulu mumpung masih ada yang kosong," ucap Lala mempersilahkan Marvel duduk.

" Aku mau pesan makanan dan aku mau pelayanan khusus. Kamu harus menemani ku makan," ucap Marvel bersemangat.

" Baiklah, sebagai tanda terima kasih karena dulu kamu sudah memberikan aku peluang usaha dan sekarang sebagai gantinya aku akan menemani mu makan. Hitung-hitung membayar janji ku tempo lalu,"

Lala berlalu untuk mengambilkan pesanan Marvel. Lala menyajikan pesanan yang katanya favorit Marvel di atas mejanya. Kemudian Lala mengambil tempat duduk di depan Marvel.

" Maaf aku sudah makan tadi, jadi sekarang aku hanya minum,"

" Baiklah,"

Marvel mulai menyantap makanan dari kedai Lala. Bakso kuah yang hangat menjadi makanan kesukaan Marvel setelah dirinya mengenal Lala. Mereka juga terlibat percakapan banyak hal.

Tak lama dari meja Lala dan Marvel datang triplet yang merengek kepada Lala. Marvel sempat terkejut karena ada anak-anak kecil yang memanggil Lala dengan sebutan mama. Ia butuh penjelasan namun harus tertunda karena anak Lala merengek meminta dibuatkan jus segar. Triplet hanya mau jika Lala yang membuatnya jadi mau tidak mau Lala harus menuruti keinginan putra-putranya.

Beberapa menit kemudian Lala kembali menghampiri Marvel dengan makanan yang tinggal separo. Marvel terlihat sedang mengotak-atik ponselnya.

" Maaf menunggu lama, " ucap Lala merasa tidak enak.

" Tidak apa-apa santai saja. Oh ya bolehkah aku bertanya? Tapi mungkin ini agak sedikit privasi," ucap Marvel dan Lala mengangguk.

" Apa mereka bertiga anak kandung kamu? "

" Iya mereka anak-anak kandung ku," jawab Lala sontak membuat Marvel menyimpulkan jika selama ini dia salah.

Marvel kira Lala adalah perempuan yang belum memiliki anak tapi ternyata dugaannya selama ini salah.

" Lalu dimana suami kamu? "

" Maaf untuk pertanyaan ini aku tidak bisa menjawab," jawab Lala dan Marvel mengerti.

Marvel berpamitan usai dirinya membayar di kasir kedai Lala. Sedangkan Lala berpamitan untuk mengantarkan triplet pergi jalan-jalan. Mereka bertiga kompak merengek ingin diajak pergi ke taman bermain. Marvel masih diam di kasir menyaksikan Lala yang masih asyik bercengkrama dengan triplet.

" Pak ini kembaliannya," ucap salah seorang kasir. Lamunan Marvel tersadarkan oleh ucapan kasir itu.

" Maaf kalau boleh tahu, suami Lala itu berkerja dimana ya? " tanya Marvel kepada kasir wanita yang masih cukup muda.

" Setahu saya Mbak Lala tidak memiliki suami, pak. Mbak Lala adalah single parent yang mengurus triplet anak kembar Mbak Lala," jawab kasir itu.

" Apa dia nikah muda? Atau itu memang hanya anak-anak angkat. Karena yang aku lihat Lala masih sangat muda," tanya Marvel sudah seperti wartawan.

" Waduh kalau itu saya kurang paham betul pak. Yang saya tahu Mbak Lala itu tidak punya suami. Kalau boleh tahu ada apa ya pak? Kok tanya-tanya tentang Mbak Lala? "

" Tidak apa-apa," jawab Marvel singkat.

" Asal bapak tahu. Bapak itu orang yang kesekian kalinya menanyakan pertanyaan yang sama kepada saya mengenai Mbak Lala. Lagian ngapain juga kepoin wanita yang sudah memiliki anak bisa jadi dia memiliki suami tapi entah kemana. Mending saya kemana- mana pak, saya masih single loh," ucap kasir wanita itu dengan gaya centilnya.

" Terima kasih, saya pergi dulu," ucap Marvel kemudian meninggalkan kedai Lala.

" Dasar genit. Yang ditanyain Mbak Lala kenapa kamu yang kesenangan? " ucap teman kasir itu.

" Biarin. Ngomong -ngomong enak ya jadi Mbak Lala, banyak laki-laki yang suka. Lah kita dari dulu jomblo mulu," ucap kasir itu.

" Makanya punya wajah dirombak biar glow up, baru tuh laki- laki manapun pasti bakal nyantol,"

" Hish, wajah glow up tapi keuangan sekarat. Yaudah lanjut kerja lagi,"

...****************...

Usai dari kedai Lala bersama triplet pulang menuju ke rumah mereka. Karena Lala tidak membawa tas akhirnya Lala mengajak triplet untuk pulang mengambil tasnya terlebih dahulu.

'' Mbak Lala baru pulang kerja mbak,'' sapa tetangga Lala dengan ramah.

'' Iya Bu Kasim, ini baru pulang,''

'' Tumben pulang cepat mbak?'' tanya tetangga Lala yang bernama Bu Kasim istri dari Pak Kasim.

'' Iya bu, anak - anak minta main ke taman bermain,''

'' Oalah begitu ya. Oh ya mbak Lala ngomong-ngomong rumah Mbak Lala kenapa sering di datangi laki-laki. Saya lihat laki-laki itu juga sering keluar masuk rumah Mbak Lala,'' tanya Bu Kasim ala-ala tetangga kepo.

'' Bukannya apa ya mbak? Mbak Lala kan baru disini mbok ya dijaga attitude nya. Saya ini sebagai warga asli sini hanya mengingatkan takutnya jadi timbul fitnah. Jangan sampai bikin malu warga sini mbak. Semua orang juga tahu kali kalau Mbak Lala ini tidak punya suami. Jadi ya sepatutnya tidak memberikan contoh buruk bagi warga sini,'' ucap Bu Kasim menyinggung Lala secara terang-terangan.

'' Maaf Bu Kasim atas sikap saya selama disini. Saya berjanji tidak akan melakukan hal buruk yang dapat mencoreng nama baik saya juga,'' ucap Lala merasa tidak enak.

'' Jangan cuma bilang aja ya mbak. Harus dibuktikan juga. Attitude itu penting,''

'' Sayang, kenapa kamu minta maaf? Seharusnya orang ini yang meminta maaf karena dengan sengaja telah mengganggu privasi kamu,'' ucap Jason yang di belakang Lala kemudian berjalan mendekatinya.

'' Loh orang saya cuma mengingatkan. Iya kan Mbak Lala?'' ucap Bu Kasim dan Lala hanya mengangguk.

'' Kamu sendiri sedang apa disini? Mau ke rumah Mbak Lala ya kan? Saya tadi sudah bilang sama Mbak Lala untuk berlaku sopan agar tidak membawa laki-laki asing ke rumah,''

'' Apa ibu tidak tahu kalau saya adalah suaminya Lala? Jadi ibu melarang seorang suami yang datang mengunjungi istrinya?''

'' Jadi kamu suami Mbak Lala? Tapi kok tidak pernah kelihatan. Mbak Lala juga tidak pernah cerita,''.

'' Saya tipikal orang yang sibuk bekerja dari pada bergosip seperti ibu. Jadi saya sangat sibuk,''

Bu Kasim merasa malu sendiri atas tuduhannya selama ini kepada Lala. Lala yang ia pikir seorang janda beranak tiga ternyata memiliki suami.

'' Syukur kalau Mbak Lala sudah punya suami, soalnya laki-laki sini suka caper kalau sama Mbak Lala termasuk suami saya. Ya sudah Mbak Lala saya pergi, mau ke warung sebentar. Mbak Lala mau nitip?'' tanya Bu Kasim kembali ramah.

Lala menjawab tidak atas tawaran yang Bu Kasim lontarkan. Selepas Bu Kasim pergi, Lala menatap Jason horor. Bagaimana bisa Jason menyebarkan rumor baru tentang dirinya yang sudah menikah. Sekarang Lala yakin pasti berita ini akan segera menyebar ke sekitar lingkungan.

'' Apa mau protes? Biarin saja ibu-ibu itu salah paham. Salah sendiri suka bergosip. Berbohong sedikit demi kebaikan tidak apa-apa kali,'' ucap Jason yang mengerti dengan ekspresi wajah Lala.

'' Tapi nanti kalau ketahuan bagaimana? Bisa-bisanya kamu bohong terus bawa-bawa aku lagi,'' ucap Lala tidak terima dengan pendapat Jason.

'' Enggak bakal ketahuan kalau kamu mau nikah beneran sama aku. Iya enggak?'' tanya Jason sembari mengedipkan mata.

'' Enggak,'' jawab Lala datar.

'' Sudahlah. Katanya mau pergi ke taman bermain. Buruan sana siap-siap. Aku tunggu disini terus kita berangkat bersama,''

'' Memang siapa yang mau mengajak kamu,''

'' Kita,'' bukan suara Jason yang menjawab melainkan triplet yang sudah rapi karena telah berganti baju.