Hati Yang Kau Sakiti

"Wajah kamu makin cerah dan kelihatan sehat sekali Arini?." Kata bu Ami.

"Alhamdulillah. Ini semua berkat ibu. Makasih ya bu." Sahut Arini.

"Kamu gak perlu berterima kasih. Emang dasarnya aja kamu udah cantik dan gen kulit kamu juga bagus. Di rawat sedikit langsung kinclong kan."

"Ibu bisa aja." Balas Arini. Lalu dia pulang dari rumah bu Ami, karena pekerjaannya sudah selesai.

Saat sampai di jalan dekat rumahnya, Arini melihat Razka sedang berbicara pada seseorang. Seseorang yang sangat dia kenal. Dia yang tak lain adalah Alfian, mantan suaminya, ayah kandung Razka.

Ini pertama kalinya, Alfian dan Razka bertemu setelah perceraian mereka. Dan kenapa Alfian mau berbicara pada Razka, padahal selama ini dia seolah tak peduli pada anaknya itu.

Arini tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dia ingin membawa Razka, tapi dia tak mau bertemu apalagi berkomunikasi dengan mantan suaminya itu. Bahkan melihat wajahnya pun Arini tidak mau, sampai akhirnya Arini ingat kata-kata bu Ami.

Arini berusaha menyingkirkan semua kenangan buruk tentang Alfian. Dia harus bersikap biasa saja.

Tapi enggak. Aku tetep nggak mau nyamperin dia. Bisa-bisa dia mikir yang enggak-enggak. Mending aku tunggu disini, sampai dia pergi. Batin Arini.

Arini diam ditempatnya, memperhatikan interaksi Razka dan Alfian. Dia melihat Alfian merogoh saku celana dan memberikan uang lembaran pada Razka, entah berapa uang yang Alfian berikan pada Razka, karena Razka menolaknya, dan dia malah menangis.

Alfian kembali merogoh saku celananya, mengambil lembaran uang dan memberikan lagi pada Razka, tapi Razka tidak mau, tangisnya malah semakin kencang.

Tak tahan melihat anaknya menangis, Arini melangkah cepat menghampirinya, dia tak peduli walau Alfian masih disana.

"Razka!! Kenapa nangis nak?." Tanya Arini sembari menggendong Razka, tanpa menoleh atau menyapa mantan suaminya, yang tampak terkejut dengan kedatangan Arini.

"Aku mau sepeda." Jawab Razka sambil menangis.

"Sepeda?." Gumam Arini.

"Tadi Razka bilang padaku, katanya dia ingin beli sepeda." Timpal Alfian yang tak dihiraukan oleh Arini.

"Aku bilang padanya nanti aku akan membelikannya, tapi dia mau sepedanya sekarang, makanya dia nangis." Imbuh Alfian menjelaskan.

"Tidak perlu." Balas Arini acuh, seraya meninggalkan Alfian. Dia berjalan cepat menuju rumahnya, meninggalkan Alfian yang masih terdiam di tempatnya. Entah kenapa Alfian merasa tak nyaman dengan sikap Arini barusan.

Flashback*

Sore itu Alfian baru saja dari rumah bu Ratih, dan dia tak menyangka akan bertemu Razka di jalan. Alfian yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya itu pun segera turun. Wajah Razka tampak murung saat itu.

"Razka!! Panggilnya seraya menghampirinya. Dia ingin memeluk anaknya itu, tapi Razka menolak dan malah menjauhinya. Hati Alfian mencelos, saat Razka menolaknya, tapi Alfian mengerti dan memaklumi sikap anaknya itu, karena mungkin mereka sudah lama tidak bertemu.

"Razka!! Ini ayah. Razka gak mau ketemu sama Ayah." Kata Alfian seraya terus mendekati Razka dan membujuknya. Dia memberi Razka selembar uang berwarna merah.

Razka diam sambil menatap uang berwarna merah itu dan wajah Alfian bergantian.

"Ini. Buat Razka!! Ambilah." Kata Alfian lagi seraya memberikan uang pada Razka, tapi dia menolak.

"Gak mau. Aku mau sepeda." Kata Razka.

"Sepeda?. Jadi Razka mau sepeda?." Tanya Alfian.

"Iya nanti kita beli sepeda ya." Balas Alfian.

"Gak mau nanti. Aku mau sekarang." Kata Razka lalu dia menangis.

Alfian berusaha membujuk Razka, dengan menawari Razka uang lagi, tapi Razka tetap menolak dan terus menangis, membuat Alfian sedikit panik. Dan saat itulah Arini menghampiri mereka membuat Alfian cukup terkejut.

Flashback off.

Alfian lalu pergi dari sana mengendarai motornya. Sepanjang jalan, dia memikirkan Razka dan sikap Arini yang jujur saja membuatnya tidak enak hati. Anaknya sendiri seolah tidak mengenalnya, dan Arini begitu acuh dan tidak mau melihat atau menoleh ke arahnya. Bahkan nada bicaranya begitu ketus dan seperlunya.

Apa Alfian tidak menyadari semua itu karena ulahnya sendiri. Apa dia tidak menyadari apa yang sudah dia lakukan sangat menyakiti hati Arini. Apa dia tidak sadar, selama ini dia sudah mengacuhkan anaknya?.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

.

.

.Bersambung🌿🌿🌿