Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perburuan
Ini adalah terbang pertama Liu Bai setelah memasuki dunia Kultivator, rasanya memang berbeda dengan melihat ingatan gurunya ketika terbang sendiri, apalagi Liu Bai sedikit gugup ketika angin menerpa wajah serta seluruh tubuhnya dengan kencang. Namun Liu Bai dengan cepat beradaptasi dengan situasi tersebut, dan semakin lama, tubuhnya mulai stabil berada di atas pedang.
Setelah berada tepat di atas tengah hutan, Liu Bai mulai mendarat secara perlahan-lahan lalu berhenti di atas sebuah pohon, dirinya tidak langsung berburu karena masih harus mengamati situasi di sekitar. Ada banyak macam jenis siluman yang pastinya berada di dalam hutan tersebut, saat ini dia hanya bisa berhadapan dengan Siluman biasa, dan yang tertinggi adalah Siluman Kelas Serigala, jika lebih dari itu, kemampuan Liu Bai masih belum cukup untuk menghadapi Siluman yang berada di atas Kelas Serigala.
Karena ingin mencari siluman tertentu, Liu Bai memilih untuk melompati setiap pohon agar bisa mengamati situasi lebih jauh. Setelah pergi sampai dua ratus meter, tiba-tiba seekor Siluman Kera memiliki dua tanduk panjang mencegah Liu Bai.
Liu Bai menghela nafas karena Siluman yang besarnya hampir sama dengan dirinya adalah Siluman biasa, “Maafkan aku Siluman kera, aku membutuhkan Mustika Siluman mu,” kata Liu Bai seraya mengayunkan pedangnya menyerang Siluman kera.
“Kroakk!”
Siluman kera itu melompat dari satu pohon ke pohon yang lain seraya bersuara keras sehingga serangan Liu Bai banyak yang nyasar, walau demikian, Liu Bai juga bergerak cepat mengejar kera tersebut sekaligus melepaskan pedangnya yang melayang lalu melesat mengejar Siluman Kera.
Saat hampir terkena sayatan Pedang, Siluman Kera menjatuhkan tubuhnya dengan ekor masih melilit di ranting pohon, hal itu membuat pedang Liu Bai hanya mengenai ranting lainnya.
Kini siluman kera yang berbalik menyerang Liu Bai, ternyata Siluman Kera mampu menciptakan akar yang sangat banyak menyerang Liu Bai, hal itu membuat Liu Bai terpaksa menarik kembali pedangnya yang melayang dan menebas semua akar yang datang untuk menangkapnya.
Setiap tebasan yang Liu Bai lepaskan menciptakan pisau angin yang sangat tajam, satu kali tebas, akar-akar yang datang langsung terpotong menjadi dua, dan Liu Bai terus melepaskan tebasan angin tajam berkali-kali sehingga akar yang datang hancur menjadi potongan-potongan kecil.
Suara pertarungan keduanya terdengar hingga beberapa terus meter jauhnya, setiap tebasan akan menumbangkan satu hingga dua pohon, dan itu mulai menarik perhatian beberapa Siluman lainnya terutama siluman dari kelompok kera.
“Wu,u,u,u!”
“Kroakk!”
Setelah Liu Bai berhasil menghancurkan akar yang terakhir, Siluman Kera tersebut menggoyangkan salah satu pohon kecil seraya bersuara dengan bahasanya, tentu Liu Bai mengetahui jika Kera itu sedang mengatakan sesuatu, namun Liu Bai sama sekali tidak memahami bahasa binatang serta Siluman.
“Ah, ternyata kamu memanggil kera lainnya!” kata Liu Bai yang melihat sekelompok kera mulai berdatangan.
“Ini tidak semudah seperti yang aku bayangkan!” gumam Liu Bai seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Baiklah, kali ini aku akan lebih serius!”
Liu Bai mengalirkan Qi ke pedangnya seraya membuat segel dengan satu tangan, dia akan mencoba menggunakan salah satu Teknik pemberian gurunya, dan ini untuk pertama kalinya dia akan mencobanya.
“Tebasan Angin Musim Gugur.”
Pedang Liu Bai yang mulai memancarkan cahaya di tarik ke samping dan angin mulai terlihat keluar dari ujung pedang, dan dengan sekali tebas, energi tak terlihat namun dapat dirasakan bergerak ke arah kelompok Siluman Kera yang baru saja tiba di samping temannya.
Energi tak terlihat yang merupakan elemen angin itu melesat memotong beberapa cabang pohon yang dilewatinya menuju ke arah Para Siluman Kera, sedangkan para Siluman Kera yang menyadari bahaya akan datang juga mengendalikan pepohonan untuk menahan serangan pedang angin.
Pohon-pohon besar tiba-tiba saja bergerak membentuk barisan, mereka membentuk dinding pohon yang sangat banyak, dan ketika pedang angin Liu Bai tiba di pohon yang pertama, pohon tersebut langsung terbelah, dan serangan tersebut terus bergerak tanpa hambatan menghancurkan pepohonan yang menghalangi jalurnya.
Serangan yang Liu Bai lepaskan terlalu besar untuk di tahan dengan Dinding Pohon, dalam beberapa tarikan nafas, dinding pohon yang diciptakan oleh kelompok Siluman Kera itu hancur, lalu tebasan Pedang angin melewati tubuh beberapa Siluman Kera menjadi dua, sedangkan beberapa ekor kera lainnya berhasil melompat menghindari serangan Liu Bai.
Empat Ekor Siluman Kera jatuh dengan tubuh terbelah menjadi dua, dan kera lainnya berteriak dengan suara keras melihat keempat teman mereka yang sudah terbunuh, mereka terlihat sangat marah dan menatap Liu Bai dengan nafsu membunuh.
“Teknik Tebasan Angin Musim Gugur benar-benar sangat hebat!” kata Liu Bai seraya memperhatikan pedangnya.
Teknik Tebasan Angin Musim Gugur adalah salah satu Teknik tingkat tinggi, walau tidak termasuk ke dalam Tingkat Serigala, namun teknik tersebut sangat mematikan, jika teknik tersebut mengenai seorang Petarung, mereka pasti akan langsung terpotong.
Beberapa kera lainnya melemparkan beberapa kayu yang muncul dari tangan mereka, kayu-kayu runcing itu seperti belasan tombak yang melesat ke arah Liu Bai, sedangkan Liu Bai kembali melepaskan teknik Tebasan Angin Musim Gugur nya sekali lagi, dan energi angin kembali melesat menghancurkan belasan tombak yang datang sekaligus terus melesat membunuh beberapa ekor Siluman Kera lainnya.
Kejadian yang kedua sudah cukup untuk membuat nyali Siluman Kera menjadi kecil, melihat sembilan teman mereka yang terbunuh, kini mereka terlihat ketakutan sebelum akhirnya melarikan diri.
Melihat para Siluman Kera itu pergi, Liu Bai tidak mengejar mereka, dia justru melompat turun dari atas pohon kearah kera yang sudah mati, dan ketika dirinya cukup dekat dengan jasad kesembilan siluman, Liu Bai merasakan ada Aura yang masuk kedalam tubuhnya.
“Aura merah ini..!?”
Liu Bai memperhatikan Aura merah samar seperti warna darah, dia mempelajari Aura tersebut dan mulai mengetahuinya, “Aura Kematian!” gumam Liu Bai setelah berhasil mengenali aura merah yang masuk kedalam tubuhnya.
“Apakah ini akan baik-baik saja?” batin Liu Bai.
Aura Kematian masih termasuk ke dalam Aura Hitam, itu sebabnya Liu Bai sedikit khawatir, namun saat menyadari tidak terjadi apa-apa ketika seluruh aura Kematian memasuki tubuhnya, Liu Bai memilih untuk mengabaikan hal tersebut, dia memilih untuk mengeluarkan Mustika Siluman Kera sekaligus mengambil Inti Elemen Kayu dari mayat para Siluman Kera yang berhasil dia bunuh.
Mustika Siluman biasa berwarna hitam, bentuknya mirip batu seukuran genggaman tangan anak kecil, namun sangat halus dan mengkilap, sedangkan Inti Elemen Kayu milik Siluman juga seperti batu sebesar batu kerikil agak lonjong, warna hampir mirip seperti kayu, andai Inti elemen itu berada di potongan-potongan kayu yang berserakan, pasti tidak akan ada yang menyangka jika itu adalah Inti Elemen Kayu.
Perburuan Pertama Liu Bai berjalan dengan lancar, ini adalah pembunuhan pertama dan hanya siluman, yang namanya membunuh, tetaplah membunuh dengan melenyapkan nyawa makhluk lain tidak ada bedanya dengan membunuh manusia, apalagi Aura Kematian yang di dapatkan juga sama.
Perburuan pertama kali ini berhasil mendapatkan sembilan Mustika Siluman serta Sembilan Inti Elemen Kayu, keduanya sangat bermanfaat untuk Liu Bai, seperti Mustika Siluman yang bisa diserap Qi nya untuk mengisi kembali Qi yang terkuras atau menambah jumlah Qi, sedangkan Inti Elemen bisa digunakan untuk bertarung dengan melepaskan serangan dari berbagai jenis yang merupakan elemen kayu, selama mempelajari teknik kayu, itu akan membantunya saat berhadapan dengan pertarungan yang mempertaruhkan hidup dan mati, di samping itu, Inti Elemen milik Siluman juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi, tentu jika memiliki banyak Inti Elemen berbagai jenis bisa dijadikan penghasilan tambahan.
“Selanjutnya aku akan mencari Siluman yang memiliki Inti Elemen lainnya!” kata Liu Bai setelah memasukkan semua yang dia dapatkan kedalam cincinnya.
Liu Bai kembali melanjutkan perburuannya, dia terus menjelajahi hutan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain, dan sesekali akan membunuh Siluman yang dia temui.
Ketika malam, Liu Bai akan beristirahat seraya menyerap Mustika Siluman mengisi kembali Qi yang telah digunakan, di waktu luang, Liu Bai akan mencoba menguatkan Kemampuan Spiritual nya agar naik ke Kelas Tiga, namun jelas itu tidak mudah, hanya saja Liu Bai tidak menyerah.
Di siang hari berikutnya, Liu Bai akan kembali melakukan rutinitas perburuannya, kali ini Liu Bai berhasil membunuh seekor Siluman Rusa yang memiliki Inti Elemen Air, ini adalah Siluman kedua puluh tiga yang sudah dia bunuh.
“Hem! Apakah semua siluman di hutan ini hanya Siluman biasa saja?” gumam Liu Bai.
Liu Bai berharap bisa bertemu dengan Siluman di Kelas Serigala, namun sudah tiga hari berada di dalam hutan, dia tidak menemukan Siluman sekelas Serigala yang terlihat, namun Liu Bai merasa senang karena itu akan mempermudah bagi dirinya untuk mendapatkan lebih banyak Mustika Siluman serta Inti Elemen.
Ketika akan melanjutkan perburuannya, dia melihat dua cahaya merah dari jauh, cahaya merah menyala itu terlihat bergerak ke arahnya sehingga Liu Bai mempertajam pandangannya dengan kekuatan Spiritual agar mengetahui cahaya apa yang datang.
Keringat di kening Liu Bai mengalir, dan dia menelan seteguk air liurnya dengan mata melotot serta wajah memucat, dengan pandangannya yang diperkuat dengan kekuatan Spiritualnya, Liu Bai melihat seekor ular hitam yang memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari pohon kelapa datang ke arahnya.
Kali ini Siluman Ular hitam besar itu sudah berada di hadapan Liu Bai, kedua matanya memancarkan cahaya merah menyala seperti bara api, dan saat ular itu mengangkat kepalanya, Liu Bai sampai harus ikut menengadahkan kepalanya melihat kepala ular itu yang sudah berada tinggi di atasnya.
“Aku berharap bisa bertemu dengan Siluman di Kelas Serigala, tapi kenapa yang muncul malah Siluman di Kelas Singa?” gumam Liu Bai dengan wajah pucat, namun dia masih berusaha menahan diri.
“Ssst! Aroma manusia, daging lezat, ssst,” kata Ular tersebut yang membuat tubuh Liu Bai kedinginan.
Siluman yang sudah mencapai ke Kelas Singa tidak hanya sangat kuat, namun juga bisa berbicara, belum lagi mereka memiliki kecerdasan serta mampu menggunakan elemen mereka dengan sempurna.
“Kamu ingin memakan ku? Kamu pikir aku akan diam saja?” ucap Liu Bai namun dengan tubuh yang kedinginan saat bertatapan dengan mata Siluman Ular tersebut.
“Ssst, kamu ingin melawan? Ssst, ini sangat mudah bagiku,” kata ular tersebut.
Liu Bai memasang kuda-kuda dengan pedang yang sudah siap untuk digerakkan, dan seluruh Qi nya telah dialirkan ke Pedang serta seluruh tubuhnya, Liu Bai menggenggam erat gagang pedangnya seraya berkata, “Aku tidak takut padamu!” kata Liu Bai.
“Ssst, Manusia yang tidak tahu diri, kalau begitu baiklah, aku akan membunuhmu lalu menjadikanmu sebagai makan siangku,” kata ular tersebut lalu dia meraung keras seraya mengangkat kepalanya keatas dan membuka mulutnya seraya menyemburkan Api ke atas.
Semburan api yang dilepaskan ke udara oleh Siluman Ular sangatlah besar sehingga membentuk seperti awan api di atas hutan, suhu juga berkali-kali lipat lebih panas, dan ular itu berniat menyerang Liu Bai.
“Ssst!!?”
Siluman Ular terkejut ketika melihat ke tempat Liu Bai berada, ternyata Liu Bai sudah tidak ada di sana, Siluman itu terlalu bersemangat karena akan mendapatkan makanan sehingga dia tidak fokus yang membuat mangsanya menghilang tanpa jejak.
“Manusia sialan! Aku tidak akan melepaskan mu,” kata Siluman ular yang marah lalu dia melacak keberadaan Liu Bai dengan lidahnya.
Liu Bai sendiri sebenarnya sudah melarikan diri dengan cara terbang menggunakan pedangnya, dia secepat mungkin menjauh dari tempat Siluman ular, karena saat ini kemampuannya tidak sebanding dengan Siluman tersebut yang berada di Kelas Singa, yang mampu menghadapi Siluman Kelas Singa hanya orang yang memiliki kemampuan di Tahap Raja ke atas. Untuk menghilangkan jejak sementara waktu, Liu Bai menggunakan bau dari salah satu Siluman untuk menghilangkan keberadaannya, walau Liu Bai yakin itu tidak akan bertahan terlalu lama, cepat atau lambat, Siluman Ular itu pasti akan menemukan keberadaannya.
“Sial, kenapa harus Siluman menakutkan itu yang muncul? Tunggu saja, setelah aku menguasai kekuatan Spiritual Tingkat tiga, aku akan berurusan dengan mu” gerutu Liu Bai namun dia tidak memperlambat kecepatan terbangnya tanpa berani menoleh ke belakang.
cmn Liu Bai yg punya koleksi Hantu...
wkwkwwkwkk🤣🤣🤣