Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Pergi
Dinda tidak tahu kenapa dia dilarang pergi ke sekolah dan pulang ke rumah kedua orang tuanya. Tapi yang pasti dia mendengar bahwa ada hal yang akan dilakukan dan bersama Daniel nanti malam. Seperti saat ini, Dinda sedang meminta bantuan kedua temannya untuk mengatakan pada wali kelas mereka bahwa dia tidak bisa hadir karena dia sedang tidak enak badan. Dinda sengaja mengatakan hal seperti itu pada kedua temannya dan mereka langsung mengeksekusinya saat itu juga.
Di dalam apartemen Daniel, Dinda terus berpikir apa yang akan mereka lakukan nantinya. Apa dia akan benar-benar kehilangan mahkota miliknya? Entahlah, untuk saat ini dia tidak bisa menebak semuanya dengan benar.
Saat Dinda sedang membersihkan apartemen tiba-tiba saja mobil berbunyi dan dia langsung melihat dari monitor siapa yang datang. Dari apa yang dilihatnya ada dua orang wanita yang datang ke apartemen ini membawa barang-barang di kedua tangan mereka masing-masing. Dina bertanya siapa mereka dan salah satu dari wanita itu menjawab bahwa mereka adalah orang suruhan dari Daniel untuk meriasnya.
"Di rias? untuk apa merias diriku?" tanya Dinda setelah dia membukakan pintu apartemen untuk kedua wanita tersebut. Mereka berdua tidak dijelaskan oleh Daniel untuk apa mereka merias Dinda. Yang jenis mereka mendapatkan pesan bahwa mereka harus membuat gaji itu terlihat cantik di depan banyak orang nantinya. Hanya itu saja.
"Kami tidak tahu untuk apa tuan Daniel meminta kami merias kamu. Kami hanya ditugaskan untuk merias wajah kamu dan juga merubah penampilan kamu. Sekarang ayo mandi dulu, kami akan membantu kamu membersihkan diri kamu. Hari ini kami akan menjadi asisten kamu dan kamu akan terlihat sempurna nantinya."
"Eh, aku udah mandi. Untuk apa mandi lagi?" tanya Dinda yang belum mengerti apa tujuan mereka datang ke sini walau salah satu dari mereka sudah menjawabnya, tapi tetap saja dia merasa penasaran untuk hal itu.
"Tolong bantu kami, jika kamu terus-terusan mengulur waktu seperti itu maka kami akan mendapatkan rating buruk dari tuan Daniel nantinya. Jadi kamu mohon bekerja sama lah untuk kami," ucap perempuan itu. Karena tidak tega dan merasa kasihan akhirnya Dinda pasrah dan membiarkan dirinya ditangani oleh kedua wanita itu. Entah berapa lama mereka menanganinya sampai Dinda mendengar ada suara seseorang yang masuk ke dalam apartemen dan dia yakin jika itu adalah Daniel. Dinda ingin keluar dari dalam kamarnya untuk menghampiri pria dewasa itu. Namun, saat dia ndak keluar dari kamarnya dan yang sudah masuk lebih dulu dan membuka pintu kamarnya.
"Lakukan dengan lebih cepat. Waktunya sudah mepet dan aku ingin gadis kampungan ini terlihat berbeda dari biasanya. Aku sudah membayar untuk itu, jadi jangan membuatku kecewa!" Daniel kembali meninggalkan kamar Dinda setelah dia mengatakan hal itu. Kedua bekerja sama tadi kembali melanjutkan pekerjaannya untuk membuat Dinda tampil beda dan terlihat memukau di depan mata Daniel.
Waktu terus berjalan sampai di mana Dinda sudah selesai dengan make up nya. Dia keluar dari kamarnya untuk menghampiri dan dia yang berada di sofa.
"Tuan, kami sudah selesai," ucap bekerja sama untuk setelah mereka benar-benar menyelesaikan pekerjaannya. Daniel hanya memberikan kode lewat tangannya dan kedua wanita bekerja sama tapi langsung pergi dan meninggalkan Daniel dan juga Dinda yang berada di apartemennya.
Setelah kenapa wanita bekerja seorang itu pergi, Daniel menghampiri Dinda yang terlihat sangat berbeda sekali hari ini. Di tatapnya dari atas sampai bawah hingga membuat Dinda merasa risih dan tidak nyaman di tatap seperti kru oleh Daniel.
"Kenapa?" tanya Daniel sambil menaikan dagu Dinda agar gadis itu mau melihat ke arahnya.
"Hem, gak apa-apa kok om. Aku malu, soalnya nggak pernah nonton kayak gini. Aku juga nggak tahu mau pergi ke mana dengan pakaian seperti ini," ucap indah karena memang dia tidak tahu ke mana mereka akan pergi dengan pakaian itu. Apalagi ketika melihat Daniel sudah berpakaian rapi dan juga memakai jas.
"Kau tidak perlu tahu ke mana kita akan pergi tapi yang pasti kau harus melakukan apa yang aku perintahkan. Kita akan pergi ke suatu tempat dan bersikaplah seperti seorang kekasih. Jika ada yang bertanya padamu tentang apa status hubungan kita katakan saja kau adalah kekasihku. Ingat, bersikap seolah-olah kau adalah kekasihku di depan orang banyak."
"Maksudnya bagaimana om?" tanya Dinda yang masih belum mengerti arah pembicaraan mereka kali ini. Sedangkan Dani mulai merasa kesal karena Dinda belum juga mengerti apa maksud dan tujuan dari ucapannya tadi.
"Kau aku bayar mahal untuk mereka kehidupan banyak orang. Apa kau tahu berapa?" tanya Daniel pada Dinda yang hanya bisa di jawabnya dengan gelengan kepala saja.
"Jika begitu jangan terlalu banyak bicara lagi dan ayo berangkat!" Daniel berjalan lebih dulu meninggalkan Dinda. Sedangkan Dinda masih berusaha menyesuaikan dirinya dengan apa yang dipakainya saat ini karena Daniel sudah mengatakan bahwa apa yang dipakainya itu tidak murah tidak sama-sama mungkin dia berusaha untuk tidka merusaknya.
Keduanya sudah berada di dalam mobil yang melaju membelah kota mala ini. Sepanjang perjalanan menuju tempat acara tidak ada sepatah katapun untuk membicarakan di antara mereka berdua karena Daniel hanya fokus pada kemudinya saja. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, akhirnya mereka sampai tempat di mana acara berlangsung. Dinda membaca papan ucapan yang begitu banyak berjejer di halaman gedung mewah ini bertuliskan selamat atas pertunangan Elizabeth dan juga Cristian. Dia mulai berpikir bahwa dirinya di ajak ke tempat ini hanya untuk menemaninya undangan saja.
"Ingat, bersikap layaknya seorang kekasih pada prianya. Aku ingin kamu berat pingsan dan terlalu mungkin. Gandeng lenganku dan bersikap elegan di depan banyak orang. Ingat, kamu harus tunjukkan pada orang-orang di luar sana jika kamu adalah wanita yang paling beruntung bisa mendapatkan laki-laki sepertiku."
"Iya om," jawab Dinda yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Daniel. Entah mengapa rasanya setiap kali Dinda memanggil dengan sebutan Om dia ingin marah dan menelan wanita itu hidup-hidup. Tapi dia tidak mungkin melakukannya karena memang dia tidak ingin melakukan hal itu.
"Panggil aku sayang! Lagi pula tidak ada sepasang kekasih yang memanggil pasangan mereka om. Jadi kamu harus tau dan mengerti jika aku ini adalah kekasihmu malam ini."
"I-iya sayang," jawab Dinda walau masih sedikit panik dan gugup takut jika Daniel akan marah padanya nanti.
"Bagus! seperti itu panggilan sepasang kekasih. Ayo masuk, dan kerjakan pekerjaanmu dengan baik!"
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤