Sebuah hubungan yang dimulai dari kesalahan yang berujung cinta tulus, namun dibumbui dengan kerikil tajam menyakitkan.
Nadine seorang calon dokter sukses harus merasakan kehancuran masa depannya akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria yang tak dikenal. Pria yang sedang dalam pengaruh obat perangsang itu merenggut kesucian Nadine dan menanamkan benih di rahimnya.
Pria itu menyesali perbuatannya dan berusaha mencari keberadaan Nadine yang menghilang semenjak kejadian itu.
Hingga akhirnya pertemuan mereka menjadi suatu momen yang mengawali kisah cinta manis ini.
Sembilan bulan pasca kejadian. Seorang Arthur sang mafia sekaligus dokter spesialis anak hebat andalan rumah sakit, mendapat pasien kecil berumur satu minggu dalam kondisi parah.
Arthur ingin menemui orangtua bayi itu dan berniat memarahinya karena melihat kondisi yang sangat parah. Siapa sangka ibu dari sang bayi adalah gadis yang dicarinya selama ini. Dan Arthur mulai mencari tahu siapa ayah biologis bayi itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zidny zidan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai hubungan baru
Arthur mengambil piring dan peralatan makan malam sendiri didapur nadine. Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan arthur. Dia sudah mulai terbiasa dengan tingkah aneh dokter itu.
Arthur menata semua makanannya di meja dengan telaten, nadine yang hendak membantu selalu saja mendapatkan pelototan mata galak dari pria itu.
"Ayo makan" ajak arthur.
Nadine tak bergeming, "makan saja sendiri" jawabnya sembari berjalan menuju kamarnya.
Tapi sebelum nadine sampai dikamarnya arthur terlebih dahulu mencekal lengannya.
"Aku kesini karena mau makan bersamamu, aku ga mau sendiri" jawab arthur tegas.
"Saya tidak lapar, dan saya tidak menyuruh dokter datang kesini" nadine melawan tak kalah tegas.
"Huftttt..." arthur mendengus kesal.
Lagi lagi dia mendapat penolakan dari wanita itu.
"Ok baiklah, kalau kamu tak mau menemaniku makan malam, aku tidak mau merawat Naufal" ancam arthur. Sebenarnya dia tidak tega mengancam nadine mengatasnamakan putranya, tanpa nadine minta pun dia pasti akan berusaha sangat keras untuk menyembuhkannya.
"Ishhh...kenapa harus begitu, jangan dokter" nadine menunduk. Suaranya terdengar bergetar, dia memang kehilangan kekuatannya jika berurusan dengan bayinya.
"Dengarkan aku, aku tidak ada maksud jahat sama kamu. Kamu harus menjaga kesehatan mu, agar bayimu juga ikut sehat. Aku hanya ingin memastikan kamu baik baik saja, tolong ijinkan aku!" arthur memohon dengan sangat lembut kepada nadine.
Posisi mereka saat ini sangat dekat. Arthur masih menggenggam bahu nadine. Nadine sendiri hanya bisa menunduk tak berani menatap lawan bicaranya.
"Ayo.." arthur menarik tangan nadine, menuntunnya duduk di sofa ruang tamu.
Arthur menyerahkan makanan yang sudah disiapkannya.
"Kok masih diam? Mau aku yang suapin?" goda arthur sambil tersenyum.
Nadine buru buru menarik makanan di tangan arthur. Dia tau dokter di depannya ini adalah orang yang aneh dan nekat. Nadine tak akan menang jika membantahnya, jadi sebaiknya dia mempercepat urusan dengan orang itu.
Arthur hanya memperhatikan nadine makan, dia senang wanitanya itu sangat lahap menyuap makanannya, setidaknya ini akan mempercepat masa pemulihannya.
"Tuan dokter gak makan?" tanya nadine saat menyadari dia sedang diperhatikan arthur.
"Eh iya, aku belum lapar" jawabnya gugup.
"Kalo giliran maksa orang aja pintar" gumam nadine, arthur bisa mendengarnya dan hanya menunjukkan ekspresi tersenyum.
"Apakah boleh saya melihat Naufal malam ini?" tanya nadine setelah menyelesaikan makannya.
"Saya mau mengantar ASI, setidaknya saya masih bisa memberikan ASI kepada bayi saya walaupun tidak langsung" mohon nadine kepada arthur.
"Bersiaplah, aku akan mengantarmu" jawab arthur lembut.
"Benarkah?, ah dokter memang sangat baik, terimakasih" nadine tersenyum bahagia. Arthur yang melihat senyuman itu merasakan detak jantungnya mulai tak normal. Perasaan berdebar itu selalu saja muncul membuatnya tak nyaman.
Nadine segera masuk ke kamarnya untuk bersiap, sementara arthur menunggu diluar sambil memandangi wallpaper nya. Dia mengusap wajah dua orang kesayangannya itu.
.
.
"Saya udah siap dokter" nadine muncul didepan kamar. Arthur terpesona melihat penampilan nadine kali ini, dia tampak manis dengan pakaian yang dikenakannya.
"A.. ayo berangkat" ucap arthur menghilangkan kegugupannya.
Tak lama mereka sudah berada didalam mobil menuju rumah sakit. Arthur tak berkonsentrasi dalam mengendarai kendaraannya kalo ini. Dia terus melirik penumpang di sebelahnya. Wangi vanila dari tubuh nadine membuatnya susah menahan diri. Arthur hanya bisa memijat mijat dahinya untuk menghilangkan gugup.
"Dokter kenapa? sakit?" tanya nadine.
dan pemerkosa ya, meski Arthur melakukannya suka sama suka selama ini, apakah masih bisa dianggap pria baik? sama aja bejat bukan.
jadi jangan buat karakter Arthur itu seperti pria sangat baik. karena satu saja sikap bejatnya gak akan bisa membuat pria itu terlihat baik.
tapi kelakuannya bejat, coblos sana sini😌 sifatnya dibangun seperti orang yang baik tapi gak bisa menutup kelakuan buruknya..sebaik apapun karakter yang dibentuk..sebenarnya gak cocok sama sekali, gak nyambung.