Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Wajah Serena berubah sumringah mendapati Liam berada di hadapannya. Pria itu banyak berubah, lebih tampan dan matang dari sebelumnya. Sedikit penyesalan terdapat dalam hatinya karena meninggalkan Liam begitu saja.
"Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya, dia melarangku untuk bertemu denganmu," ucap Serena.
"Kita tidak memiliki janji bertemu, jadi sudah sewajarnya dia melarangku untuk menemuiku. Pergilah, Serena. Tidak ada yang perlu kita bicarakan!" tukas Liam yang jalan mengabaikan Serena.
Wanita cantik itu terpaku, tidak ada tatapan penuh cinta yang dulu selalu ditampilkan oleh Liam. Dia merasa sangat sedih melihat Liam tidak mempedulikan keadaannya.
Serena menggeleng, dia harus berusaha mendapatkan perhatian Liam. Tidak mungkin dia terus hidup di ambang kehancuran seperti ini. Dia membutuhkan Liam untuk menyokong hidupnya.
"Tunggu! Aku ingin bicara. Ada yang harus kita tuntaskan, Liam," ujar Serena menghentikan lift yang hampir tertutup.
"Keluarlah, aku ingin bicara dengan atasanmu!" perintah Serena pada asisten pribadi Liam.
"Tetap di sini. Dia dapat mengatakannya di depanmu!" ujar Liam pada Zidane yang menatap Serena dengan malas.
Zidane telah mengikuti kisah cinta Liam dan Serena. Perempuan di hadapannya ini tidak pernah tulus mencintai Liam. Beberapa kali Liam selalu menuruti keinginannya untuk membeli barang-barang branded.
Kepergian Serena ke Negara P juga karena campur tangan Liam yang ingin wanita itu segera mencapai kesuksesan di dunia modeling. Sayangnya, Serena terlena hingga meninggalkan Liam begitu saja.
"Pergilah, Zidane! Kau tahu ada yang belum selesai di antaraku dan Liam!" ujar Serena.
"Baiklah, aku akan menyusulmu nanti Liam. Sepertinya kau memang harus menyelesaikan urusanmu dan dia. Ingat, kau telah memiliki istri," ucap Zidane menepuk Liam kemudian melangkah keluar dari lift.
Kesempatan yang diberikan Liam tentu dimanfaatkan dengan baik oleh Serena. Perempuan itu tersenyum, kemudian menghampiri Liam. Menatap mantan kekasihnya itu dengan intens.
"Maafkan aku, Liam. Kau tahu, aku masih sangat mencintaimu. Jangan bersikap seolah tidak pernah terjadi apa pun di antara kita," ujar Serena.
"Semua sudah berlalu, Serena. Aku tidak ingin terjebak dengan masa lalu. Sekarang, aku telah memiliki istri yang harus aku jaga. Jangan menemuiku lagi, aku tidak ingin memiliki hubungan dengan mantan kekasih," balas Liam dengan kejam.
Saat menjadi kekasih Serena, tentu dia dapat memaklumi bila wanita itu masih ingin meniti kariernya. Namun, kini semua sudah berbeda. Serena datang terlambat. Dia membuat Liam sangat kecewa karena telah memutuskannya secara sepihak.
"Aku tidak apa-apa bila menjadi simpananmu. Aku tahu kamu menikahinya karena terpaksa, kan? Dia telah hamil ketika kalian menikah. Aku tidak apa-apa, Liam. Menjadi kedua pun, aku rela asal dapat bersama denganmu," ujar Serena.
"Aku tidak...."
Serena mendekati Liam, kemudian mengalungkan tangan di leher pria itu. Wanita itu melumat bibir Liam dengan semangat. Liam tidak bereaksi apa pun, hingga Serena menggigit bibir Liam yang membuat Serena dapat mengakses seluruh bibirnya.
Akhirnya, Liam terhanyut dengan Serena. Dia menikmati ciuman mereka yang sudah lama tidak pernah dia rasakan. Namun, ketika memejamkan mata, dia melihat bayangan Bianca yang menatapnya dengan sendu. Liam mendorong tubuh Serena. Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka.
"Pulanglah, Serena. Kejarlah mimpimu selama ini. Aku tidak akan menghalangimu lagi, kita sudah berakhir!" ujar Liam menoleh pada Serena.
Pria itu melangkahkan kaki menuju ruangannya. Di lantai teratas perusahaan itu, khusus ruang milik Liam hingga tidak ada yang mengetahui yang tejadi antara Serena dan Liam.
"Aku mohon jangan bersikap seperti ini. Aku...."
"Cukup Rena, aku tidak mungkin mengkhianati istriku," ucap Liam.
"Baiklah, Li... Aku hanya ingin kamu memberikanku suntikan dana. Aku membutuhkannya untuk menunjang karierku di tanah air. Semua karierku di Negara P sudah kandas. Aku harus memulainya dari awal di Indonesia," pinta Serena.
"Maaf, aku tidak bisa melakukan apa pun untuk itu, pergilah!" Liam menyadari dirinya hampir terjebak dengan perasaan yang tersisa.
Serena mendekati Liam lagi, "Biarkan aku bekerja di Perusahan ini. Aku harus memenuhi semua kebutuhan keluargaku. Ibuku sakit, Li. Dia satu-satunya yang aku punya." Perempuan itu memelas.
Liam dan Ibu Serena sudah sangat dekat. Dulu,dia sudah hampir melamar Serena. Keluarga Liam yang tidak pernah memandang orang lain hanya dari harta pun tidak melarang hubungannya dengan Serena. Namun, perempuan di hadapannya ini belum siap untuk membina rumah tangga.
"Ibu sakit apa?" tanya Liam mulai tertarik dengan ucapan Serena.
"Ginjal. Dia membutuhkan untuk cuci darah setiap minggunya. Tadinya, aku ingin berbohong padamu. Suntikan dana yang aku katakan ingin aku gunakan untuk operasi ibuku yang mungkin akan memulihkan kondisi tubuhnya. Namun, sepertinya aku harus jujur agar kamu lebih mempercayaiku," jawab Serena.
"Kau seharusnya ingat kalau aku tidak menyukai kebohongan."
"Tapi, aku mengatakan hal yang sesungguhnya. Ibuku dirawat di rumah sakit. Kalau kau tidak percaya, kita dapat menjenguknya hari ini juga!" tantang Serena.
Ya, Ibu Serena memang sakit ginjal, tetapi sakitnya belum sampai taraf yang mengkhawatirkan seperti ucapan Serena. Ibunya mengalami penyakit batu ginjal. Dia membutuhkan operasi untuk mengangkat batu ginjal yang ada ditubuhnya..
"Kalau begitu, aku ingin menjenguk ibumu. Baru aku dapat memutuskan cara untuk menolongmu," ujar Liam membuat Serena tersenyum.
Aku yakin dapat meraih hatimu kembali, Li. Kamu akan menjadi milikku," batin Serena dalam hati.
Sejauh ini, rencananya berjalan sedikit lancar. Dia berpikir pastinya akan sangat mudah masuk ke keluarga Liam dan menjadi Nyonya Smith.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca... Tunggu terus updateanku, ya.
Oh ya, Kakak-kakak. Selama menunggu aku update kalian bisa membaca karya temanku yang keren ini, ya.