NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:77k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 1

Tiga minggu berlalu..

Arsya masih berada di paris, dan selama di sana, dia sama sekali belum pernah menghubungi Afifah. Kesibukannya mengurus resort serta rumah sakit milik keluarga, membuatnya lupa bahwa sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang suami.

Ia bahkan masih belum percaya kalau dirinya sudah menikahi gadis yang sama sekali bukan tipenya, dan entah seperti apa rumah tangganya nanti, yang jelas ia selalu ingat pesan tantenya agar jangan sekali-kali bermain dengan perasaan wanita.

"Huuffftt"

Duduk bersandar pada headboard, pria berwajah tampan itu mengusap wajahnya dengan gusar. Sekali lagi, dia menghembuskan napas panjang untuk menetralisir perasaannya yang terus bergejolak.

Hingga sekian menit terlewatkan, tiba-tiba ia di kejutkan oleh suara ketukan pintu. Reflek sepasang matanya memindai daun pintu seraya menyuruhnya untuk masuk.

Arsya tahu bahwa yang datang adalah sang asisten, Beno.

"Maaf pak, makan malam sudah siap" Katanya setelah memutar gagang pintu, dan menampakkan diri di depan Arsya.

"Kamu ada menghubungi gadis itu?" Tanya Arsya, alih-alih merespon ucapan Beno.

"Gadis yang mana, pak?"

"Gadis yang ku nikahi" Kesalnya dengan intonasi sedikit tinggi. "Gimana si, begitu saja nggak faham"

"Maksud pak Arsya, nona Afifah?"

"Memangnya siapa lagi kalau bukan dia? Apa ada wanita lain yang juga ku nikahi?" Pria yang masih duduk di atas ranjang itu mendelik tajam, otomatis membuat sang asisten memberingsut takut.

"Maaf, pak! Sekitar lima hari lalu saya menelfonnya"

"Masuk, kita bicara sebentar!" Perintah Arsya. Sementara Beno pun menutup kembali pintu kamar sebelum kemudian melangkah masuk.

"Duduklah!" Perintahnya lagi, dan Beno langsung meraih kursi putar di sebelah ranjang.

"Gimana dia? Apa masih berkabung?" Arsya bertanya sesaat setelah Beno duduk.

"Sepertinya masih, pak"

"Apa kabarnya baik?"

"Kurang tahu pak, saat itu saya hanya bicara sebentar karena dia sedang sibuk bekerja"

"Bekerja?" Salah satu alis Arsya terangkat "Kerja apa dia?"

"Dia seorang guru SD, dan siangnya bekerja di lembaga pendidikan kursus, sebagai guru les matematika"

"Dia seorang guru?"

"Iya, pak"

Bibir Arsya terkatup rapat, sementara otaknya seakan tengah berfikir keras.

"Telfon dia sekarang!" Ucapnya setelah hening beberapa saat.

"Saya, pak? Maksud saya, kenapa tidak pak Arsya saja yang menelfonnya"

"Telfon dia sekarang Beno! Pakai ponselmu, jangan lupa keraskan suaranya"

"Baik, pak" Dengan gerak cepat, Beno merogoh saku celana untuk mengambil benda tipis di dalam sana. Segera ia melaksanakan perintah bosnya.

"Assalamu'alaikum?" Suara itu terdengar begitu merdu, meski hanya lewat telfon, tapi cukup membuat jantung Arsya meronta-ronta.

"W-wa'alaikumsalam" Jawab Beno sedikit tergagap. Bulu kuduknya bahkan merinding mendengar suara istri bosnya itu.

"Maaf, siapa ini?" Mendengar pertanyaan Afifah, spontan mata Arsya melirik Beno. Dia heran kenapa Afifah masih bertanya siapa yang menelfon. Jelas-jelas ini kedua kalinya Beno menghubungi Afifah.

"Saya Beno, nona. Apa nona lupa?"

"Oh, pak Beno, maaf saya belum menyimpan nomor anda"

"Kalau begitu, segera di simpan nona"

"Tapi tolong jangan panggil saya nona. Itu terdengar aneh di telinga saya"

"Tidak bisa nona, anda istri dari bos saya, saya harus menghormati anda"

"Enggak apa-apa kalau tidak di depan pak Arsya" Beno melirik bosnya dengan perasaan tak enak hati.

"Tanyakan kabarnya, tanya juga sedang apa dia sekarang" Arsya berbisik.

"Maaf nona, bagaimana kabarnya, apa nona baik-baik saja?"

"Ya, saya baik"

"Kalau boleh tahu, nona sedang apa?"

"Saya lagi masak" Jawabnya, memang terdengar suara dentuman sutil yang beradu dengan wajan. "Ada perlu apa pak Beno menelfon saya?"

"Sebenarnya pak Ars_"

"Sstt.. Jangan bilang aku yang menyuruhmu" Potong Arsya cepat.

"Sebenarnya apa?" Jelas Afifah terheran.

"Maaf nona, saya hanya ingin mengetahui kabar nona"

"Saya baik-baik saja kok"

"Syukurlah kalau begitu"

"Tanyakan, dengan siapa dia tinggal?" Bisik Arsya lagi. Suaranya nyaris tak terdengar oleh telinga Beno.

"Nona, dengan siapa nona tinggal sekarang?" Sedikit ragu, si. Tapi ini perintah, mau tak mau, Beno harus mematuhinya.

"Saya di temani Ririn, teman sekaligus tetangga saya, kenapa?"

"Oh tidak apa-apa. Saya hanya ingin memastikan kalau nona tidak sendirian di rumah itu. Dan kalau nona merasa butuh teman, saya akan kirim orang untuk menemani nona selama pak Arsya belum menjemput nona"

"Tidak perlu, lagi pula tetangga saya semuanya baik"

"Baiklah kalau begitu"

Lalu hening, Arsya dan Beno hanya saling tatap.

Mungkin Arsya sedang berfikir apa lagi yang ingin dia tanyakan, sementara Beno bergeming sambil menunggu perintah selanjutnya.

"Halo!" Seru suara dari balik telfon.

"I-iya nona!"

"Apa ada yang mendesak lainnya? Kalau tidak ada, saya tutup dulu"

"Oh iya, nona Afifah. Jangan lupa hubungi Sheema jika ada hal yang penting ataupun butuh sesuatu"

"Iya, terimakasih atas perhatiannya, saya matikan dulu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, nona"

Setelah panggilan benar-benar mati, Arsya berdecak kesal. Ia merasa di abaikan bahkan oleh gadis seperti Afifah. Padahal selama ini tidak ada seorang pun yang mengabaikannya, semuanya hormat padanya, bahkan sampai adapula wanita yang sok akrab.

"Gadis macam apa dia, Beno? Kenapa tidak menanyakanku sama sekali?"

"Entah lah, bos" Jangan heran dengan panggilan Beno pada atasannya. Itu hal biasa. Kadang pak, kadang bos, tergantung suasana.

"Apa kamu tahu, seperti apa wajahnya?" Mata Arsya menyorot serius. "Apa dia cantik? Berkulit putih, atau malah sebaliknya?"

"Saya tidak terlalu melihatnya, pak Arsya tahu sendiri saat ijab, nona Afi terus saja menunduk, wajahnya di hiasi make up tebal, juga ada selendang yang menutup atas kepalanya hingga batas dahi" Jawab Beno jujur. "Tapi kalau di lihat dari tangannya ketika pak Arsya memakaikan cincin di jarinya, sepertinya kulitnya putih dan mulus, dari suaranya tadi juga terdengar sangat lembut dan merdu. Sepertinya nona Afi begitu penyayang, dan juga cantik"

"Ah, jangan tertipu dengan suaranya. Banyak yang punya suara bagus, tapi rupanya jelek"

"Tapi sepertinya tidak dengan nona Afi, pak"

"Begitu ya?" Gumam Arsya, bola matanya bergerak kesana kemari seakan tengah mempertimbangkan kalimat Beno.

"Menurutmu aku harus gimana?" Tambah Arsya meminta pendapat asistennya.

"Saya tidak tahu bos. Kalau saya di posisi pak Arsya, entahlah, saya sendiri bingung"

"Hhhh.. ada-ada saja memang, si kakek" Gerutunya frustasi.

"Tapi saran saya, lebih baik bos terima saja, jalani satu atau dua tahun, jika tidak bisa di pertahankan, pak Arsya bisa gugat cerai dia"

"Satu tahun? apa itu tidak terlalu lama Ben? aku saja belum tahu seperti apa Afifah itu" Arsya bangkit dari duduknya, membuka lemari lalu meraih kaos polos berwarna putih "Pernikahan ini seperti membeli kucing dalam karung, tak tahu kucing apa yang sudah ku beli" Tambahnya, kemudian mengenakan kaos yang baru di ambilnya.

"Beno, apa kamu punya fotonya?" Tanyanya setelah sekian detik.

"Tidak bos"

"Bagaimana bisa kamu tidak memiliki fotonya?" Arsya yang sudah mengenakan kaos, langsung menatap sang asisten dengan tatapan membunuh.

"Saya setiap hari mendampingi pak Arsya, saya juga baru bertemu nona Afi saat menikah"

"Siapa yang mengurus pernikahanku?"

"Sheema, pak"

"Hubungi Sheema, minta kirimkan fotonya"

"Ponselnya masih belum aktif, pak"

"Kirim pesan!" Perintahnya tegas.

"Baik"

****

Di tempat lain, Afifah yang sedang merenung di kamarnya, menatap dua buku berwarna merah dan hijau tua. Buku itu baru saja ia terima dari kantor urusan agama yang di kirim ke sekolahnya.

Sepasang mata indahnya, kini menatap tulisan yang ada di sampul buku itu.

"Buku nikah?" Pelan, Afifah membuka lembaran demi lembaran hingga tangan itu terhenti tepat ketika mendapati dua foto berjejer dengan background merah dan biru. "Aku sudah menikah? Seperti apa kira-kira lelaki yang menikahiku ini?" Gumamnya sembari mengusap bagian wajah foto pria bernama Arsya.

"Aku tidak mencintainya, pak Arsya pasti juga tidak mencintaiku, apalagi dia dari keluarga terpandang, pria berwibawa, kaya raya, dan juga tampan, mustahil bisa menerimaku semudah itu"

Menarik napas panjang, rasa putus asa seakan kian menjadi, takut serta cemas pun turut mendominasi.

"Takdir apa yang Tuhan berikan untukku? Dia mengambil orang yang ku sayang dariku, lalu menggantikannya dengan orang-orang asing yang tak ku kenal? Kakek Atmajaya mungkin orang baik, tapi yang lain?"

"Huuuhhh.."

Mendadak ia teringat akan kata-kata Atmajaya beberapa waktu lalu.

"Saya akan pulang dan membawa orang tua Arsya kemari untuk di perkenalkan padamu. Jangan sedih lagi, kamu tidak sendiri"

Mendesah, Afifah kembali bergumam "Hingga detik ini beliau belum juga datang membawa keluarganya. Apa pernikahan ini hanya main-main?" Fikir Afifah berspekulasi. "Tidak-tidak, aku harus positive thinking, kakek Atmajaya orang baik, tapi seandainya mereka hanya mempermainkanku, aku tidak merasa di rugikan. Sedangkan buku ini, aku bisa menghanyutkannya. Toh, aku dan pak Arsya belum pernah bertemu, apalagi tidur bersama"

Bersambung

1
Euis Resmawati
Luar biasa
tiara officiall
ini sekuelnya novel apa sih.kok nama2nya aku merasa asing.
tiara officiall
klu ngobrol diluar kamar donk,kan taunya Rere itu hanya art,bukan istri
tiara officiall
Arsya menurutku tll baik jadi majikan.untumg aj art nya istrinya sendiri,klu enggak,gak baik itu akibatnya.masak beli baju art nya disuruh cobain,kan itu utk baju istrinya
tiara officiall
mampir kak anne
Ari Prastiwi
kebangetan sih Bu Prilly kalau masih menolak kehadiran menantu satu-satunya.
N I A 🌺🌻🌹
oke mbak anne sukses terus karya2 nya
Sugiharti Rusli
baik lha nanti ditengok kalo uda tamat yang ini,,,
Salim S
di tunggu bonchap nya thor...kirain up sore2 eeeh ternyata promo novel baru...ok semangat thor....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
sikap aneh istriku ngak lanjut tor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜: Oalah padahal ceritaya bagus loh ...emak dah fans di sana saking senengnya otor bikin kisah ini....tapi semua kembali lagi pada otor emak mah cuma terimakasih dikasih lahan buat cuap cuap ...grtisss lagi ...sehat n sukses selalu ka anne
Anne: banyak reader yg ta blokir di sana karena komentar julid banget. jd ta stop mohon maaf.
total 2 replies
Asri
lompatannya mantap kak. hihihihi
semoga end nya nanti sudah baikan semua 😊
Dia Amalia
hahhh akhirnya terlewati penasarannya update ☺️☺️
Ainisha_Shanti
semoga mertua seperti bu Prilly hanya ada dalam novel. kalau ada dalam dunia nyata, kasihan yang jadi menantu nya
Sugiharti Rusli
sangat egois sih si bu Prilly itu,,,
N I A 🌺🌻🌹
tapi si prily kasi karma dulu lah thor sblm end🤭🤭😂😂😂😂
tiara
ngga kerasa ya udah mau end aja, lanjuut thor semangat upnya
Salim S
udah 3 tahun aja...and bentar lagi end...udah lamaaaaa kali up nya eeeeeh malah bilang bentar lagi end ya....hadeeeeh othor nungguin tiap hari bolak balik ga ada notif tp its ok yg penting afi sama arsya happy ending ga sabar nunggu reaksi s prilly kalau ternyata selama ini arsya hidup bahagia sama istri dan anaknya....lanjuuuut,apakah akan ada bonchap nya.....sekali2 double or triple up dong sebagai hadiah buat readers mu thor....
Lukman Hakim
thorrr....kemana...ditungguin ini lanjuttt
Lyzara
ish ish segituya bu prilly.. kira2 gimana nanti cara tobatnya ya? di apain sama othornya ini nanti /Frown/
Anne: thankyou
total 1 replies
Puspita
trimakasih sudah up lagi 🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!