Duku Mateng(Duda Kuat Mapan Dan Ganteng)

Berliana membiarkan air kran terus saja mengalir tanpa henti, sedangkan dia malah tengah sibuk melamun. Berliana masih memikirkan Radja, yang beberapa jam yang lalu bertemu dengannya.

Dengan penampilannya yang seperti tadi saat mereka bertemu, pasti membuat pria itu ilfil padanya. Berliana hanya bisa menangis didalam hati, pasti Radja sudah ilfil padanya sekarang. Sudah penampilannya kucel, acak acakan,bau amis lagi. Tuhan kenapa engkau datangkan si duda, tidak tepat waktu seperti ini.

"Aaakhhh Mama, Bell pasti gagal dapetin si Duku Mateng gara gara tadi." Karena sudah tidak tahan dengan segala kegundahannya saat ini, akhirnya Berliana mengeluarkan semua isi dalam hatinya.

Untung saja Agatha sedang tidak ada didapur, kalau wanita paruh baya itu ada disana, mungkin saja Agatha akan terkejut saat mendengar pekikan Berliana yang tiba  tiba.

Namun tiba tiba senyuman lebar tercipta di kedua sudut bibir Berliana, dia teringat bagaimana seorang Ibu yang ternyata adalah Ibu dari Radja itu, membelanya didepan kedua wanita yang sama sekali tidak dia kenal.

Kalau Radja tadi terlihat bingung dan tidak mau ikut campur, Ibunya justru terlihat sangat tidak menerima saat wanita berwajah cantik, namun bad atittude itu memandang rendah padanya. Entah kenapa Berliana merasakan ada sesuatu pada mereka, sebelum masalah tadi terjadi.

Namun Berliana tidak mau ambil pusing, yang terpenting saat ini adalah dia sudah memberi kesan baik untuk calon ibu mertuanya bukan. Untung jiwa bar barnya bisa dia kendalikan tadi, kalau tidak mungkin saat ini calon Ibu mertuanya itu akan melihat betapa tidak elegannya Berliana saat kesal.

"Hah, kayaknya butuh refreshing nih otak. Cia sama Yasmine ada gak ya dirumah?"

Berliana segera mematikan kran air, dia melangkah menuju meja makan. Berliana meraih ponselnya lalu terlihat mengotak atik layar benda pipih itu.

"Cia, Kakak tunggu kamu dalam 15 menit! kita jalan hari ini, jangan lupa ajak Yasmine! jangan lama lama, pake mobil kamu aja bye!"

Bip..

Dengan tidak berperasaan Berliana mematikan panggilannya secara sepihak, wanita itu segera berlari menuju kamarnya yang ada dilantai 2.

💝💝💝

"Lama banget sih? filmnya keburu abis nanti."  Berliana menggerutu saat Cia telat beberapa belas menit.

"Macet Kak, ya ampun. Lagian ngajak jalan kayak mau ngajak kawin lari, buru buru amat tanpa jadwal lagi. Untung kita lagi free, ya gak Kak Ci."

Cia menganggukkan kepala membenarkan ucapan Yasmine, kedua gadis itu saling melindungi satu sama lain dari amukan Kakak sepupunya.

"Ya udah ayo jalan! mau nunggu apa lagi? nunggu Om Raga sampai mau nikah sama putri Elsa."

Ucapan Berliana membuat Cia segera menyalakan mesin mobil. Mereka melambaikan tangan pada Agatha, yang terlihat mengantar mereka bertiga sampai kedepan pintu.

"Dah Mama, doain Bell biar berhasil ya. Berhasil dapetin Duku Mateng hihii." Berliana memelankan suaranya saat dia mengucapkan kalimat terakhirnya.

Mobil Toyota Yaris merah milik Cia, membelah jalanan ibu kota siang ini, mereka berencana ingin pergi menonton. Ada film romantis terbaru di bioskop, dan semoga filmnya memuaskan nanti.

Namun ditengah perjalanan, mobil yang mereka naiki tiba tiba saja berhenti mendadak. Cia terus saja menstater, namun mobil itu tidak juga bisa menyala.

"Ya ampun, nih mobil kenapa lagi ya Tuhan, kenapa kau tidak bisa membiarkan aku mendinginkan pikiranku sejenak dari si duda. Tolong, sehari ini aja biarkan hamba mu ini refreshing agar si duda tidak terus menerus memonopoli pikiran cantikku ini."  Berliana memekik frustasi didalam mobil, sedangkan kedua saudara sepupunya hanya saling lirik satu sama lain melihat Berliana frustasi.

"Gara gara si Duku Mateng kayaknya?" Yasmine menganggukkan kepalanya, mendengar ucapan Cia.

"Kasihan ya, mana masih muda lagi." Balas Yasmine

DIAMOND QUEEN