Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan awal dimulai
Pagi ini semua perwakilan perusahaan yang akan mengikuti pembangunan jalan tol terpanjang dalam sejarah akan hadir di ruang meeting perusahaan milik keluarga Ajisona.
Perusahaan yang selama ini dikelola oleh Davendra, kemudian berpindah sementara ke tangan Dekha selama lima tahun dikarenakan sang CEO menghilang untuk menenangkan diri.
Dekha yang juga sudah punya perusahaan sendiri, begitu juga Farros, jadi bertambah sibuk. Kini menjadi lega setelah adik bungsu mereka kembali.
"Sudah siap jadi CEO lagi?" tantang Dekha dengan tawa mengekehnya.
Farros pun membenarkan jas adiknya. Kali ini mereka bemar benar menyervis adiknya dengan sangat baik.
"Banyak relasi bisnis yang hadir. Relasi lama, juga ada temanmu Roger yang ngga tau kamu sekarang sudah kembali. Relasi baru, juga mantan majikanmu," kekeh Farros.
Davendra hanya tersenyum simpul. Sedangkan Harya mengembangkan senyum bahagianya.
Pembalasan sebentar lagi akan tiba.
"Sidah rapi," ujar Dekha.
"Yeah," timpal Farros.
"Thank's, brother."
Dekha menepuk pundak Davendra.
"Sepertinya kamu belum buka email lamamu," bisiknya.
Davendra tampak acuh ngga peduli.
"Cepatlah dibuka. Kamu pasti sangat ingin tau," ujarnya lagi agak memaksa.
"Melihat kebenaran perselingkuhan istriku? Tidak penasaran sama sekali," jawab Davendra datar.
"Aku ingin sekali mengetok kepalamu," keluh Farros setengah frustasi.
Davendra tetap tampak cuek. Kalo boleh jujur hatinya ngga bisa menerima kekalahannya dari Lingga.
Gadis itu pun belum nemar benar pergi dari pikirannya.
Karena itu Davendra memilih mengabaikannya. Untuk kesehatan mentalnya juga yang sudah dia bangun selama lima tahun ini.
"Lihatlah emailnya, ya. Kamu ngga akan pernah menyesal," ucap Dekha sambil menepuk pelan pundak adik bungsunya.
Prasangka telah menutupi hatinya.
Sementara itu di ruang meeting semua perwakilan atau CEO dari beberapa perusahaan sudah hadir.
Selin dan Susan tampak hadir di sana bersama Bayu dan Lindu, perwakilan dari perusahaan keluarga mereka.
"Mereka tampan tampan, ya," ucap Selin sambil mengerling pada Roger dan teman temannya
"Ada satu yang udah nikah. Tapi yang duanya belum," ucap Suzan memberitau.
"Boleh juga kita sesekali kencan dengan mereka," tawa Selin perlahan.
"Kata papa, anak anak.yang punya perusahaan ini juga sangat tampan," bisik Suzan.
"Sayangnya mereka sudah nikah," lanjutnya lagi.
"Seandainya ada yang setampan Arka," cuit Selin agak menyesalkan nasib laki laki itu.
"Sayangnya dia hanya pengawal," cibir Suzan. Ngga mungkin dia mau dinikahkan dengan seorang pengawal. Omanya ada ada saja, decihnya dalam hati.
"Tapi laki laki di sana pun ngga ada yang menandingi ketampanan Arka," ucap Selin dengan raut kecewa.
"Arka terus. Ngga ada obrolan yang lain?" kesal Bayu pada adiknya.
"Iya," ketus Lindu.
Selin dan Suzan hanya mendengus kesal.
Sementara Roger yang juga datang bersama.teman teman CEO yang lain, kini saling mengobrol sambil menunggu kedatangan main kontraktornya.
Kehadiran mereka tadi sempat mencuri perhatian Selin dan Suzan.
"Sampai kapan Daven akan menghilang?" tanya Ray, salah satu teman mereka.
"Entahlah." Roger pun ngga bisa mengerti kenapa nomernya ngga bisa menghubungi Davendra.
"Apa sebenarnya yang sudah terjadi. Dia baru menikah tapi terlibat skandal dengan sekretarismu," ungkit Firlan pada Roger. Nada suaranya terdengar kesal.
"Aku sudah lama memecatnya. Kemala sempat dipenjara dua tahun karena terkena kasus UU ITE. Tak kusangka dia menipu Daven," sesal Roger. Sekarang dia sudah ngga pernah ketemu Kemala lagi dan juga ngga tau kabar mantan sekretarisnya itu.
Semua salahnya juga yang mendukung hubungan Davendra dengan sekretarisnya yang kata istrinya adalah jelmaan kuntilanak.
Roger akhirnya menikahi kekasihnya setahun yang lalu.
Suara bisik bisk spontan lenyap ketika mendengar suara langkah kaki yang memasuki ruangan meeting
Mereka tinggal hanya menunggu anak anak pemilik perusahaan yang sudah ditunjuk sebagai Main kontraktor saja untuk memulai meeting ini.
Roger dan teman temannya seketika berdiri.
"Daven," desis mereka perlahan ketika melihat laki laki tegap yang berjalan di depan Bang Dekha dan Bang Farros.
Selin, Suzan, Bayu, dan Lindu juga sama terkejutnya. Bahkan mungkin hampir pingsan karena melihat Arka dan Tama yang ada di sana.
Bedanya sekarang Arka sudah mengenakan setelan jas mahal ala tuan muda dengan kekayaan melimpah. Sedangkan Tama tetap dengan seragam pengawalnya.
Kemudian laki laki yang ketampanannya sangat menghipnotls itu mengenalkan dirinya, banyak perempuan muda selain Selin dan Suzan menahan nafas.
Davendra Arkatama.
Jadi itu namanya? Sekelumit senyum terbit di bibir Suzan. Dia langsung merasa sangat sangat jatuh cinta dengan Davendra, laki laki yang dulunya sempat dia tolak karena hanya mengiranya sebagai pengawal biasa saja.
"Tahan ilermu, Suzan. Kamu sudah menolaknya. Dia milikku," bisik Selin sangat tajam.
"Kita dulu sama sama menolaknya, Selin. Kita bisa bersaing untuk mendapatkannya," tantang Suzan dengan senyum penuh makna.
Selin hanya bisa mendengus kesal. Kali ini dia ngga akan mengalah dengan kakaknya.
"Mata kita ngga salah, kan, Bay," ucap Lindu yang bahkan sampai dua kali mengucek matanya.
"Jadi dia Davendra Arkatama?" gumam Bayu masih ngga percaya.
"Kalo gitu siapa sebenarnya nama Tama. Mengapa takdirnya ngga berubah," decih Limdu lagi.
Bayu ngga menjawab. Dia juga penasaran dengan nama asli Tama.
*
*
*
Retania menghentikan langkahnya saat melihat putrinya yang sedang bercanda dan tertawa bersama mama Lingga.
Alma ngga henti hentinya memperdengarkan suara tawa lepasnya
Begitu juga mama Lingga yang wajahnya tampak bahagia (?)
"Mama.....," panggil Alma ketika melihat kehadirannya.
Retania tersenyum lembut pada putrinya.
Terlebih dulu dia menjabat tangan mama Lingga.
"Tadi mama lewat TK Alma, ngelihat Alma lagi maen sama teman temannya. Dia sedang nunggu kamu rupanya," jelas mama Lingga hangat.
Tangan Retania juga masih beliau jabat cukup lama setelahnya baru dia lepaskan.
"Kapan mau maen ke rumah nenek?" tanya mama Lingga membuat Retania heran.
"Alma, kangen ngga maen ke rumah nenek?" Mama Lingga mengusap puncak kepala Alma lembut.
"Kangen, dong, nek," sahut Alma dengan kekehannya.
"Iya, kan, ma, udah lama ngga ke rumah nenek," sambungnya.lagi dengan wajah polosnya.
Retania hanya bisa menganggukkan kepalanya. Bibirnya mengulaskan senyum.
Terakhir dia dan Alma ke.rumah Lingga adalah empat bulan yang lalu.
Setelah mendapat ulti dari mama Lingga yang salah paham terhadap hubungannya dengan putranya, Retania sudah berusaha menghindar.
Tapi sejak dua bulan lalu, Retania ngga bisa menghindar antar jemput Lingga untuk Alma, walaupun hanya seminggu dua kali.
Alasan Lingga, kantor barunya satu jurusan dengan TK Alma.
Sekarang bertambah aneh, mama Lingga mengharap dia dan Alma datang ke rumahnya?
Retania ngga abis pikir dengan apa yang ada di hati mama Lingga.
Beberapa saat kemudian, mereka masih berada di halaman sekolah Alma. Alma sedang sibuk bersama beberapa temannya yang belum.dijemput orang tuanya.
"Tante mau minta maaf atas perkataan tante yang dulu."
"Ngga ada yang salah, kok, tante," ucap Retania lembut. Dulu pun ulti yang diucapkan mama Lingga juga dengan perkataan yang baik, tidak membentak atau menghinanya, walau isinya menyakitkan.
Retania tau, mama Lingga memendam perasaan kecewa karena dirinya penyebab kesialan Lingga.
"Kalo nantinya kamu tetap menjadi pilihan Lingga, tante akan menerimanya dengan senang hati."
Retania tersenyum mendengarnya. Ucapan yang baginya hanya terdengar seperti candaan saja.
"Lingga akan mendapatkan yang lebih baik lagi, tante. Tenang saja."
Mama Lingga tersenyum canggung, ucapan Retania seakan mengembalikan ucapannya dulu. Walaupun beliau tau Retania ngga bermaksud begitu.
Dulu dia pernah berucap begitu pada Retania.
"Saya dan Lingga hanya teman, tante. Tante jangan khawatir," senyum Retania lagi. Hangat dan lembut.
Dia trauma dengan pernikahan, apalagi tanpa restu ibu mertua. Dia hanya akan mengulang kesalahannya lagi jika.menerima Lingga.
Lagipula hatinya sudah mati untuk kembali ke sana. Fokusnya sekarang hanya Alma.
Mama Lingga mengangguk pelan.
Dia meraih tangan Retania dan menggenggamnya erat.
"Tante serius dengan perkataan tante tadi."
Eh, perasaan Alma jadi ngga enak.
"Maen ke rumah tante, ya, besok malam. Tante mau masakin makanan kesukaan Alma."
Retania sulit menolak pada tatap binar yang kini mengarah padanya.
"Ya, tante."
Om Ocong vs Mbak Kunti ngasih iklan
mana Devan blom minta maaf dg benar sekarang dtng lagi ulat bulu...
padahal Lingga dan keluarga menerima Reta
Reta dan Alma hrs hati2 mama Deva itu jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
dasar nenek lampir /Angry//Angry//Angry/
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan