CINTA BERKALANG KABUT
Bumi yang dipijak Aina rasanya runtuh saat ia diminta untuk mengenali siapa pria yang terbaring di ruangan mayat itu.
Kemeja merah hitam kotak-kotak, adalah hadiah Aina untuk Fatar setahun yang lalu saat Fatar berusia 26 tahun. Aina tak mungkin lupa karena semalam saat video call dengan Fatar, lelaki itu menggunakan kemeja ini.
"Tidak mungkin!" Aina menggeleng. Semalam Fatar baik-baik saja. Fatar baru setahun yang lalu mengambil sumpahnya sebagai seorang dokter. Ia baru saja bekerja di salah satu rumah sakit ternama di kota ini.
Fatar yang bulan depan akan menikahinya.
Tangan Aina bergetar menatap cincin pertunangannya dengan Fatar.
"Nona.....!" dokter perempuan itu menyentuh pundak Aina.
"Tidak.....!" Aina langsung memeluk tubuh kaku Fatar dengan beberapa memar di wajahnya. "Ini nggak mungkin kamu, sayang. Fatar, jangan lakukan ini. Buka matamu...!" Aina berteriak histeris.
Putri, sahabat Aina yang datang bersamanya saat ditelpon oleh polisi langsung memegang tangan Aina. "Ai, kuatkan dirimu."
"Bagaimana aku bisa kuat. Tadi malam Fatar baik-baik saja. Fatar orangnya sangat berhati-hati saat membawa kendaraan. Bagaimana ia bisa mengalami kecelakaan ini?"
"Mobilnya masuk jurang. Pengemudinya tak menggunakan sabuk pengaman sehingga ada benturan di dada dan kepalanya." kata dokter perempuan itu yang diketahui bernama Wati.
"Air bag mobilnya tak terbuka?" tanya Aina.
"Mobil itu adalah mobil klasik yang belum ada air bag nya." kata polisi yang bernama Arya.
"Mobil klasik? Mobil Fatar adalah mobil sport baru yang dihadiahkan orang tuanya saat Fatar menjadi dokter." Aina jadi heran.
"Anda, tunangannya korban kan? Setidaknya itu nama yang kami baca paling atas ditelpon korban sebelum kecelakaan."
"Iya." Aina bersandar di dinding. Putri memegangnya. Perempuan itu nampak pucat. "Lalu mobil siapa yang dikemudikan oleh Fatar?" hanya Aina sambil terus menangis.
"Mungkin itu mobil milik perempuan yang bersamanya saat kecelakaan." kata Arya lagi. Tangannya menunjuk ke tempat tidur yang ada di sebelah tempat tidur tempat Fatar di baringkan.
"Perempuan?" Aina menjadi semakin bingung.
"Ya. Perempuan itu duduk di samping tunangan anda. Dia juga meninggal karena mengalami benturan yang keras di perutnya sehingga ia mengalami keguguran dan akhirnya kehabisan darah karena mayat mereka baru ditemukan oleh petani yang melintas di jalan itu tadi subuh. Nona, apakah anda mengenali perempuan ini?" tanya Arya.
Aina menguatkan hatinya. Ia melangkah mendekati brangkar tempat mayat perempuan itu di baringkan. Wajahnya juga sangat pucat. Perempuan berambut hitam lurus. Wajahnya terlihat cantik. Seperti gadis dari negeri Korea.
"Kami tidak menemukan identitas apapun pada perempuan ini. Iya bahkan tak membawa ponsel."
Aina menggeleng. Ia sama sekali tak mengenalnya.
"Anakku.....!" perhatian Aina teralihkan dengan kedatangan keluarga Fatar.
Dessy, ibunya Fatar, datang sambil meraung-raung. Di belakang perempuan itu ada Vijai Chavan. Ayah Fatar memang keturunan India.
"Anakku....tidak.....!" Dessy memeluk tubuh putranya. Perempuan itu pun nampak hancur. Putra bungsunya, dan satu-satunya anak lelaki di rumah mereka.
Vijai Chavan pun memeluk tubuh putranya. Hati orang tua mana yang tak hancur saat tahu kalau anaknya harus meninggal dengan tragis seperti ini.
Setelah puas menangis, Dessy menguatkan hatinya. Ia menoleh ke samping dan nampak Aina ada di sana. Wanita paru baya itu langsung memeluk calon menantunya dan kembali histeris.
"Aina....Aina sayang, bagaimana Fatar bisa menikahi mu?"
Dessy memeluk Aina dengan erat membuat posisi tubuh Aina kini menghadap ke mayat perempuan itu. Aina sebenarnya tak peduli dengan mayat itu sampai matanya menatap anting-anting yang dikenakan perempuan itu. Anting-anting dengan gantungan dolphin. Persis seperti yang diberikan Fatar padanya saat mereka bertunangan.
Siapa perempuan itu? Tanya Aina sangat penasaran. Dan ia ingin mencari tahu kebenarannya.
*************
Aina membaringkan tubuhnya di atas makam Fatar yang masih basah. Ia tak peduli gaun hitamnya menjadi kotor karena hujan yang turun setelah proses pemakaman selesai.
"Nak, ayo bangun! Nanti kamu sakit." Diana, ibunya Aina memeluk putrinya. "Jangan seperti ini, nak. Istighfar. Kamu harus merelakan kepergian Fatar. Ini sudah kehendak Allah."
"Mengapa, Bu? Mengapa Allah begitu kejam memisahkan kami? Sebulan lagi kami menikah."
"Sabar anakku." Hati Diana juga hancur melihat putrinya yang nampak putus asa. "Jangan berkata Allah kejam. Itu dosa."
Dessy ikut berjongkok di samping Diana. Ia memegang pundak Aina. "Anakku, kamu harus belajar ikhlas, nak. Ibu juga hancur. Tapi mau bagaimana lagi? Sekeras apapun kita menangis dan merintih, Fatar tak akan pernah kembali lagi."
"Benar, sayang. Ayo kita pulang, sebentar lagi magrib."
Diana dan Dessy mengangkat tubuh Aina. Gadis itu langsung pingsan.
Di makam itu sudah sepi. Diana dan Dessy tak mungkin mengangkat tubuh Aina karena kedua wanita itu pun sedang lemah. Beberapa lelaki yang bersama mereka sudah menunggu di tempat parkir.
"Mari Bu, aku bantu." Seorang lelaki tiba-tiba saja muncul. Ia berpostur tubuh tinggi dan kekar. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengangkat tubuh Aina ke gendongannya dan melangkah tergesa karena hujan yang mulai turun.
"Aina kenapa ?" tanya Sahrul, papanya Aina.
"Aina pingsan, pa." ujar Diana dengan wajah khawatir.
Sahrul langsung membuka pintu mobil dan meminta agar Aina diletakan di jok belakang mobilnya.
"Kami akan membawa Aina ke rumah sakit." ujar Sahrul pada keluarga Fatar lalu segera masuk ke dalam mobilnya. Diana duduk di belakang sedangkan pemuda yang tadi mengangkat tubuh Aina, kini entah kemana.
**********
3 hari Aina di rawat di rumah sakit. Tubuhnya lemah karena Aina tak bisa makan. Sekuat apapun ia mencoba tegar, nyatanya Aina belum bisa melupakan kematian sang tunangan.
Hari ini Aina sudah diperbolehkan pulang. Mamanya dan papanya menjemput Aina bersama Putri sahabat karibnya.
Aina menangis lagi begitu ia minta diantarkan ke makam Fatar.
"Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu. Tapi jangan sakiti dirimu sendiri. Kamu harus belajar mengikhlaskan kepergian Fatar. Hanya dengan itu, maka kamu akan bisa menerima rasa kehilangan ini."
Aina memeluk Putri sahabatnya. Kedua orang tua Aina bersyukur karena persahabatan keduanya terjalin erat semenjak mereka sama-sama masuk SMP hingga kini. Putri mampu menenangkan Aina bahkan mengajaknya untuk pulang ke rumah.
Satu jam kemudian, Aina tertidur karena pengaruh obat yang diminumnya. Dalam tidurnya, ia memimpikan seorang perempuan cantik berambut hitam, bermata sipit dengan kulit putih pucat. Ia sangat cantik, menarik dan senyumnya begitu manis. Perempuan yang menggunakan anting-anting dengan gantungan dolphin.
Aina tersentak bangun. Ia membuka matanya dengan perasaan yang tiba-tiba saja menjadi gelisah. Dia ingat dengan sangat jelas wajah wanita itu. Tapi siapa? Mengapa wanita itu bisa bersama Fatar?
Perlahan Aina pun turun dari ranjangnya. Ia segera ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Setelah itu ia mengganti pakaiannya yang basah karena keringat. Aina duduk di depan meja riasnya. Menatap wajahnya yang pucat dengan mata panda yang membuat penampilannya menjadi berantakan.
Kenangan pertemuannya pertama kali dengan Fatar terbayang lagi. Waktu itu, Aina masih kelas 3 SMA. Ia menyeberang jalan dengan tergesa-gesa karena mendapatkan kabar kalau papanya tiba-tiba saja pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Bus yang ditumpanginya dari sekolah berhenti di seberang jalan.
Bunyi ban mobil yang diinjak secara mendadak menyadarkan Aini kalau dia sudah menyeberangi jalan tanpa melihat situasi kendaraan yang berlalu-lalang. Ia pun jatuh di depan sebuah mobil dengan ketakutan yang amat sangat.
Pengendara mobil itu turun dan segera mendekati Aina. "Nona, kamu baik-baik saja?" tanya pria itu.
Aina mengangkat wajahnya. Matanya langsung bertemu dengan mata hitam, berbulu mata tebal dan alis yang tebal pula.
"Aku....aku.....!"
Pria itu membantu Aina berdiri. "Maaf kalau aku melukaimu."
"A...aku yang salah karena menyeberang jalan tanpa memperhatikan sekeliling. Maafkan aku ya, kak." Aina membungkuk hormat dan segera berlari menuju ke rumah sakit.
Perkenalan yang singkat namun sangat berkesan bagi Fatar. Karena hanya selang 2 jam, Fatar mencari Aina di dalam rumah sakit. Menurutnya, ia mencari Aina karena ponsel gadis itu jatuh saat Aina terjatuh tadi.
"Ini ponselmu." kata Fatar. "Aku Fatar."
Aina menerima ponselnya dari tangan Fatar, memindahkannya ke tangan kirinya, lalu menjabat tangan Fatar yang terulur. "Aku Aina. Aina Jasmin Kurniawan."
"Fatar Krisna Chavan." Fatar menyebut nama lengkapnya juga.
Tatapan keduanya bertemu. Aina merasakan jantungnya berdetak sangat kencang.
"Boleh aku tahu nomor teleponmu?" tanya Fatar.
"Untuk apa?"
"Agar aku tahu bagaimana menghubungimu jika aku rindu."
*************
Tolong bilang ini hanya mimpi
Ku merindukanmu setengah mati
Tuhan Kau tau aku menyayanginya
Tapi ternyata Kau lebih sayang dia
Datanglah sebentar hari ini
Walaupun sekedar lewat mimpi
Aku ingin pulang
Ku ingin mengadu
Secepat itu kau pergi tinggalkan diriku
Bagaimana
Jika ku merindukan dirimu
Jika ku butuh hangat pelukmu
Tak bisa kau kembali padaku
Bagaimana
Cara ku hidup tanpa dirimu
Kuatkah ku lanjutkan hidupku
Tanpamu
Tuhan jaga dia untukku
tenanglah kau di sana, tidurlah yang nyenyak
ku lanjutkan mimpimu
semoga kau di sana melihatku bangg
Lagu milik Ghea Indrawari mengiringi langkah Aina yang kembali datang ke makam Fatar. Sore ini dia datang sendiri. Membawakan bunga anyelir warna merah. Bunga yang pertama diberikan Fatar padanya saat datang ke rumahnya.
"Bagaimana caraku mengatasi rindu ini, sayang? Hanya kamu obat atas rasa rindu yang aku alami. Fatar...., kok kamu tega meninggalkan aku sendiri." Aina memeluk papan yang bertuliskan nama Fatar. Sampai akhirnya perempuan itu menyadari, ada makam baru di samping makam Fatar. Sepertinya ada yang baru dikebumikan tadi pagi. Karena kemarin saat Aina datang ke sini, makam itu belum ada.
Aina melihat ada seorang lelaki yang datang. Ia meletakan bunga di atas makam itu. Aina seperti pernah mengenalnya. Tapi di mana?
**********
Hai, selamat datang di novel emak yang baru.
Semoga suka ya....
tolong dibagikan ke teman-teman kamu ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Eka ELissa
ai.....knp kmu GK mrh...pnsrn dong siapa gadis hmil yg ikutan metong dgn dia ai......apa slma ini kmu di hianati.... entah hy emak yg tau
2024-12-10
2
Selvy Nuraini
kaaaannnn jadi penasaran siapa perempuan itu dan siapa laki2 yang ada di makam perempuan itu
2024-11-29
1
nonik
apakh yg menggendong aina bbrpa hari yg lalu ta??
2024-11-29
2