"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Ilmu Dari Beby
...༻✿༺...
Sekarang Eza ikut sarapan bersama Beby. Lastri baru saja selesai membuatkan menu sarapan untuk mereka.
"Maaf ya, Dek Eza. Emak cuman bisa bikin nasi goreng sama telor," kata Lastri.
"Nggak apa-apa kok. Ini pasti enak!" tanggap Eza antusias. Ia segera melahap nasi goreng buatan Lastri.
"Ini pasti nggak seberapa sama sarapan yang biasanya kau nikmati," celetuk Beby.
"Ini... Enak buanget!" ucap Eza sambil mengunyah makanan.
"Udah, Beb. Jangan ngajak orang yang lagi makan bicara. Mending kau ikut makan juga," saran Lastri.
Selepas makan, Beby dan Eza berpamitan dengan Lastri. Keduanya pergi dengan di antar oleh Pak Oman seperti biasa.
"Oh iya. Kita tadi tidak mengajak sopirmu ikut sarapan," bisik Beby.
"Biarkan saja. Pak Oman sudah dewasa. Dia bisa mengurus dirinya sendiri," sahut Eza santai.
Beby lantas tergelak. Anak itu memang sangat blak-blakkan. Namun ucapannya juga tidak salah.
"Kau sudah kembali baik padaku. Apa ini artinya lampu hijau?" tukas Eza.
"Kau benar. Maka dari itu, aku ingin kau membawaku bertemu dengan papamu pulang sekolah nanti," imbuh Beby.
"Benarkah?" mata Eza seketika berbinar.
"Sesenang itu kah kau?" Beby menggeleng geli.
"Tentu saja. Aku akan menjemputmu pulang sekolah nanti," kata Eza.
Beby mengangguk. Tak lama kemudian dia tiba di sekolahnya. Beby segera berpamitan dengan Eza.
Tanpa diduga, Eza mencium punggung tangan Beby. Memang sikap orang yang lebih muda biasanya begitu. Akan tetapi Beby saja yang merasa tak biasa dengan hal tersebut.
Beby berlari menuju sekolahnya. Mengingat dia meminta Pak Oman untuk menghentikan mobil di lokasi yang tidak banyak dilihat orang. Beby hanya tidak mau kedatangannya menarik perhatian lagi. Terlebih dirinya dikenal sebagai murid yang tidak mampu. Tentu orang kaget melihat Beby datang ke sekolah dengan di antar mobil mewah.
Selama di sekolah, Beby diam-diam sibuk menulis sebuah daftar di selembar kertas. Daftar itu nantinya akan dia serahkan pada Arkan jika lelaki tersebut ingin menikahinya. Beby berniat ingin mengajak Arkan melakukan nikah kontrak.
Beby sengaja merahasiakan niatnya sekarang ini dari siapapun. Dia hanya ingin dirinya dan Arkan saja yang tahu.
...***...
Bel pertanda pulang berbunyi. Beby bergegas pergi ke gerbang. Dia mendatangi mobil Eza yang tampak sudah menunggu di titik sebelumnya.
Buru-buru Beby masuk ke dalam mobil. Ia tersengal-sengal karena kelelahan berlari.
"Iyuh... Kau bau ketek," komentar Eza sambil menutupi hidungnya. "Pakai ini," lanjutnya sembari menyodorkan parfum.
"Sorry... Tapi beginilah nasib anak remaja," sahut Beby. Dia mengambil parfum pemberian Eza, lalu disemprotkannya parfum itu ke tubuh dan kedua ketiaknya.
"Kenapa memang anak remaja? Apa mereka semua bau ketek sepertimu?" tanya Eza penasaran.
"Iya. Sebagian besar begitu. Di masa puber, tubuh kita akan mengalami banyak perubahan. Salah satunya bau badan dan juga mulai tumbuh rambut selain di kepala," jelas Beby panjang lebar.
"Selain kepala? Dimana?" Eza semakin penasaran.
"Di ketiak sama di anu kita," ungkap Beby. Dia tidak mudah malu dalam hal apapun. Terutama jika mencakup ilmu pengetahuan. Menurutnya apa yang dijelaskannya sekarang adalah hal wajar untuk diberitahukan pada Eza.
"Anu itu dimana? Nggak jelas deh," balas Eza.
"Di titid loh, Eza. Nanti kalau kau dewasa, punyamu itu akan tumbuh rambut." Beby memperjelas semuanya.
"Uhuk!" Pak Oman yang mendengar sampai terbatuk mendengar pembicaraan Eza dan calon ibunya. Ia tak bisa membayangkan jadinya jika Beby sudah jadi ibunya Eza nanti.
Jelas Beby masih terlalu muda untuk jadi seorang ibu. Andai dia memiliki pengalaman jadi ibu, dirinya pasti tahu bagaimana harus bersikap. Sikap Beby masih labil dan terkesan sembrono.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣