Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.
Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.
Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.
Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.
Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.
Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-
Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Keributan tak ter elakkan, sementara Fira masih belum mempercayai apa yang tersaji di hadapannya, 'Alexander brengsek, apalagi yang kamu sembunyikan dariku, kenapa tak mengatakan padaku bahwa kamu memiliki dua orang putra, dan sekarang mereka ribut, sementara aku tak bisa berbuat apa apa?'
Hampir saja kedua anak berwajah sama itu berkelahi, jika saja Fira tak segera tersadar dari rasa terkejutnya.
"Stoooop !!!"
Fira berteriak keras menghentikan perdebatan kedua remaja tanggung tersebut.
"Apa yang kalian perdebatkan?" Tanya Fira kemudian.
"Tadi saya datang duluan Mrs," jawab Kevin.
"Bohong, saya yang datang duluan," balas Andre tak terima.
"Dan diantara kalian tidak ada yang mau mengalah?" tanya Fira.
"No !!! "
"Tidak !!! "
Ucap Kevin dan Andre bersamaan, tentu saja itu membuat Fira dan beberapa guru yang berada di sana mengurut kening mereka, pasalnya ini baru hari pertama, dan hanya perkara siapa yang datang lebih dulu, ini kasus sepeleh, masa iya mereka harus dijatuhi sangsi.
"Baiklah, Kev ... apa kamu benar benar menyukai sup ini?" Tanya Fira dengan nada lembut dan datar.
"No, aku bukan Kev," sergah Andre.
Lagi lagi Fira salah mengenali mereka.
"Ups, maaf Mrs. Fira salah lagi." Fira buru buru meminta maaf, karena berhadapan dengan anak anak yang sedang emosi, tak bisa dengan nada tinggi, harus setenang mungkin. "Apa namamu Andre?" tanya nya lagi.
"Yes, I'm."
"Okay, kemarikan mangkuk mu," pinta Fira. "Kevin ... "
Tanpa perlu mengulang kalimatnya, Kevin memberikan mangkuk nya kepada Fira.
Dan Fira pun menerimanya dengan senyuman tulus penuh kasih, putra dari kawan nya ini tumbuh tanpa seorang ibu, tapi lihatlah, Alex berhasil menjadi ayah tunggal yang berhasil untuk Kevin.
Dan susana di sekitar mereka kembali kondusif, hanya Belinda dan beberapa sahabat Kevin yang berada di sana, menyaksikan Fira mendamaikan dua remaja berwajah serupa tersebut.
Fira mulai menuangkan sup kedalam mangkuk milik Kevin dan Andre, "apakah ini cukup?" tanya Fira.
"Tambahkan lagi daging dan kuahnya"
"Tambahkan lagi daging dan kuahnya"
Ucap keduanya bersamaan, yang lagi lagi membuat orang orang di sekitarnya, heran sekaligus geli, mereka bertengkar berebut antrian mengambil sup, rupanya memiliki selera yang sama.
"Baiklah, extra kuah dan daging untuk kalian." ucap Fira di tengah tawa nya.
"Silahkan, selamat menikmati,"
Fira menyodorkan mangkuk keduanya, "untuk kali ini, kalian masih di maafkan, karena ini masih hari pertama, mulai besok aturan akan berjalan normal, jadi jika ada yang bertengkar, akan mendapatkan sangsi, termasuk tidak mengikuti acara kunjungan ke luar, kalian faham," Fira menjelaskan.
Kevin dan Andre pun mengangguk bersamaan, kemudian keduanya berjalan menuju meja masing masing, tanpa Fira sadari, keduanya masih saling pandang dengan sorot mata penuh kebencian.
Fira membuang nafas perlahan, kemudian ia menoleh pada Miss Linda, tim Dokumentasi, "apa kamu sudah mendokumentasikannya?"
Linda mengangguk.
Sesampainya di meja, Andre sungguh tak dapat menyembunyikan rasa kesalnya, dia menghabiskan sup nya dalam diam.
Belinda yang sejak tadi berada di dekatnya, hanya diam dan mengawasi perubahan wajah Andre.
"Kamu baik baik saja?"
"iya." jawab Andre singkat.
"wah, apa kamu melihatnya tadi, Kevin ... dia benar benar serupa denganmu,"
"Berhentilah membicarakan dia, aku benar benar kesal padanya."
"Tapi aku sungguh sungguh, siang tadi aku pun terkecoh dengannya, aku kira itu kau."
Belinda menambahkan, "apa kamu yakin tak memiliki saudara kembar? kalian benar benar serupa, hanya tatanan rambut yang membedakan penampilan kalian, sisanya wow amazing ... tak ada yang berbeda, tinggi badan, wajah, warna mata, cara kalian saling menatap, bahkan ekspresi kalian ketika meminta extra daging dan kuah, benar benar serupa." Walaupun Andre tak suka, namun ia mendengarkan perkataan Belinda dengan seksama.
'Benarkah aku semirip itu dengannya? tapi mommy tak pernah memberitahu, jika aku memiliki saudara kembar,' pikir Andre.
Rupanya kegelisahan yang sama pun mulai menggelayuti pikiran Kevin, 'apa aku sebenarnya memiliki saudara? atau papi memiliki anak lain, wajahnya sungguh mirip denganku, kenapa kakak Ima dan Om Dimas juga tak pernah bercerita'.
'Harus kah aku mencari tahunya sendiri, tapi oh my god, melihatnya saja membuatku kesal setengah mati', pikir keduanya.
Mrs, Emily menghampiri Andre yang masih terdiam di depan mangkuknya, "Hei Andre, mommy mu menelepon,"
"Really? Thank you Mrs. Emily." Ucap Andre ketika menerima ponsel dari Mrs. Emily.
Andre pun menerima ponsel milik Mrs. Emily.
ia sedikit menjauh dari Belinda.
"Hai Moms,"
"Oh... Hai sweet boy, bagaimana harimu, apa hari ini menyenangkan?"
"Yah, sangat menyenangkan, akhirnya aku bisa mengunjungi tanah kelahiran ku."
"Tapi kenapa wajahmu, agak muram, mau cerita sesuatu ke mommy?"
"Yah, ada sedikit masalah yang membuatku kesal, tapi nanti saja, aku akan cerita ketika kembali."
"Baiklah, mommy tak sabar menanti mu kembali nak."
"Really miss you mom."
"Mommy miss you to, my dear."
...✨✨✨...
Pagi datang menyapa, diantara sejuknya udara pagi Andre yang sudah terbangun dari pada teman sekamarnya, memilih berkeliling asrama yang ia tinggali untuk sementara waktu, selama acara ini berlangsung, Dia hanya memakai hoodie yang menutup kepala serta badannya, dan celana santai selutut, karena ternyata udara di jakarta tak jauh beda dengan singapura.
Ternyata international junior high school tak berdiri sendiri tepat di gedung sebelah ada senior high school, berhubung saat ini sedang musim libur sekolah, jadilah tak nampak satupun siswa senior, Andre iseng berjalan menyusuri tiap ruang di Senior High School.
Beberapa tukang kebun, nampak membersihkan halaman dan merapikan tanaman, ketika Andre melewati koridor perpustakaan, tanpa sengaja ia memasuki ruangan arsip sekolah, ruangan arsip didesain seperti aula yang membuat para siswa bebas berlalu lalang disana, bahkan ada meja dan kursi serta suasana yang nyaman untuk belajar di luar kelas.
pandangannya tertuju pada sebuah gambar yang tak asing baginya, gambar seorang gadis muda memakai kostum Taekwondo, Andre menatap, tulisan di bawah gambar, Stella Marisa William peraih medali emas di ajang pekan olahraga nasional antar sekolah.
Dalam hati Andre terbersit sejuta kekaguman pada sang mommy, "Ternyata mommy ku luar biasa." Andre tersenyum bangga, kemudian dia mengeluarkan ponselnya, dan membidik gambar Stella ketika masih remaja.
Tak lama ponselnya berdering, membuat Andre urung melanjutkan niatnya untuk kembali berkeliling, dia memilih kembali ke asrama.
Tanpa Andre sadari, sejak tadi ada seseorang yang mengikutinya, seseorang yang kini terpaku di depan Gambar Stella, "Mungkinkah kamu ibu mereka? bagaimana bisa? bukankah dulu kamu kekasih Alan? kenapa kamu justru menikah dengan Alexander? bahkan Alan bercita cita menjadi dokter karena dirimu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Readers terlope, othor ucapkan terimakasih untuk kesedian readers membaca halu nya othor yang entah udah sampe mana.
.
Beberapa bab kedepan masih mengikuti si kembar, karena mommy Stella sibuk di rumah sakit, menangani om om mafia, dan daddy Alex lagi ada urusan di Swiss.
.
Dan please, like, komen, and vote nya, biar other tetap semangat menghalu.
❤️❤️❤️🤓🤓🤓