Ciara Anstasya, wanita berusia 27. merantau demi kesembuhan emntalnya, dari luar jawa sampai akhirnya hanya sebatas luar kota.
di tempat kerja barunya ini, dia bertemu orang-orang baik dan juga seorang pria bernama Chandra. satu-satunya pria yang selalu mengikutinya dan menggodanya.
"Berbagilah, kamu tidak sendirian sekarang"
kalimat yang pernah dia katakan pada Cia, mampu membuat hati Cia berdebar. namun, tiba-tiba rasa insecure Cia muncul tiba-tiba.
mampukah Chandra meredam rasa insecure yang Cia alami? dan menjalin hubungan lebih jauh denganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ningxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Atasan Baru
"Ini pada kenapa sih!" Cia terlihat heran dengan teman kerjanya. Masalahnya dia mendapat banyak permintaan maaf dari teman-temannya.
"Mas? Mas Chandra?" panggil Cia. Dia duduk di depan meja bartender saat Restoran masih tampak sepi, belum ada pelanggan yang datang.
"ada apa hm?" Chandra menumpukan kedua tangannya di meja bartender, tepat di depan Cia.
"kenapa teman-teman yang lain pada minta maaf?" kepala Cia menoleh pada teman-teman kerjanya yang masih berlalu lalang.
"kan mereka udah tau kebenarannya Ci, jadi mereka merasa bersalah karena tidak mempercayaimu sebelumnya" Chandra mengambil ponsel Cia yang dia bawah sebelumnya
"kamu lihat sendiri di grup, buktinya sudah ada semua" Chandra menyerahkan ponsel milik Cia.
Cia menatap foto-foto yang ada di grup. Foto itu memperlihatkan Mita dan pak Bayu yang sedang berduaan di dalam ruangan pak Bayu, dan beberapa foto yang memperlihatkan mereka berduaan di tempat lain.
"Siapa yang mengirim foto-foto ini mas?" Cia memperlihatkan nomer baru milik pengirim foto itu.
"Bos sepertinya Ci, soalnya dia satu-satunya admin dalam grup Restoran" ucap Doni yang berdiri di belakang Chandra.
Chandra menepuk punggung tangan Cia pelan karena sudah mulai ada pelanggan yang datang. Hari ini dia dan Sandra berdiri sendiri-sendiri karena Riko libur dan Mita yang di pecat tanpa Cia ketahui.
Chandra tersenyum sendiri saat mengingat jika dia menghapus semua pesan dalam grup yang membahas masalah pemecatan Mita dan bayu di ponsel Cia. Dia juga mengirim pesan dalam grup itu.
"Mulai besok, berhenti membahas ataupun membicarakan orang yang sudah saya pulangkan. Bekerjalah dengan baik"
Itu adalah pesan yang di kirim Chandra di dalam grup.
Cia dan Sandra tampak sibuk seharian karena hanya berdua. Saat semua karyawan sudah pulang, Cia dan Sandra justru masih merebahkan tubuh mereka di atas matras.
"Kakak nggak pulang? Ini sudah jam 10 lebih kak" Tanya Cia.
"Nunggu pacar aku jemput dulu Ci, capek banget ini. Pulang bareng aku aja Ci, aku anter" Sandra mengajak Cia karena dia tau jika perempuan di sampingnya ini juga pasti lelah.
"Rasanya aku mau tidur di sini aja kak. Nggak sanggup berdiri" ujar Cia dengan berlebihan. Padahal Sandra melihatnya sendiri jika dia masih bisa loncat-loncat tadi.
"Kalian kenapa masih di sini? Mau pulang bareng Ci?" Cia melihat seorang pria yang berdiri di balik pintu.
"Loh! mas Rudi ngapain di sini malem-malem?" tanya Cia dengan kaget.
"iya Rudi. Ngapain kamu di sini? Di suruh Nina buat jemput Cia ya?" tanya Sandra yang juga menatap Rudi dengan heran.
"enggak lah, aku kerja di sini gantiin Bayu, kan dia udah berhenti. Hari ini sibuk banget jadi nggak sempat menyapa kalian, makanya kalian nggak tau" jelas Rudi yang masih berdiri di dekat pintu.
"loh! Kok pak Bayu di berhentikan? Kenapa?" Cia sangat penasaran karena dia nggak tau apa-apa.
Ketiga orang itu berdiri di luar pintu samping Restoran untuk menemani Sandra yang pacaranya belum datang menjemput.
"kasus korupsi Ci, makanya hari pertama kerjaku sibuk banget" Keluh Rudi. Karena hari pertamanya harus pulang terlambat.
"Aku duluan ya!" pamit Sandra saat mobil kekasihnya sudah sampai di sana.
Cia juga ikut Rudi yang mengendarai motor untuk pulang. Chandra menatap kepulangan Cia itu dari lantai dua Restoran.
Drrrt.. Drrrrt
Chandra mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja, nama Cia tertera di sana.
"Halo!" Ucap Chandra setelah mengangkat telfon.
"mas! Mas belum pulang ya? Cia tadi lihat mobil mas Chandra masih berada di parkiran" tanya Cia, dia memang melihat mobil Chandra terpakir di parkiran depan.
"Mas sudah pulang Ci, tadi di jemput Zaki soalnya mobil mas nggak bisa nyala" Chandra berbohong pada Cia. Sebenarnya dia lupa memarkirkan mobilnya di belakang agar tak terlihat Cia.
"Baguslah kalau mas udah pulang, takutnya masih di sana sendirian. Yaudah kalau gitu mas, selamat malam"
"malam Ciara"
Chandra menepuk keningnya, harusnya dia berangkat dengan motor matic yang baru dia beli agar Cia tidak tau, untuk beberapa hari ini dia harus tidur di Restoran untuk menyelesaikan tugasnya yang menumpuk akibat ulah Bayu yang banyak menggelapkan uangnya.
"Bos? Buruan, aku mau pulang, capek tau kamu ajak kerja seharian begini" ucap Riko dengan kesal.
"Rik? Nggak papa kalau kita kerja double terus begini? Kok aku capek ya?" Chandra merebahkan dirinya di sora panjang ruangannya.
"yang ngajakin siapa? Aku protes juga kamu ngancem mau potong gaji segala" ucap riko dengan cuek dan kesal.
"kamu mah enak, kerja double dapat jodoh. Lah gaku? Kerja double dapat hikmahnya doang" Riko semakin kesal saat ingat jika dia di khianati Tasya.
"hahaha. Mataku emang lebih bagus dari kamu sih" ucap Chandra dengan bangga.
"nih orang nggak sadar sama kelakuan sebelumnya, udah ah aku mau pulang. Lanjutin besok aja" sindir Riko. Dia berjalan meninggalkan Chandra yang masih berbaring di atas sofa.
"itu khilaf namanya Rik" Chandra sendiri merasa bodoh karena di bohongi seorang perempuan sampai segitunya. Suatu saat dia juga harus bercerita pada Cia tentang masa lalunya.
Riko sudah pulang, sedangkan Chandra mulai menutup matanya karena lelah harus bekerja full terus.
.
Sudah beberapa hari dan Cia baru tau jika Mita juga di berhentikan dari tempat kerja.
"kenapa Mita juga di berhentikan kak?" Cia bertanya pada Sandra yang masih berdiri di meja kasir bersama Rina.
"kan dia sering bikin masalah sam kamu Ci, terus dia juga menikmati uang hasil penggelapan yang di lakukan pak Bayu" bisik Rina pelan, dia harus ingat pesan bosnya jika tidak boleh bergosip.
"oooowh.. Bangko sama mas Chandra ke mana ya? Kok nggak kelihatan dari tadi pagi?" seharian sampai shiftnya akan berakhir dia tidak melihat Riko dan Chandra.
"Chandra libur, Riko izin. Tapi nggak tau izin ke mana!" jawab Sandra.
"iya pak, baik pak. Maafkan kami"
Sandra dan Cia menoleh ke arah Rina yang baru saja menutup telepon yang berada di meja kasir.
"kenapa Rin?" Sandra penasaran karena Rina nampak gelisah.
"bos kita namanya siapa sih? Dia negur kita yang bergerombol seperti ini, kalian cepat kembali sana" usir Rina.
Cia dan Sandra langsung berjalan dengan cepat ke tempat mereka berdiri seperti sebelumnya. Keduanya nampak bosan karena sama-sama tidak memiliki teman bicara. Cia menatap Doni yang masih santai meskipun tidak ada Chandra, karena ada Sinta bersamanya.
.
"Kak Ciara?" Zara memanggil Cia yang baru keluar dari Restoran.
"eh! Zara kok di sini?" Cia melihat Zara hanya sendirian.
"gantian kak, sekarang Cia makan sama mama"
Tak lama Cia melihat tante Celine berjalan menghampiri mereka dari arah parkiran.
" mau pulang Ci? Makan dulu yuk?" ajak Celine dengan senyum ramahnya.
"maaf tan, Cia ada janji sama kak Nina hari ini" ucap Cia dengan wajah menyesal karena harus menolak ajakan Celine.
"tepati janjimu nak, untuk makan, kapan-kapan kita bisa melakukannya"
Ketiganya berpisah di depan pintu masuk Restoran. Cia berlari dengan buru-buru karena dia memiliki janji untuk menemani Nina periksa ke rumah sakit karena mas Rudi harus lembur lagi.
"Kasian mas Rudi ya kak harus lembur terus padahal kan masih pegawai baru" baru seminggu kerja dan harus lembur dari hari pertama, tentu saja Cia kasian.
Cia dan Nina berada di dalam mobil yang di kemudikan Nina sediri.
"iya Ci, tapi ya gimana lagi. Bayu meninggalkan banyak masalah dan pekerjaan yang belum selesai. Dia memang menyebalkan" ucap Nina dengan kesal.
"terus itu kak, mas Chandra sama Bangko juga akhir-akhir ini kayak kelelahan banget. Apa yang mereka lakukan ya sampai mata hitam kurang tidur begitu" heran Cia. Meskipun dia melihat Chandra dan Riko di tempat kerja, tapi mereka sangat jarang berbicara. Saat istirahatan saja Chandra dan Riko selalu hilang bersamaan.
"ah! Mungkin mereka punya pekerjaan lain di rumah Ci. Kakak juga nggak pernah ketemu mereka, jadi nggak tau" ucap Nina dengan salah tingkah.
"Mungkin sih, pesanku juga belum mereka balas dari dua hari lalu" wajah Cia nampak murung dan sedih.
Nina sudah menahan kesal. Bisa-bisanya mereka tak membalas pesan Cia, apa mereka gila?
"Kurang ajar memang, kalau dia balas atau telfon abaikan saja Ci, biar tau rasa" Nina tampak lebih kesal dari Cia.
Setelah sampai rumah sakit. Cia mengikuti Nina yang berjalan ke ruang pendaftaran.
"Kak Nina hamil?" Cia nampak syok saat mereka mengantri di depan ruang dokter kandunga.
"enggak Ci, perlu konsultasi saja" Nina tersenyum menatap Cia di sampingnya.
"nyonya Nina Mayasari"
Nina menarik Cia untuk masuk saat di panggil oleh seorang suster. Banyak yang Nina konsultasikan mengenai kb pada tiap istri. Dia memakai kb suntik tiga bulan.
"Nina?" panggil seorang perempuan hamil yang baru duduk di depan dokter kandungan.
"Siapa kak?" tanya Cia saat dia melihat Nina hanya terdiam tanpa menjawab panggilan dari wanita tadi.
.
.
...****************...