Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyatu
AARGH!"
"Aaaa ya ampun, saya nggak sengaja. Maaf.. maaf.. " Aira rusuh meminta maaf sambil memeriksa Galang yang mengerang. Galang terinjak Aira waktu rebahan di lantai, menyebabkan Aira tergelincir jatuh diatas tubuh lelaki itu yang mana Galang lagi melintir kesakitan. Gak ada suara yang keluar dari mulut Galang, sebab dihimpit sesak bukan main efek dari rasa sakit tersebut. Semoga saja bukan biji yang terinjak, hancur sudah masa depan bila itu benar.
"Mas Galang, saya gak sengaja." Nada Aira mengiba, tapi Galang masih belum bersuara. Sumpah, Galang itu bukannya marah atau gimana, dia lagi nahan sakit yang nyeseknya sampai ke ubun-ubun.
"I-ya ga-papa."
"Mas Galang kenapa tiduran di lantai?"
"Ge-rah."
Aira mau nyalain lampu, matanya mencari-cari saklar namun nihil. Remot lampu ada di Galang, dan lelaki itu memencet tombolnya.
Blar.
Terang benderang menyapa mereka. Aira lekas menyingkir dari tubuh Galang tapi tangannya dicekal.
"Ra, saya mau ngomong."
"Ngomong apa Mas?"
"Kita gak bisa begini terus. Memangnya apa yang sedang kita tahan? sesuatu yang melanggar kah? nggak kan Ra? Kita sama-sama sudah dewasa dan berpengalaman, pasti ngerti apa yang kita alami sekarang tanpa harus dijelaskan. Sepertinya kita sudah minum obat yang menyebabkan tubuh kita menuntut untuk di puaskan. Saya mau tanya sama kamu barangkali saya keliru, di dalam perjanjian, apakah ada pasal yang menyebutkan gak boleh kontak fisik berlebihan, maksudnya sampai ke hubungan suami istri?" Galang ngetes Aira soal pasal pertama perjanjian yang menjadi rahasia pemirsa.
"Awalnya ada di point pertama, tapi saya revisi."
"Apa isinya? kenapa direvisi?"
"Isinya gak akan ada.. hngg.. " Aira udah gak bisa jawab yang benar lantaran sentuhan tangan Galang menyusuri lekuk wajah Aira. Dosis yang diminum Aira cukup lumayan membuat dia gak fokus saat tanya-tanya. Otak Aira ngeblank di tatap mata Galang yang berkabut gairaah.
"Kondisi kaya gini gak bisa dihilangkan hanya dengan air. Jadi kita harus melakukannya Ra."
Aira terdiam gak jawab apa-apa. Disaat mulutnya pengen bilang gak, tapi tubuhnya malah minta yang lain. Aira sendiri baru merasakan efek obat perangsaang rasanya ingin sekali disentuh.
Diamnya Aira diartikan Galang sebagai tanda setuju. Galang lalu menyatukan bibir mereka begitu saja.
Semula Aira pasif hanya menerima perlakuan dari Galang. Kemudian Aira tergerak pikirannya untuk melakukan hal yang lebih effort, sebab dia harus memperbaiki yang menurutnya harus ditingkatkan dari sebelumnya. Terlebih dia dalam pengaruh obat, rasa sungkan dan malu sudah terhempas jauh.
Aira dan Galang sama-sama aktif dan liar. Gak ada yang bersifat pasif lagi disini, keduanya ingin memenuhi dan menuntaskan dahaganya masing-masing.
Setelah semua selesai, Aira dan Galang saling kagum satu sama lain. Galang gak nyangka Aira bisa se-lihai tadi mengingat Aira orang yang kalem. Sedangkan Aira menilai Galang sangat hebat, hingga dia merasakan sesuatu yang beda yang belum pernah ia dapatkan.
"Kamu nyesel gak Ra, udah ngelakuin ini?" Galang bertanya.
"Nggak Mas, saya gak pernah menyesal melakukan kewajiban istri."
Jawaban Aira menyentuh permukaan hati Galang. Akan sangat lebih menyentuh lagi kalau saja Aira menyatakan yang lebih dari itu. Galang mengusap-usap alis Aira, menyuruhnya untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul satu malam.
Dirasa nafas Aira sudah teratur, Galang bangkit berjalan menuju balkon. Dia memandangi rembulan di malam itu sambil tersenyum. Di tangannya ada kertas perjanjian miliknya dengan Aira.
Sekarang yang dirasakan Galang bukan dominan kesal atas diinjaknya harga diri oleh perselingkuhan Melvi dan Adrian. Galang cenderung merasa takut kalau saja drama ini sudah selesai maka Aira akan pergi.
Galang gak mau Aira pergi dari sisinya, tapi dia juga harus menuntaskan ini semua.
Sreeeek.
Sreeek.
Kertas perjanjian disobeknya sampai menjadi serpihan kecil. Dia buang ke asbak, menunggu puntung roko yang dihisap membakarnya habis. Galang gak tahu, Aira bangun mengendap-endap, ngambil pil kontrasepsi yang sudah disiapkan jika hal ini sampai terjadi.
Aira menatap dulu satu pil yang sudah ia keluarkan. Tangan kanannya mengambil segelas air, tinggal masukan pil lalu menenggak, urung juga Aira lakukan. Perempuan itu masih berfikir antara minum atau nggak. Dia tiba-tiba teringat curhatan Melvi yang mengatakan kalau Galang mandul.
Jahat sekali kalau Aira sampai gak jadi minum lantaran percaya kata-kata Melvi. Artinya kan dia menganggap gak minum pun Galang gak bakal bisa menghamilinya. Tapi Aira tetap memilih gak meminumnya karena alasan lain. Dia sudah pasrahkan apapun yang terjadi kepada pemilik semesta alam. Mau dia hamil atau gak, mau dia punya anak sama Galang lalu dicerai pun, Aira gak mau banyak mengkhawatirkan masa depan. Sejatinya sebagai hamba dia hanya berusaha melakukan yang terbaik.
Seperti saat ini misalnya, minum penunda kehamilan tanpa suami tahu, Aira merasa enggan untuk melakukannya.
...***...
Hari pengungkapan identitas Galang sudah tiba.
Sebenarnya, antara Adrian sama Galang masih gantengan Adrian sejauh mata memandang. Mantan suami Aira itu semacam penyegar mata kalau saja masuk ke perusahaan baru, atau tempat akademik baru karena tampang yang di miliki. Sebut saja dia good looking. Aira sangat pintar memadu padankan pakaian serta accesoris hingga menghasilkan Adrian yang memang punya tampang putih bersih jadi terlihat waw amazing.
Sekarang, Aira bukan lagi istrinya Adrian. Tapi skil merawat suami jadi tambah ganteng masih melekat pada wanita itu. Jadinya, Galang turut jadi sasaran keterampilan Aira. Galang si hitam manis yang suka berpenampilan seadanya, sekarang cukup menarik perhatian.
"Lah ngapain si Galang kesini?" ucap emaknya Melvi kepada suaminya.
.
.
Bersambung.
Zenun adalah Author yang cita-citanya up lima bab sehari, tapi hobinya overthinking dan juga ngantuk. Bisakah Zenun menjadi Author Platinum?
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️