Bukan Penjual Boneka Biasa

Seumpama ini adalah sebuah film, adegan ini sudah ada backshound yang menyeramkan.

Mata vina terbelalak dan vina menelan ludahnya secara ngeri melihat arwah baron di bawah pohon nangka. Arwah baron sangat berbeda dari arwah yang di temui sugi tadi siang.

Arwah baron terlihat sangat menyeramkan, tubuhnya di penuhi darah dan luka sayatan di kulit. kulit wajahnya mengelupas dan sudah di penuhi belatung. tangan kanan baron memegang arit, sementara tangan kirinya putus sampai siku entah pergi kemana tangan kirinya.

Walaupun vina yang notabenya sering melihat makhluk halus, vina tetap saja merasa takut apa lagi vina sendirian di kamar ini.

Saat vina memandangi arwah baron, tiba tiba terdengar ketukan di bawah jendela.

Tok! Tok! Tok!

Bunyi ketukan langsung terdengar sangat jelas. Vina melompat mundur karena kaget, kemudian melihat ke arah bawah.

Vina menutup mulutnya ketika melihat tangan yang di penuhi bercak darah, dengan kuku kuku panjang dan hitam, mengetuk ngetuk kaca kamarnya.

Vina kemudian mendongak mencoba melihat ke arah arwah baron yang berdiri di pohon nangka. Jantung vina hampir saja melompat dari tempatnya, ketika melihat arwah baron berdiri di depan vina sambil menyeringai, menampilkan gigi gigi kuningnya.

Karena vina sudah tidak kuat dengan pemandangan seram di depanya, vina berteriak sangat keras.

"AKKKKKHHHHHH....!!!" Teriak vina dan langsung berlari keluar kamar.

***

Teriakan vina sangat keras, hingga sugi yang sedang tidur terbangun. Sambil mengelap air liurnya, sugi celingak celinguk mencoba mencari sumber teriakan.

"Apa tadi mimpi yah..?" Batin sugi.

Sugi melirik ke arah meja. Sugi baru ingat dari tadi siang, sugi belum mengembalikan charger vina.

Dengan cepat sugi mengambil charger vina dan berjalan keluar. Sugi melirik ke arah kanan. Terlihat vina yang sedang berlari ketakutan.

"Mbak vina..!!!" Teriak sugi. Tetapi vina sama sekali tidak menghiraukan teriakan sugi, vina sudah terlanjur ketakutan.

Sugi ingin berlari mengejar vina, tetapi sugi heran kenapa di cottage ini sangat sepi.

"Kenapa sepi sekali! Ah... mungkin orang orang lagi pada di luar, ngelihat pemandangan curug.."

Sugi berjalan pelan ke arah luar cottage mencoba melihat keadaan di luar.

Siapa sangka arwah baron yang tadinya ingin mengejar vina, melihat sugi yang berjalan ke arah luar cottage dengan tangan kanan memegang charger.

Tentu saja sebagai arwah penasaran yang profesional, arwah baron langsung langsung melayang setinggi setengah meter di belakang sugi, untuk memamerkan hawa keberadaanya dan menakutinya.

Arwah Baron juga sudah tidak memperdulikan sugi, toh dia sudah memperingatkan sugi untuk pergi dari cottage jadi baron tidak merasa bersalah, jika menakut nakuti sugi.

Arwah baron hampir dekat dengan sugi, arwah baron kemudian mengakat tangan kanannya yang memegang arit, seolah hendak membacok sugi.

Detik berikutnya arwah baron tertegun tatapanya melotot, ketika dia hampri dekat dengan sugi, sebuah ilusi ratusan tidak ribuan pasang mata terlihat di sekitar sugi.

Arwah baron langsung tercengang setengah mati, ketika melihat ribuan pasang bola mata itu.

Sugi yang merasakan hawa kehadiran seseorang di belakang, memelankan langkahnya.

Karena sugi yang tiba tiba memelankan langkahnya, otomatis tubuh arwah baron menabrak punggung sugi.

Sugi tercengang, ketika mendapati sesuatu yang menubruknya.

"Siapa ini.." batin sugi.

Dalam momen yang singkat ini, arwah baron baru menyadari siapa sosok yang telah ia takuti!

Sebuah sosok mengerikan yang seharusnya tidak dia ganggu sedikitpun.

"Mati aku mati!" Batin arwah baron, ketika melihat sugi hendak menoleh ke belakang.

"Aku harus menyelamatkan diri!" Arwah baron menoleh ke arah samping, kebetulan sekali di situ ada gudang yang pintunya masih terbuka sedikit. Tanpa basa basi lagi arwah baron langsung melesat masuk ke dalam gudang itu dan menutup pintu.

Tepat ketika sugi menoleh, arwah baron sudah masuk dan menutup pintu gudang.

Brak!

Sugi termenung bingung sebelum ini dia yakin ada yang menabraknya. Namun mengapa saat ini tidak ada seorang pun di tempat ini. Arah mata sugi langsung mengarah ke arah samping, di mana pintu gudang baru saja tertutup.

"Hmmm! Apa orang itu masuk ke gudang!" Tanya sugi dengan sangat penasaran.

Arwah baron takut bukan kepalang, ketika mendapati langkah kaki orang dengan ribuan khodam mengerikan itu mendekat.

"Apa yang harus aku lakukan! Astaga aku harus menyelamatkan diri!" Gumam arwah baron dengan nada panik. Karena panik arwah baron ingin menggigit jari jari tangan kirinya tetapi arwah baron baru ingat! Jika tangan kirinya putus! Arwah baron akan menggigit jari jari tangan kananya tetapi tangan kanannya memegang arit.

Tiba tiba arwah baron melihat sebuah kain yang ada di pojok gudang. Dengan cepat arwah baron menaruh aritnya di sembarangan tempat, dan menarik kain itu menutupi dirinya.

Tepat ketika arwah baron menutupi seluruh tubuhnya, sugi langsung membuka pintu dan masuk begitu saja.

"Hmm, gudangnya kosong..?" Tanya sugi dengan bingung, ketika mendapati gudang ini tidak ada orang di dalamnya. Bahkan gudang dalam keadaan gelap.

"Aneh... jelas jelas tadi ada yang menutup pintu!" Ucap sugi. Sugi kemudian mencoba berkeliling. Mencoba melihat beberapa tumpukan kardus di gudang itu.

Ketika sugi berkeliling arwah baron sangat ketakutan, ia berharap sugi tidak mendatangi tempat persembunyiaanya.

Siapa sangka setelah beberapa saat berkeliling, sugi berdiri tepat di depan samping kanan arwah baron yang sedang duduk meringkuk di pojok gudang, dengan tubuh yang tertutupi kain putih.

Arwah baron benar benar ketakutan, jika saja ia bukan arwah, mungkin saat ini ia mengompol karena ketakutan.

Sugi hendak melangkah keluar. Secara tidak sengaja, sugi menginjak jempol kaki arwah baron yang tidak tertutupi oleh kain putih.

Kratak!

Bunyi tulang tulang yang patah langsung terdengar sangat renyak. Arwah baron langsung meringis kesakitan, dengan tangan kanan yang menutup mulutnya, agar tidak bersuara.

Sugi menoleh ke arah kakinya untuk melihat apa yang dia injak.

Sugi melihat kuku coklat kehitam hitaman milik jempol baron. Karena kondisi gudang ini yang sangat gelap dan warna kuku itu hitam, sugi melihat kuku jempol itu seperti melihat kecoak.

"Ah.. ini pasti kecoak yang membuat vina ketakutan!" Ucap sugi dengan ekspreksi cerah.

Arwah baron hanya diam, ketika dirinya di anggap kecoak oleh manusia mengerikan yang ada di depanya ini.

Sugi kemudian menginjak jempol kuku arwah baron, dengan tekanan yang cukup kuat agar kecoa ini gepeng.

Kepala arwah baron langsung mendongak, dengan mulut menganga tanpa suara, menahan rasa sakit yang di deritanya.

Suara kriukan segera terdengar sangat renyah. Sugi tersenyum ketika mendengar suara ini. Sugi berfikir walaupun ia lupa mengembalikan charger vina, setidaknya sugi sudah menginjak kecoak yang menbuat vina takut.

Sugi kemudian mengakat kakinya dan langsung pergi dari gudang ini, dengan sangat entengnya.