Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Persiapan
Setelah beristirahat sebentar karena tubuhnya terasa sangat lelah seharian beraktivitas
Naina bangun dari tidurnya saat anak sulungnya membangunkannya karena ada yang datang membawa bangku kayu dan meja
"ma Ada nyariin "ucap akza membangunkan mamanya
"siapa sayang "tanya naina
"nggak tau ma,itu ada bapak-bapak bawa bangku dan meja kayu"ucap akza
"oh itu mungkin temannya akung,bang mama bisa minta tolong panggilkan akung !? mama mau cuci muka dulu "ucap Naina pada putranya
"iya ma"jawab Akza dan keluar dari kamar Naina
setelah selesai mencuci muka dan memakai hijab langsung naina melangkah keluar dari dalam rumahnya untuk menemui orang yang dimaksudkan oleh anaknya
diluar juga sudah terlihat pakde Rojak dan berbicara dengan orang-orang itu Akza juga ikut berdiri disana
"pakde"panggiku, mereka semua menoleh padaku
"Nah ini nak Naina yang memesan bangku dan meja itu Man"sahut pakde
"oh jadi mbak ini yang mesen jak!?"tanya teman pakde itu
"iya man,dia ini ponakanku anak saudara dari kampung !!! dia dan anak-anaknya baru pindah beberapa hari ini disini"ucap pakde Rojak
"oh begitu!? trus bangku dan mejanya taruh dimana !?"tanya teman pakde Rojak
"langsung di taruh di toko aja pak biar tidak repot lagi mindah- mindahinnya "jawab Naina dan diangguki pakde Rojak dan temannya itu
"Bang tolong ambil nak kunci toko, trus abang buka rooling door nya
ajak Adik-adikmu untuk membantu "ucap Naina pada putranya
"iya ma "Jawab Akza dan berlalu masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci dan memanggil Adik-adiknya yang sedang nonton TV
setelah rooling door terbuka anak buah teman pakde Rojak mengangkat semua bangku dan meja panjang kedalam toko
setelah semua bangku dan meja diangkat kedalam toko Naina memberikan uang sesuai harga yang disepakati oleh pakde Rojak dan temannya itu
"ini harga teman lo jak, biasanya kalau bangku empat,meja kecil satu dan meja panjang dua itu biasa saya lepas sejuta setengah tapi ini karena kamu ya sudah saya kasi aja sejuta dua ratus rebu"ucap pak kadiman teman pakde
"makasih banyak ya man"ucap pakde
"ita sama-sama jak,kalau gitu saya pamit ya"ucap pak jadiman pada pakde dan Naina
"trus ini ditaruhnya dimana nai!?"tanya pakde
"mungkin disini aja pakde, terus ini etalasenya kasi dekat tembok aja biar kelihatan luas "jawabku
"ma gimana kalau etalase Nya disimpan bagian dalam aja ma trus mejanya kita susun memanjang jadi mama tidak jauh jika mau menyajikan, etalase juga berfungsi jadi pembatas antara dapur dan meja pembeli "ucap Attar memberi ide
"trus meja kasirnya dimana!?"tanya naina dan anak-anak naina terdiam seperti memikirkan sesuatu
"bagaimana kalau meja etalasenya kita bentuk L trus meja kasir di ujung meja trus disampingnya kita simpan Freezer biar gampang liat siapa yang ambil minuman dingin" Ali juga mengeluarkan pendapatnya
"lalu meja untuk nyimpan rice cooker buburnya dimana?!"tanya naina lagi
"ma memangnya etalasenya mau diapakai untuk apa ma?!"tanya Akza etalasenya sih mama mau isi jualan lain jadi rencana mama kalau jual buburnya habis mama mau jual masakan jadi "ucap Naina
"apa mama tidak terlalu capek!? kasian dedek ma"ucap Akza penuh perhatian
"gini aja ma,mama nggak usah jual makanan jadi Dulu Nanti setelah mama lahiran baru deh jualannya ditambah jasi etalasenya di simpan dibelakang aja dulu satu, trus yang satunya yang ukuran sedang ini taro disini aja buat simpan lauk untuk nasi uduk nya sama alat-alat mama biar terhindar dari debu" Akza memaparkan ide cemerlang nya
Naina menuruti semua yang dikatakan Putranya karena dia tau putranya sangat khawatir dengan kondisinya saat ini, walaupun usia Akza masih muda tapi pemikirannya sudah dewasa mungkin karena keadaan yang memaksanya dewasa sebelum waktunya
akhirnya semua sudah tertata dengan rapi dan Naina merasa puas dengan hasil kerja anak-anaknya dan juga pakde Rojak yang siap mengarahkan anak-anak Naina
mereka anak-anak yang penurut jadi sangat gampang untuk diarahkan
"makasih banyak ya pakde sudah mau bantu Naina beres-beres "ucap Naina
"sama-sama Nai, pekerjaannya juga nggak berat karena cuman mengarahkan anak-anak " sahut pakde Rojak yang sudah duduk dibangku panjang yang baru diaturnya
"tapi pakde kompor Naina untuk buat kopi atau minuman hangat lainnya dimana bagus ya"ucap Naina
"kamu nggak usah pakai kompor Nai kamu pakai Dispenser aja jadi kanu nggak usah repot-repot masak air karena dispenser nya airnya sudah panas tinggal kamu buat yang hangat saja"ucap pakade rojak dan benar juga kata pakde Rojak semua akan lebih muda dan gampang jika ada yang pesan kopi atau teh hangat
"kalau begitu Nai besok mau beli,tapi untuk besok pagi Nai mau jual bubur dan Nasi Uduk aja dulu "ucap Naina
saat mereka asyik ngobrol dan membicarakan bagaimana para pembeli nanti
Bude yana baru pulang dari Arisan dan membawa beberapa makanan, anak-anak sangat bahagia mendapatkan oleh-oleh yang dibawa Bude Yana walaupun hanya berupa kue anak-anakku sangat senang karena nenek kandungnya tidak memperlakukan mereka seperti itu
"terima kasih Uti, kuenya enak "ucap Abimanyu senang karena selama ini dia tidak mendapatkan kasih sayang kecuali dari naina dan kakak-kakaknya
"sama-sama sayang "jawab Bude yana mengelus kepala putra bungsunya
saat sedang asyik bercengkerama dengan anak-anaknya dan juga dengan Bude Yana dan pakde Rojak deru mesin Mobil kiki mamasuki pekarangan
"assalamualaikum "ucapnya masuk kedalam toko
"waalaikumsalam "jawab mereka semua
"kak ini balihonya,mau digantung Sekarang atau besok !?"tanya kiki
"gantung sekarang aja biar besok orang-orang lewat bisa langsung liat"sahut pakde
"ayo bang kita pasang didepan "ajak pakde Rojak pada anak-anak Naina
merekapun bekerja sama memasang baliho itu didepan toko
"terima kasih ya ki, maaf mbak sering merepotkan "ucap Naina
"nggak merepotkan kok kak,kan sekalian jalan juga "jawab kiki
"Alhamdulillah sudah terpasang "ucap pakde Rojak masuk kembali ke dalam toko di ikuti ke empat anak naina dan bergabung bersama yang lainnya
"tadi bude sudah promosi sama teman-teman arisan Bude, katanya mereka besok akan mencoba beli bubur kamu, kalau bubur buatamu cocok dilidah mereka
mereka akan menjadi pembeli tetap"ucap Bude
"wah terima kasih banyak bude"ucap Naina memeluk tubuh ramping Bude yana dari samping
"iya sama-sama "jawab Bude yang
ke esokan Harinya Naina bangun jam tiga subuh untuk membuat semua yang akan dijualnya, semalam naina sudah memasak kacang hijau dan beras ketannya hingga agak lembek agar nantinya tinggal dimasak sebentar saja sudah bagus naina tinggal memasukkan bahan pelengkapnya
setelah sholat subuh naina mulai mengatur jualannya masuk kedalam toko dibantu oleh anak-anaknya
namun belum membuka rooling door nya
Naina kembali kedalam rumah untuk membuatkan sarapan untuk anak-anaknya
setelah matahari mulai meninggi naina mulai membuka rooling door tokonya, spanduk atau lebih tepatnya baliho sudah terpasang cantik dipintu masuk toko
tepat pukul 06.00 pagi ada tiga orang ibu paruh baya datang dan Naina yakin itu adalah teman-teman arisan bude yana
"jual apa saja mbak?!"tanya ibu berkerudung merah
"ada bubur ayam, kacang hijau ketam hitam,bubur jagung dan nasi uduk " sahut naina membuka penutup rice cooker yang Naina tempati untuk buburnya
aromanya menguar memenuhi toko
"bubur ayamnya seporsi berapaan mbak!?"ucap ibu berbaju kuning
"sepuluh ribu bu"jawab naina