Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Misi Nara
Gadis cantik berambut pirang menari nari di atas tubuh pria yang sangat kekar berotot, Usia nya juga masih muda dan pasti nya sangat lah jalang. Karena istri dari pria ini sampai mendatangi Edwin untuk menyewa pembunuh yang harus menghabisi kedua nya di rumah mereka sendiri, Nara menduga bahwa hubungan dua manusia ini sudah sangat jauh karena mereka sampai punya rumah sendiri yang terbilang cukup besar juga ukuran nya. Mereka tak sadar bahwa di balik tirai sudah ada mata yang mengintai, Nara punya kebiasa mengintai dengan waktu yang cukup lama, Meski orang yang akan di bunuh nya sedang kondisi bersetubuh, Dia tak merasa risih untuk menunggu nya. Mendengar kan apa yang mereka katakan sebelum kematian datang menjemput, Karena mungkin saja ada rahasia yang harus Nara ketahui.
"Aaagggk!"
Kedua nya sama sama menggerang puas karena mendapatkan pelepasan bersama, Nara tetap berada di posisi nya dengan pisau yang siap di tangan dan pistol nya juga sudah siap. Nara menyeringai sinis ketika sang pria begitu perhatian kepada selingkuhan nya yang memang sangat cantik ini, Mata Nara membulat karena ternyata sang wanita sedang hamil, Walau tak seberapa besar dan mungkin saja baru berusia lima atau enam bulan, Terlihat hanya sedikit menonjol entah karena tubuh nya yang kurus atau memang usia kandungan nya masih kecil.
"Besok jadi mau cek kandungan nya, Sayang?" Tanya Pria.
"Jadi dong, Tapi aku mau nya sama kamu." Jawab wanita.
"Maaf ya, Besok aku ada janji sama Sarah untuk kerumah orang tua nya." Sesal pria.
"Jadi kamu sekarang lebih mengutama kan dia di banding kan aku?!" Tanya wanita sengit.
Nara berdecih karena wanita ini sangat tak tahu diri dengan pertanyaan seperti itu, Hanya suami bodoh yang lebih mengutama kan selingkuhan nya. Wanita sudah merajuk karena si pria ingin pergi menemani istri nya yang akan pulang kerumah orang tua, Tampak pria itu mengeluarkan lembaran uang yang sangat banyak jumlah nya.
"Nanti mertua ku bisa curiga kalau aku tak datang bersama Sarah, Jadi kamu pergi sendiri dulu ya." Bujuk pria.
"Yah mungkin memang sudah nasib ku jadi selingkuhan sehingga harus pergi sendiri, Di bawa kerumah mertua juga tak pernah." Desah wanita kecewa.
"Salah siapa kau mau jadi selingkuhan." Nara keluar dari tempat persembunyian.
"Siapa kau?!"
Kedua nya menjadi kaget melihat wanita memakai masker hitam dan bertopi hitam juga, Hanya rambut nya yang di kuncir kuda itu yang kelihatan, Pria bergegas bangkit ingin memukul Nara yang di kira nya hanya rampok biasa. Namun Nara bergerak cepat memegang lengan pria dan memutar kebelakang, Tinju nya juga menghantam bagian rahang sehingga pria terjatuh.
Praaaang.
Meja kaca pecah yang ada di dalam kamar karena tubuh pria ini menghantam meja kaca, Pria itu langsung kejang karena bagian kepala menghantam sangat keras dan darah nya membanjiri lantai yang sudah di penuhi pecahan kaca, Ada yang menusuk bagaian leher juga.
Dor.
Tembakan melesat menembus dada yang kekar itu, Nyawa nya seketika menghilang membuat selingkuhan menjerit ketakutan. Dari luar bodyguard mereka mendengar suara keributan ini, Berusaha untuk membuka nya, Nara cepat mengambil telinga pria dan memasukan kedalam plastik.
"Jangan sakiti aku! Ku mohon jangaaaan." Wanita ketakutan dan merangkak menjauh.
"Kenapa kau takut mati? Maka nya kau jangan mau jadi selingkuhan! Kau bangga sekali punya anak dari hubungan haram, Pernah kah kau berpikir tentang nasib anak mu?" Tanya Nara.
Wanita diam saja tak berani mau menjawab, Lagi pula dia tak pernah berpikir apa apa tentang anak nya yang akan di lahirkan nanti. Karena sudah pasti anak nya akan sangat di sayang dengan harta yang sangat banyak, Bahkan pria tadi juga menjanjikan pernikahan yang sah secara negara karena saat ini dia di nikahi secara siri.
"Jawab aku, Sialan?!" Bentak Nara menembak kaki wanita.
"Aaaahhhhh!"
Tubuh wanita kejang karena merasakan sakit yang sangat luar biasa, Tak pernah dia merasakan sakit yang seperti ini. Bahkan pandangan nya juga buram tak karuan seperti mau pingsan karena menahan rasa sakit ini, Nara bergerak mengambil pisau nya.
"Apa yang akan kau lakukan? Ku mohon jangan bunuh aku." Wanita menangis menahan sakit.
"Maka ceritakan apa yang kau pikirkan tentang anak itu! Pernah kah kau berpikir bahwa kau bisa saja mati saat melahirkan, Lalu nasib anak ini akan bagai mana." Bentak Nara.
"T-tidak."
"Ya karena yang kau pikirkan hanya enak nya saja! Anak hasil selingkuhan sangat sengsara hidup nya bila sampai Ibu yang mengandung mati, Bagus lah kau mati di tangan ku saja." Geram Nara.
"Aaaaahh, Jangan."
Telinga kiri yang penuh anting itu lepas dari kepala wanita sehingga langsung mengucurkan darah, Berusaha untuk kabur untuk melarikan diri menuju pintu agar bodyguard bisa masuk. Namun dia tak bisa lari karena kaki sudah tertembak di bangian dengkul nya hingga tempurung itu pun pecah.
Sreeeet, Craasssh.
Dau telinga kedua sudah lepas semua nya dari kepala, Selingkuhan itu tergolek lemas karena rasa sakit ini sangat membuat membuat dia sekarat karena darah juga mulai habis terkuras. Nara tertawa puas karena mangsa nya sudah jatuh begini, Bagai kan harimau yang merasa senang karena mendapatkan mangsa nya.
Dor.
Tepat di pertengahan kening nya wanita itu diam tak bergerak karena peluru sudah menembus kedalam sana, Nara tertawa kian kencang karena mangsa sudah mati. Tak peduli dengan pintu yang kain berderak karena mau di buka oleh para bodyguard, Nara memgambil pisau dan membelah perut wanita tadi. Mengambil janin nya dengan tangan sendiri hingga darah semakin deras, Bagi nya sekarang adalah hal biasa darah dan kematian ini, Oleh sebab itu dia tak mau bila membunuh orang yang tak bersalah, Mangsa nya adalah para jalang yang banyak tingkah dan peselingkuh handal.
"Bila hidup pun kau belum tentu enak! Bagus lah kau mati sekarang saja." Nara berkata pada janin kecil itu.
Di masukan kedalam plastik. Juga bercampur dengan telinga empat buah, Nara mengintip dari jendela sebelah kanan, Di sana yang kosong karena para bodyguard masih sibuk membuka pintu, Segera gadis ini meloncat dan membuat gerakan berguling kedalam rimbunan bunga.
"Banyak sekali jumlah nya, Kenapa dia menaruh banyak bodyguard di rumah selingkuhan nya?" Batin Nara heran.
Memang sangat banyak sekali bodyguard yang berjaga, Agak heran tentu nya. Nara berniat untuk bertanya kenapa banyak bodyguard di sini, Karena dia tak bisa lagi membendung rasa ingin tahu nya.