Pernikahan kekasihnya dengan seorang Panglima membuat Letnan Abrileo Renzo merasakan sakit hati. Sakit hatinya membuatnya gelap mata hingga tanpa sengaja menjalin hubungan dengan putri Panglima yang santun dan sudah mendapat pinangan dari Letnan R. Trihara. R. Al-Ghazzi.
Disisi lain, Letnan Trihara yang begitu mencintai putri Panglima pun menjadi patah hati. Siapa sangka takdir malah mempertemukan dirinya dengan putri wakil panglima yang muncul di tengah rasa sakit hatinya yang tak terkira. Seorang gadis yang jauh dari kata santun dan kekanakan.
KONFLIK TINGGI, HINDARI jika tidak tahan dengan cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Baikan.
Secepatnya Rintis berfikir dalam himpitan keadaan. Perasaannya sungguh terombang-ambing. Ia begitu terkejut dengan keadaan ini. Di satu sisi ada rasa bahagia karena dirinya merasa di perjuangkan sedangkan di sisi lain dirinya sangat takut karena merasa 'tidak pantas' bersanding dengan Bang Hara.
"Bagaimana??? Apakah lamaran Abang di terima??" Bang Hara kembali menanyakan kejelasan lamaran nya pada sang istri.
Rintis mengedarkan pandangan menatap wajah seluruh anggotanya satu persatu. Mereka nampak biasa saja namun tidak ada satupun wajah yang tidak tertekan.
Selain atas perasaannya yang tidak lagi dapat di sembunyikan, Rintis pun akhirnya mengalah. Setidaknya dirinya masih memiliki rasa belas kasih melihat perjuangan para om-om yang pastinya tidak bisa melawan Bang Hara.
"Saya terima, tapi ada syaratnya."
"Apa?" Tanya Bang Hara penasaran.
"Kita mulai dari awal seperti baru saling mengenal. Bisa??"
"Insya Allah. Tapi Abang juga ingin mengajukan hal bersyarat." Kata Bang Hara.
"Nggak.............."
"Tolong jangan menyela..!! Saya sudah penuhi inginmu, tapi sejatinya kita sudah berada dalam satu ikatan pernikahan yang sah. Hukum dan negara pun menjadi saksinya." Bang Hara mendekati Rintis dan berucap lirih di sisi telinga sang istri. "Apapun itu, kamu tetap istri sah saya. Sekalipun ada yang saya langgar, saya tidak berdosa dan tidak bermasalah dengan hukum." Bisik Bang Hara.
Rintis nampak ragu dan meremas dress nya, dress batik yang lebih familiar di sebut daster.
"Bagaimana?? Neng geulis..!!"
Ingin melawan namun Rintis sama sekali tidak punya pilihan. Ucapan Bang Hara memang benar adanya. Mereka berdua memang sudah terikat tali pernikahan yang sah.
Melihat permasalahan bapak dan ibu Danki, seorang istri anggota berpangkat pelda pun datang menghampiri Rintis. Agaknya beliau cukup paham dan sangat senior dalam menghadapi permasalahan dalam rumah tangga.
"Ijin ibu.. kami pribadi paham yang ibu rasakan. Jangan berkecil hati, ibu..!!" Ucap ibu senior tersebut mendekati Rintis. "Sungguh selama ini yang kami lihat, ibu sudah amat sangat dewasa dan itu terlihat dari cara ibu mengarahkan kami sebagai anggota ibu tanpa bantuan dari siapapun. Ibu juga sangat tegas menyelesaikan permasalahan kami sebagai selayaknya istri prajurit yang menjunjung kesederhanaan, kesabaran, serta menjalin kerukunan antar istri prajurit."
Kedua bola mata Rintis basah berkaca-kaca. Ia merasa kurang dalam segala hal namun ternyata masih ada yang 'menyanjungnya', entah itu terpaksa atau tidak yang pasti hatinya saat ini merasa sedikit terhibur. Setidaknya dirinya masih berguna untuk sekitarnya.
"Tolong terima lamaran bapak ya, Bu. Bukan karena kami lelah menjadi tim sukses Bapak, tapi perjuangan bapak untuk menjadi suami siaga yang baik memang begitu luar biasa. Jarang sekali kami melihat ada seorang suami yang memperhatikan istri seperti yang bapak lakukan. Jika bukan karena terlalu cinta, bapak tidak akan melakukan hal ini." Imbuh ibu senior tersebut.
Bang Hara menyodorkan seikat bunga mawar merah dan sebuah cincin bermata biru di luar kotak perhiasan di bawanya di hadapan sang istri. Siapa sangka seketika itu juga Rintis berlari dan memeluk Bang Hara dengan erat.
"Apa ini? Apa sekarang Abang boleh percaya diri kalau kamu menerima pinangan Abang?" Tanya Bang Hara, tangan itu beralih dengan lembut mengusap punggung istri kecilnya.
"Rintis menerimanya, tapi Abang juga tidak boleh menyesal sudah memilih Titis menjadi istri Abang..!!" Kata Rintis.
"Jika ada sesal dalam hati Abang, saat ini Abang tidak mungkin ada disini dan jika ada sebuah penyesalan dalam hati ini, itu karena Abang yang lambat mencarimu, kenapa Abang tidak menyadari ada gadis secantik dan seunik dirimu di dunia ini." Jawab Bang Hara.
Rintis kembali mengeratkan pelukannya, aroma parfum sang suami sungguh membuatnya tenang dan nyaman.
"Abaang..!!"
"Dalem." Bang Hara mengusap air matanya yang tiba-tiba saja menetes tanpa di komando.
"Titis pengen jus kelapa muda sama nasi kebuli." Pinta Rintis.
Bang Hara membuang nafas berat kemudian mengecup puncak kepala istri kecilnya.
'Apa istriku pengen minum santan??? Nasi kebuli lagi.. Mau cari dimana?????'
"Siap.. untuk di laksanakan sesuai perintah, Ibu Danki..!!" Jawab Bang Hara meskipun entah yang akan terjadi nanti.
.
.
.
.
Untuk Senin, up telat ya..!! Terima kasih banyak 🥰🙏
.
.
.
.
semoga lancar persalinan ya.. sehat ini dn baby ya.. 🤲🏼😍