NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Aku - Kamu 𝜚˚⋆

"Sate ayam ini jadi saksi kalau kita udah jadian sekarang." Haikal berucap dengan menatap kedua bola mata bulat Ella dalam, hal yang mampu menghipnotis gadis itu malam ini juga.

Ella terdiam cukup lama hingga kedua matanya mengerjap pelan, "kak Haikal suka sate ayam?" tanyanya penasaran, pasalnya Haikal selalu mengajaknya makan sate ayam pinggir jalan.

Ralat, bukan selalu tapi ini sudah kedua kalinya dia dinner sate ayam bersama Haikal. Hal itu mampu membuat Ella menyimpulkan bahwa lelaki tampan, manis dan humoris di depannya ini menyukai sate ayam.

Haikal menatap Ella sekilas sebelum menunduk untuk melahap satu potong lontong sate ayam miliknya, kepalanya mengangguk pelan dengan mulut yang sibuk mengunyah lontong dalam mulutnya. "iya, kenapa lo nggak suka ya?"

Ella menggeleng cepat, "suka kok Ella suka, apalagi kalo makan nya sama kak Haikal." Gadis berbalut jaket kulit milik Haikal yang terlihat kebesaran di badan mungilnya itu menyengir lebar.

Haikal terkekeh pelan, dia mengelus pucuk kepala gadis itu lembut, badannya sedikit dia condongkan agar dapat menatap wajah cantik itu lebih dekat. "kalau suka di makan, jangan liatin gue mulu."

Ella meringis pelan, jadi sedari tadi Haikal sadar bahwa dia selalu menatapnya. Ck, Ella jadi sedikit malu sekarang. Salahkan saja Haikal yang terlihat begitu tampan dengan kaos oblong hitam yang membalut badan tegapnya, sebab jaket kulit yang lelaki itu gunakan tadi dia berikan padanya, katanya sih agar Ella tidak kedinginan. Bagaimana mungkin Ella tidak jatuh cinta jika Haikal semanis ini padanya.

Memang, tadi setelah pulang sekolah Ella tidak langsung meminta Haikal untuk mengantarnya pulang. Dia justru meminta untuk mencari makan terlebih dahulu sebab lapar. Jelas saja semua itu hanya alibinya saja, sebenarnya Ella hanya ingin sedikit lebih lama bersama Haikal. Dia hanya ingin merasakan kebahagiaan tanpa mengingat bagaimana sakitnya siksaan kedua orang tuanya.

Ella menatap Haikal yang tengah menikmati sate ayamnya itu sebentar, kemudian dia beralih menatap sate ayam tanpa saus kacang miliknya memasukkan satu potong lontong dan satu tusuk sate ayam itu hingga sisa setengah. Ella mengunyah makanan itu dengan pandangan yang kembali ke arah Haikal, seakan dia tidak pernah merasa bosan sedikitpun.

"Masak nembak nya kak Haikal cuma gitu aja, nggak romantis banget." Ella berucap dengan mulut yang masih penuh lontong serta sate miliknya.

Haikal yang mendengar itu seketika mendongak, "telen dulu."

Ella dengan cepat menelan sisa makanan yang ada di mulutnya meskipun masih belum terlalu lembut sebab dia hanya mengunyahnya sebentar.

"Pelan-pelan." Haikal menyodorkan satu gelas air putih padahal Ella tidak memintanya.

Namun tak ayal, gadis itu menerima satu gelas air putih dari tangan Haikal, meneguk air itu sedikit. "kak Haikal nggak mau nembak Ella lebih romantis lagi?"

Haikal meletakkan sendoknya pelan, dia melipat kedua tangannya di atas meja menatap Ella lembut. "mau di tembak kayak gimana? di lapangan sekolah, di depan banyak orang? jujur aja gue nggak tau caranya nembak cewek yang romantis itu kayak gimana, karena cuma lo cewek pertama yang deket sama gue, sorry."

Ella menatap dalam mata Haikal yang begitu teduh, mata itu memancarkan akan perasaan bersalah yang begitu besar, Ella juga dapat melihat kejujuran di sana. "emm nggak kak nggak gitu maksud Ella, Ella juga nggak tau nembak yang romantis itu kayak gimana. Tapi Ella seneng kok saat kak Haikal bilang ke semua orang kalau Ella itu milik kak Haikal, jadi itu udah lebih dari kata romantis buat Ella."

Haikal tersenyum tipis, "gue emang nggak bisa romantis kayak cowok di luaran sana, tapi gue bakal jadi raja yang selalu melindungi ratu kecilnya."

Ella diam dia hanya mampu mengangguk kan kepalanya pelan, hingga dia sedikit tersentak saat tiba-tiba Haikal bertanya padanya.

"Gue mau pegang tangan lo, boleh?"

Ella sedikit menegang, bagaimana bisa meminta izin terlebih dahulu, Ella kan jadi malu untuk mengiyakan. Lama terdiam, kepala itu mengangguk pelan dengan kedua pipi yang memerah.

Haikal tersenyum tipis, meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri Ella menggenggam tangan itu lembut. "mulai sekarang cerita semua masalah lo ke gue, jangan di pendem sendiri biar nggak sakit."

Ella menunduk menatap tangannya yang digenggam hangat tangan Haikal, kemudian dia kembali mendongak menatap mata Haikal yang menatapnya dalam, seakan terhipnotis dengan tatapan menenangkan itu kepala Ella mengangguk samar.

Haikal terkekeh pelan menatap wajah polos gadis di depannya, tangan yang semula menggenggam tangan Ella itu beralih mencubit itu gadis itu gemes. "habisin sate ayamnya, habis ini aku anter kamu pulang."

Ella mengerjap, "aku - kamu?" gumamnya pelan, tapi sayangnya Haikal dapat mendengar itu dengan jelas.

Haikal meneguk air miliknya hingga tandas, kemudian meletakkan gelas yang sudah kosong itu di samping piring kotor nya. "iya lo gue terlalu kasar, mulai sekarang aku bakal belajar pake aku-kamu kalo lagi sama kamu."

***

Kaki jenjang beralaskan sepatu kanvas berwarna hitam itu melangkah sedikit tergesa-gesa menuju lokernya berada, menyambar apron berwarna hitam, melepas jaket kulitnya kemudian dia lipat asal dan dia masukkan kedalam lokernya. Setelah menutup loker itu kembali, kedua tangan Haikal sibuk mengikat tali apron di pinggang nya.

Dia memang sedikit telat malam ini sebab tadi di perjalanan Haikal sempat menolong seekor kucing yang berada di tengah-tengah ramainya jalan raya. Kucing itu terlihat kesusahan hendak berjalan menepi, Haikal akhirnya menepikan motornya sebentar, membantu kucing itu agar berada di tepi jalan.

Setelah selesai memakai apron nya Haikal berjalan dengan langkah lebar menuju bar cafe itu berada. Tugasnya yang duku hanya sebagai barista yang mengantar pesanan dari meja satu ke meja lainnya kini sudah berubah menjadi barista utama, menyiapkan beberapa pesanan yang sudah di siapan oleh chef handal di cafe milik Cakra.

Haikal sibuk berkutat dengan pekerjaannya sesekali dia melirik meja di mana teman-temannya berada, seperti biasa anggota Peaceable tengah merusuh di cafe milik Cakra. Untung saja cafe ini milik salah satu inti Peaceable, jika tidak pasti mereka akan diusir dari tempat ini.

Terlihat Erik dan Bimo yang sedari tadi berusaha membujuk Cakra, entah apa yang akan mereka berdua lakukan. Nando, Rey yang saling tonyor menonyor satu sama lain dan sesekali terdengar mengumpat sebab game nya yang di kalahkan. Eza yang sedari tadi merekam kegiatan Nando dan Rey dengan sesekali cekikikan geli. Sarga yang tengah memangku laptop, sepertinya dia tengah mengerjakan proposal osis nya. Sementara Arkan, ketua Peaceable itu hanya sibuk dengan ponselnya sesekali dia menyesap vapor nya dan menghembuskan nya secara perlahan membuat area meja itu di penuhi asap.

Setelah cukup lama Haikal menuntaskan pekerjaan nya, di rada belum ada pesanan baru lagi yang masuk, Haikal melangkah hendak berkumpul bersama teman-temannya sebentar. Sebelum benar-benar pergi Haikal menepuk pundak teman kerjanya itu sebentar, "bang, gue kumpul sama temen-temen gue bentar ya."

Lelaki dengan rambut sedikit panjang yang di ikat menjadi satu itu menoleh mengangguk pelan, "iya kal, santay aja belum ada pesanan baru lagi."

Haikal tersenyum tipis kemudian dia berjalan melangkah menuju di mana teman-temannya berada, mendudukkan dirinya tepat di samping Cakra, sebelum itu dia lebih dulu menyuruh Bimo berdiri dengan menarik kerah jaket kulit lelaki itu.

Bimo berdecak pelan, "yaelah bang banyak tempat juga." Bimo menggerutu menggerutu sebal, meskipun begitu dia tetap berdiri dari duduknya berpindah mengambil satu kursi kosong yang ada di sebelah meja mereka, menarik kursi itu dan menaruhnya di samping Erik berada.

Haikal mencomot satu dimsum milik Cakra, melahap dimsum itu tanpa izin terlebih dahulu dari pemiliknya.

"Bang, pliss adopsi gue ya. Gue juga pengen kalik jadi orang kaya kayak lo, pasti keren. Cewek-cewek bakal lengket sama gue nanti." Erik kembali merengek pada Cakra menarik-narik pelan kaos oblong mahal milik Cakra.

Cakra lagi-lagi menyentak tangan itu dari ujung kaosnya, "kaos gue bisa kusut lo tarik-tarik mulu njing."

Haikal meletakkan gelas es teh manis milik Cakra itu kembali di atas meja, "lo berdua ngapain sih dari tadi ngerecokin Cakra mulu."

Bimo menatap Haikal memelas, "kota minta bang Cakra buat ngadopsi kita berdua bang, biar kita bisa se-keren bang Cakra nanti."

Erik mengangguk semangat, "iya bang, kita siap lahir batin jadi beban nya bang Cakra."

"Stress, dari pada lo berdua dadi bebannya Cakra mendingan juga gue, iya nggak cak." Haikal merangkul pundak Cakra berusaha membujuk.

Cakra menyentak tangan Haikal dari pundaknya kasar, "gue nggak lagi butuh beban tukang rusuh kayak lo semua."

Haikal hendak melayangkan ucapannya, namun terurungkan sebab Rey yang menendang pelan kakinya di bawah meja. "traktiran lo mana nyet, punya cewek baru nggak ada traktiran nya sama sekali."

Haikal terkekeh pelan melihat Rey yang sudah nyolot meminta traktiran, "gampang, lo semua pesen aja sepuasnya, gratis. " kaki kanannya dia naikkan di atas kaki kirinya dengan punggung yang menyandar di sandaran kursi, tak lupa kedua tangan yang terlipat di depan dada terlihat begitu songong.

"Iya-iyalah gratis, tiap hari juga gitu nyet." Nando melempar yupi tepat mengenai wajah Haikal.

Sementara Haikal hanya menyengir, kemudian dia beralih menatap Erik dan Bimo bergantian. "lo berdua sekelas sama Ella kan? bilang sama gue kalo ada yang berani gangguin cewek gue."

1
adara
lanjut kak semangat
adara
butuh Haikal di dunia nyata😔
adara
kmu harus bisa berhenti merokok haikal
adara
cie Haikal yg udh terang"an ngakuin Ella pacar🤭
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
yeyy... selamat Ella akhirnya semua perjuangan kmu membuahkan hasil🥰🥰
adara
Masya Allah Haikal kmu baik banget
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!