Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.
Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusul
Ditempat lain Anastasya sedang membereskan barang-barangnya dia berencana menyusul Damian dan memberikan surprise padanya. Hatinya sangat senang dan gembira sebentar lagi akan bertemu dengan suaminya yang sangat ia rindukan.
"Mah." Teriak Anastasya mengetuk pintu kamar Weni namun tidak ada sahutan.
"Mama kemana ya? sudah tiga hari aku tidak melihatnya." Monolog Anastasya.
"Mbok!" Teriak Anastasya.
"Ia Nyonya." Jawab Mbok Siti.
"Mbok, tau nggak? Mama kemana?" Tanya Anastasya.
"Nyonya ke Bandung, ada acara keluarga katanya." Jawab Mbok Siti.
"Ke Bandung? kenapa Mama tidak bilang pada Tasha? kan bisa barengan. Tapi nggak apalah, jika aku datang barengan Mama, nanti nggak suprise lagi dong!" Monolog Anastasya di depan pintu kamar Weni.
"Sejak kapan Mama ke Bandung Mbok?" Tanya Anastasya.
"Tiga hari yang lalu, Nyonya." Jawab Mbok Siti.
"Ya sudah, Mbok' aku juga mau ke Bandung. Tapi kalau ada yang mencari ku bilang aja aku lagi istirahat, nggak bisa di ganggu." Pesan Anastasya.
"Termasuk Tuan?" Tanya Mbok Siti memastikan.
"Iya, aku mau memberinya surprise, Mbok." Jawab Anastasya.
Mbok Siti mengangguk lalu kembali masuk ke dapur, sedangkan Anastasya kembali ke kamarnya. Ia istirahat beberapa jam karena harus menyetir mobil sendiri menuju Bandung.
"Tok.. tok.. tok.."
Mbok Siti mengetuk pintu kamar Anastasya.
"Masuk mbok." Sahut Anastasya yang baru saja bangun tidur.
"Nyonya, makan siang sudah siap." Ucap Mbok Siti setelah membuka pintu kamar.
Anastasya melihat jam di dinding kamarnya kemudian beranjak membersihkan diri. Setelah pakaian ia menuju meja makan lalu menikmati makanan yang telah Mbok Siti sediakan.
"Nyonya berapa hari perginya?" Tanya Mbok Siti.
"Paling lama 3 hari Mbok! aku akan merayakan ulang tahun mas Damian habis itu pulang." Jelas Anastasya setelah makan.
"Ini kopernya Nyonya?" Tanya Mbok Siti.
"Ia." Singkat Anastasya.
Setelan makan, Anastasya memasukkan kopernya di dalam mobil.
"Mbok, aku pergi dulu ya?" Pamit Anastasya kemudian melajukan mobilnya menuju Bandung.
Saat di perjalanan, ia mampir di sebuah mini market. Ia membeli minuman dingin dan beberapa cemilan untuknya selama diperjalanan.
Brukk!
Anastasya menabrak seseorang yang sedang memilih minuman kaleng di lemari pendingin.
"Maaf Tuan, aku nggak sengaja." Ujar Anastasya dengan sopan melihat pria tampan bertubuh tinggi dengan setelan jas hitam yang melekat di tubuhnya.
Anastasya kemudian mengambil minuman kaleng yang berada di lantai, "Ini minumannya, biar aku yang bayar." Anastasya tersenyum menyerahkan minuman itu.
Anastasya heran kenapa pria ini hanya diam saja tidak membalas senyumannya, dia bahkan membalasnya dengan wajah datar dan dingin, tapi tatapan matanya yang tajam tidak pernah lepas menatapnya.
Pria itu mengernyitkan keningnya, ia mengambil minuman dari tangan Anastasya kemudian menggantinya dengan yang baru lalu pergi.
"Pria yang aneh!" Gumam Anastasya geleng-geleng kepala.
Setelah memilih cemilan dan minuman, Anastasya menuju kasir, ia melihat pria itu sedang membayar beberapa minumannya, kemudian ia segera menghampiri.
"Mbak, belanjaan Tuan ini biar saya yang bayar." Ujar Anastasya pada kasir.
Pria itu kembali menatapnya tanpa ekspresi. Sedangkan Anastasya fokus membayar belanjaan mereka. Setelah Anastasya membayar, pria itu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Terima kasih." Ucap Anastasya pada dirinya sendiri saat melihat pria itu masuk ke dalam mobil sedan Bentley miliknya.
Anastasya masuk dan duduk di dalam mobilnya kemudian tercengang melihat beberapa mobil mewah yang mengikuti mobil hitam itu.
"Apa orang itu seorang pejabat? ataukah mereka mafia? ihhh..." Anastasya bergidik ngeri kemudian menyalakan mesin mobilnya lalu melanjutkan perjalanannya.
Di Mobil lain, tepatnya di mobil Austin, ia menikmati minuman yang baru saja di belikan oleh Anastasya. Entah kenapa wajah cantik Anastasya selalu terbayang di ingatannya hingga membuatnya tersenyum sendiri.
"Bos! Lo baik-baik aja?" Tanya Dodi asisten Austin yang duduk di kursi depan.
"Hhmm." Sahutnya kemudian meneguk minumannya.
"Lo aneh semenjak keluar dari mini market. Ia kan Jack?" Ujar Dodi kemudian meminta pendapat Jack yang sedang menyetir.
"Mana gw tau? gw lagi fokus nyetir." Jawab Jackson sahabat Austin dan juga sebagai Asisten keduanya.
"Kalian pernah jatuh cinta nggak?" Tanya Austin dengan serius.
Ciiiiittt!
"Ngapain Lo rem mendadak?" Kesal Austin yang minumannya sedikit tertumpah.
"Hahaha." Tawa Dodi dan Jack.
"Pertanyaan Lo aneh, Lo tau kan gw pecinta wanita, kenapa Lo tanya ke gw? pasti gw tau lah!" Seru Jack.
"Itu bukan cinta, karena Lo langsung bercinta diatas ranjang." Ejek Austin.
"Kalo gw emang belum pernah jatuh cinta." Sela Dodi.
"Percuma saja gw bicara dengan kalian. Jika gw bertemu dengannya lagi, mungkin dia jodoh gw." Lirih Austin.
"Bertemu dengan siapa?" Tanya Keduanya heran.
"Rahasia." Singkat Austin.
.....
Setelah beberapa jam, akhirnya Anastasya tiba di bandung. Anastasya mengambil ponselnya di atas dashboard lalu menghubungi suaminya dan menanyakan dimana keberadaannya.
"Kamu dimana Mas?" Tanya Anastasya yang sedang menyetir.
"Di hotel Mercy sayang." Jawab Damian suami Anastasya.
"Ada acara ya?" Tanya Anastasya.
"Ia sayang, sudah dulu ya" Jawab Damian.
"Ia sayang, bay..!" Balas Anastasya menutup teleponnya.
Dengan langkah penuh semangat sambil bersenandung Anastasya memasuki ballroom. Langkahnya langsung terhenti, ia tercengang melihat suaminya diatas panggung bersama seorang wanita di sampingnya dan menggendong seorang anak kecil yang sedang memotong kue ulangtahun.
Ia mencoba menenangkan diri dan berpikiran positif dan kembali melangkahkan kakinya semakin dekat.
Air mata yang sedari tadi di tahannya, tidak bisa terbendung lagi dan terus mengalir seperti aliran sungai.
Setelah memotong kue dan saling suap-suapan, Damian dan Kanaya tersenyum lebar dihadapan para tamu.
Deg!
Tatapan mata Anastasya dan Damian bertemu. Seketika suasana dalam pesta seolah hanya ada mereka berdua. Air mata Anastasya terus mengalir seakan meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.
Dengan perlahan Damian turun dari panggung dan mendekat, ia langsung memeluk Anastasya yang sangat ia sayangi.
Kanaya menyunggingkan senyuman sekilas melihat kehancuran Anastasya. Ia merasa menang dan akan segera memiliki Damian sepenuhnya.
"Ayo kita pulang, aku akan menjelaskannya." Bujuk Damian.
"Jelaskan apa Mas? Acara apa ini?" Tanya Anastasya mengedarkan pandangannya. Semua keluarga suaminya yang ada di Bandung berkumpul termasuk Weni tapi dirinya sama sekali tidak di undang.
"Acara ulang tahun Radit." Jawab Damian mulai bingung harus berkata apa.
"Radit itu siapa Mas?" Tanya Anastasya.
"Anak Kanaya." Jawab Damian.
Anastasya menatap Radit yang di gendong Kanaya, kemudian menatap Kanaya
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya, kepalanya menggeleng menolak yang terjadi.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
"Hikss, hikss, Jadi, Radit itu anak kamu Mas?" Tanya Anastasya lirih.
"Ia, Maafkan aku Tasya, Mas akan menjelaskan semuanya tapi tidak di sini sayang." Ujar Damian dengan frustasi.
Anastasya memberontak melepaskan pelukan Damian, namun Damian memeluknya semakin erat hingga tidak bisa bergerak.
"Lepaskan aku Mas! Hikss, hikss, Kamu menghianati ku, menghianati pernikahan kita. Aku sangat mencintaimu tapi ini balasan yang kau berikan padaku? Hikss, hikss, Aku tidak menyangka kamu setega ini Mas! jika kamu sudah tidak suka dengan kekuranganku yang tidak bisa memberimu keturunan, kenapa tidak bilang? kita bisa bercerai secara baik-baik tapi tidak dengan perselingkuhan." Berontak Anastasya kembali dengan sisa tenaga yang di miliknya. Ia segera berlari keluar dari ballroom menuju lift.
"Tidak Tasya, jangan membenciku, dengarkan aku dulu." Melas Damian mengejar langkah kaki Anastasya.
Anastasya masuk ke dalam lift kemudian segera menutupnya, Ia terus menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya, tidak pernah terbayangkan sedikit pun olehnya suaminya akan selingkuh apalagi telah memiliki anak bersama wanita lain. Tanpa ia sadari sepasang mata terus menatapnya di dalam lift hingga lift kembali terbuka di lantai paling atas kamar presidential suite hotel.
.
.
.
Bersambung.....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg