Mereka bertemu dalam tujuan masing-masing. Seperti kata temannya dalam hubungan itu tidak ada perasaan yang dipertaruhkan hanya ada profesionalitas semata.
Bersama selama tujuh bulan sebagai pasangan suami-istri palsu adalah hal yang mudah pikir mereka. Tapi apakah benar takdir akan membiarkannya begitu saja?
"Maksudku. Kita tidak mudah akur bukan? kita sering bertengkar dan tidak cocok."
"Bernarkah? tapi aku merasa sebaliknya."
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Datangnya Si Penyewa
Setelah membaca pesan yang barusan dikirim oleh Baswara, Kani bergegas membuat pengingat di ponselnya.
Seusai pulang kerja Kani mampir ke rumah neneknya, hari ini dia akan menemui penyewa baru yang akan menghuni lantai dua rumah itu.
Dia memutuskan untuk mulai menyewakan kembali karena dia akan berada di tempat lain selama kurang lebih 7 bulan dan takutnya jika rumah itu tidak dihuni akan jadi incaran orang jahat. Sebelum pergi, waktu itu dia memasang papan di depan pagar berisi info kontaknya agar bisa dihubungi oleh orang yang ingin menyewa di rumahnya itu.
Kani mengecek jam dinding kemungkinan sekitar sejam lagi orang yang menyewa akan datang, sembari menunggu ia pun membersihkan seluruh rumah baik lantai atas dan bawah. Sebelum mulai membersihkan Kani masuk ke dalam kamar neneknya dan mendadak dia rindu, rasanya sudah 2 bulan yang lalu dia tidak mengunjunginya.
Dia mengganti seprai yang terlihat sudah kotor dan berbau. Setelah itu dia naik ke atas dan mulai membersihkan ruangan yang sepenuhnya kosong. Tata letak di lantai kedua tidak sama dengan yang ada di bawah. Dulu neneknya membuat ruangan itu lebih luas tanpa banyak sekat yang menjadi pemisah ruangan.
Tidak terasa sudah hampir sejam dia membersihkan lantai atas. Dia membawa peralatan turun dan menaruhnya di dalam rumah di lantai satu. Kani bermaksud untuk mengepel rumah itu namun tiba-tiba bel berbunyi, ia bergegas merapikan dirinya dan keluar membukakan pintu pagar.
Seorang pria yang cukup muda mungkin seumuran dengannya berdiri tepat di depan pagar rambut hitamnya berkibar menerpa wajahnya.
Pria itu tampan tapi tidak sama dengan Baswara yang punya aura misterius dan dingin justru pria ini terlihat sebaliknya, terlihat sangat ramah dan murah senyum.
"Aku yang kemarin buat janji untuk menyewa di sini," ucapnya sembari membetulkan letak kacamatanya yang agak melorot ke hidungnya yang mancung.
"Silahkan masuk. Ayo kita langsung ke atas," ucap Kani memimpin jalan di depan.
Pria itu menaiki tangga yang terletak di samping kiri, sementara Kani dengan cepat membuka pintu utama lantai dua. Dia ikut masuk dan berjalan perlahan sembari memeriksa setiap sudut ruangan.
"Jadi lantai di bawah kosong ya?" tanya pria itu sambil melihat kearah Kani yang sedang membuka jendela depan.
"Ya, untuk beberapa bulan aku tidak tinggal di sini. Jadi mohon bantuannya untuk menjaga rumah ini." Pria itu tersenyum mengangguk.
"Tidak masalah. Ngomong-ngomong namaku Kevin," ia mengulurkan tangan kearah Kani yang dengan cepat menjabat tangannya.
"Namaku Kani."
***
Malam itu Kani mengenakan gaun malam berwarna merah hati bersiluet lurus dengan detail tube top dilengkapi dengan pita satin mengkilap di bagian pinggang, untuk rambutnya Kani memilih model half updo yang membuat terlihat lebih elegan dan feminim.
Di sampingnya Baswara mengenakan setelan jas berwarna hitam dilengkapi jam tangan di pergelangan kirinya. Mereka berdua melangkah masuk kedalam tempat perjamuan yang konsepnya outdoor di kelilingi oleh pemandangan laut yang mempesona.
Kani sejujurnya khawatir dengan kehadirannya malam itu karena begitu masuk melangkah lebih jauh lagi banyak orang yang menoleh padanya atau lebih tepatnya memperhatikan siapa pasangan baru Baswara yang di gandengnya malam ini.
Jauh di lubuk hatinya dia tidak percaya diri dengan posisinya saat ini namun dia ingat kembali bahwa ini bagian dari tugasnya.
Baswara membawa Kani menuju tuan rumah dari acara tersebut pak Banyu yang merupakan sahabat ayahnya yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri.
"Ini dia yang ditunggu-tunggu. Apa kabar nak?" ucap pak Banyu sembari memeluk erat Baswara, di sampingnya Kani hanya bisa tersenyum canggung.
"Selalu baik paman. Kulihat anak-anak paman semuanya kembali pulang ke rumah," ucap Baswara sembari mencari seseorang.
Yang dibalas pak Banyu sambil tertawa "Ya, akhirnya mereka kembali, jika tidak ada acara ini aku tidak tau entah kapan lagi bisa melihat mereka. Oh ya ini pasti istrimu kan?". Kedua pria itu lantas menatap Kani yang tampak gugup tidak tau harus berkata apa.
Baswara mengambil alih dan memperkenalkan mereka, "Ini Kani. Dan ini Paman Banyu sahabat mendiang ayahku." Kani menjabat tangan pak Banyu sembari mengucapkan selamat ulang tahun dengan tulus.
"Baswara sudah seperti anakku sendiri. Maaf tidak sempat hadir ke pesta pernikahan kalian waktu itu."
Kani membalas ucapan pak Banyu dengan ramah, "Tidak masalah paman." Di seberang sana Kani menangkap bayangan sahabatnya Chika yang ternyata juga turut hadir.
"Silahkan nikmati hidangan yang ada di sini," ujar pak Banyu kepada Kani yang setelah pamit bergegas menyapa Chika yang menyadari kehadiran temannya itu.
"Aku merasa kalian berdua cocok satu sama lain. Firasatku bilang dia sudah tepat," bisik pak Banyu seraya menepuk pelan pundak Baswara dan kemudian pergi meninggalkannya yang terdiam bingung setelah mendengar hal itu.
Kani dan Chika tampak sangat bersemangat berbagi cerita sembari menikmati pie buah yang ada di hadapan mereka.
"Bagaimana kabarmu teman? Semenjak pindah kau tidak pernah menghubungiku," protes Chika.
"Aku sibuk membereskan barang-barangku. Oh iya, aku dapat penyewa baru untuk lantai dua. Mungkin besok dia mulai menempati rumah itu." Chika tampak sangat penasaran sekaligus senang mendengar kabar itu.
"Pria atau wanita?" Kani langsung geleng-geleng melihat sahabatnya itu.
"Ah sial! Aku mengotorinya." Chika menumpahkan minuman ke gaun berwarna birunya, tanpa berlama-lama dia meninggalkan Kani untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Sementara itu Kani menikmati suasana pesta itu dari tempatnya berdiri. Orang-orang semakin ramai, musik mulai dimainkan. Beberapa orang terlihat berdansa bersama pasangan mereka.
Dari jauh dilihatnya Baswara sedang mengobrol dengan sekumpulan pria, yang salah satunya adalah pacar sahabatnya. Dia meneguk minumannya sampai habis dan tiba-tiba suara seseorang mengejutkannya.
"Kani?" ia relfek berbalik ke belakang dan mendapati si penyewa rumahnya sedang berdiri menatapnya sembari tersenyum.
"Kevin? benar-benar tidak disangka kita bertemu di sini," ucap Kani dan dibalas oleh Kevin yang juga sama terkejutnya.
"Kau datang ke sini sendiri?" tanya Kani pada Kevin yang sedari tadi terus melihatnya tanpa henti.
"Aku juga bersama dengan kenalanku," ucap Kevin agak ragu.
Tiba-tiba Chika datang dan melemparkan isyarat pada Kani tentang siapa pria tampan di hadapannya itu.
"Ini Kevin penyewa baru di rumahku dan ini temanku Chika."
Di sisi lain terlihat Baswara dalam diamnya sedang memantau momen sang istri yang sedang asik berceloteh dengan riang gembira bersama pria yang ia kenal.
"Anak itu tenyata sudah kembali ke Indonesia. Bagaimana dia bisa kenal dengan Kani?" ucap Axel yang berada di sampingnya sedari tadi.
Baswara tidak begitu mendengar apa yang temannya itu ucapkan, dia justru sibuk dengan pikirannya sendiri dan perasaan yang sedikit, terganggu?
