Joanna memiliki kehidupan yang bahagia. Keluarga yang menyayangi dan mendukungnya. Pekerjaan yang mapan dengan gaji tinggi. Dan calon suami yang mencintainya.
Sayangnya, kehidupan Jo hancur hanya dalam tempo singkat. Usaha keluarganya hancur. Menyebabkan kematian ayah dan ibunya. Dipecat dan bahkan tidak dapat diterima bekerja dimanapun. Dan calon suaminya menikah dengan putri konglomerat.
Dan semua itu karena satu orang. Konglomerat yang terlalu menyayangi adiknya sampai tega menghancurkan kehidupan orang lain.
Jo tidak akan pernah memaafkan perbuatan musuh terburuknya. Tidak akan
yang belum 20 tahun, jangan baca ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
"Kenapa wanita itu biasa saja? Kenapa tidak bereaksi seperti yang kuinginkan??" teriak Kate kesal.
"Ada apa?" tanya Brandon yang baru saja pulang kerja.
"Tuan, Nyonya sedang merasa tidak enak hati" jelas pelayan rumah.
"Kenapa? Apa ada yang terjadi?"
Tadi pagi sepertinya Kate dalam keadaan yang baik-baik saja. Bahkan senang setelah membaca pesan di ponselnya. Saat Brandon bertanya, istrinya itu tidak ingin mengatakan apa-apa.
"Anda sebaiknya bertanya ke Nyonya"
Bahkan pelayan tidak bercerita pada Brandon. Terpaksa dia masuk ke dalam ruang tengah dan menemukan Katherine sedang marah-marah. Menghentak-hentakkan kaki ke tanah dengan wajah memerah.
"Apa yang terjadi?"
Kate segera menoleh setelah Brandon bertanya.
"Kapan kakak pulang?"
Kelihatannya Kate terkejut melihatnya sudah pulang.
"Baru saja. Kau tampak kesal, apa ada yang terjadi di rumah selama aku bekerja?"
"Aku menemui seseorang siang ini. Aku ... Kesal padanya"
Katherine memang bersifat manja. Bukan sekali ini Brandon melihat istrinya kesal pada orang lain.
"Kenapa kau kesal padanya?"
"Karena dia tampak baik-baik saja"
Apa? Kenapa Kate kesal pada seseorang yang tampak baik-baik saja?
"Aku ingin membuatnya iri. Aku ingin membuatnya cemburu pada kehidupanku"
Sungguh kekanak-kanakan. Ini adalah salah satu sifat Kate yang tidak disukai oleh Brandon.
"Mungkin hidupnya sudah sempurna. Jadi dia tidak merasa iri padamu" ucap Brandon ingin membuat istrinya merasa lebih baik.
"Apa mungkin seperti itu?"
"Mungkin saja"
"Itu benar. Pasti dia sudah menemukan orang lain sekarang. Tidak mungkin dia menghabiskan dua tahun untuk meratap"
"Dua tahun?" tanya Brandon membuat istrinya menggigit bibir.
"Tidak. Tidak. Aku harus menyiapkan makan malam untukmu"
Walau heran dengan tingkah laku istrinya, Brandon tidak berpikir macam-macam dan pergi makan malam.
Malam harinya dia ingin tidur tapi sebuah tangan mulai menggerayangi pangkal pahanya.
"Sayang, malam ini ... ayo kita melakukannya" kata Katherine dari balik punggungnya. Sebenarnya Brandon tidak ingin melakukannya. Dia sangat lelah dengan pekerjaannya di hotel hari ini. Ada beberapa tamu yang sedikit bermasalah. Tapi ... Dia tidak bisa menolak keinginan Katherine.
Sekali saja Brandon membuat istrinya kecewa, Tuan Anthony pasti menghukumnya. Atau yang lebih parah, menghukum keluarganya.
Brandon terpaksa berbalik dan mulai mencium istrinya. Lalu dia bekerja keras untuk membuat dirinya sendiri tegak dan melakukan apa yang harus dilakukan. Setelah Kate puas, dia mencabut dirinya sendiri lalu menyelesaikan di luar.
Pagi menyapa dan Brandon merasa lelah sekali. Dia tidak bisa tidur karena Katherine terus mendesak ingin dipeluk dan dimanja. Sampai kapan dia akan menjalani kehidupan seperti ini. Hanya dua tahun saja dia sudah merasa sangat tersiksa.
Tiba-tiba dia melihat sosok yang mirip dengan mantan kekasihnya. Sedang berdiri di jendela kamar rumah Tuan Anthony. Tersenyum cerah menghadap matahari. Tapi itu tidak mungkin. Apa yang dilakukan Joanna di rumah Tuan Anthony?
Brandon sekali lagi mencari bayangan Joanna di rumah Tuan Anthony. Dan tidak menemukannya dimanapun.
Benar. Pasti dia terlalu banyak memikirkan mantan kekasihnya itu. Bahkan suara Isak tangis Joanna yang terakhir didengarnya masih terus terngiang di telinga.
"Apa yang kau lakukan sayang? Kau tidak bekerja?"
Brandon memaksakan diri untuk tersenyum kepada istrinya. Lalu masuk ke dalam rumah dan sarapan.
Wanita itu tampak murung? Pasti sekertaris Anthony sudah buta. Sejak semalam, wanita itu menjawab semua pertanyaan Anthony dengan baik. Wajahnya juga biasa saja. Tidak ada raut kesedihan disana.
Terbukti pagi ini wanita itu mengirimkan pesan, meminta uang darinya. Sebagai imbalan tidak melakukan apa-apa pada Katherine. Memang wanita yang berbahaya. Anthony harus tetap waspada terlebih saat wanita itu sekarang ada di dekat adiknya.
Jangan sampai wanita itu melakukan balas dendam pada Katherine. Kalau itu terjadi, tentu saja Anthony tidak akan diam. Dia akan membuat wanita itu kehilangan segalanya. Mungkin juga nyawa yang masih menempel erat di tubuh Joanna.
"Selamat pagi Tuan" sapa sekertaris yang menjemputnya.
Ini dia, orang yang membela wanita itu.
"Perkiraanmu salah besar" kata Anthony.
"Tentang apa Tuan?"
"Kirimkan lima ratus juta ke rekening wanita itu. Sebelum siang ini"
Sekertaris Anthony melihat ke arah kamar wanita itu lalu mengangguk.
"Baik Tuan"
"Ayo pergi!"
Hari ini Anthony disibukkan oleh pembukaan pabrik baru. Sebelum petang, dia harus terbang keluar kota dan mengadakan pembicaraan kerjasama. Jadwalnya begitu padat menyebabkan Anthony pulang ke rumah ketika tengah malam.
"Selamat datang Tuan" sambut pelayan.
Anthony melihat ke pintu kamar wanita itu yang menutup.
"Apa yang dilakukan wanita itu hari ini?" tanyanya.
"Nona Harding bekerja di rumah sampai petang. Makan camilan lalu mulai bekerja lagi dan sekarang tidur"
Jadi wanita itu sama sekali tidak meninggalkan rumah hari ini. Anthony berjalan ke kamarnya untuk beristirahat tapi terganggu dengan suara Isak tangis kecil dari kamar wanita itu.
Anthony mendekati pintu dan menajamkan pendengarannya. Kembali terdengar Isak tangis dari dalam kamar. Dia membuka pintu secara perlahan. Tidak menemukan wanita itu di ranjangnya.
Hanya ada foto-foto lama di atas ranjang. Anthony mengambil salah satunya dan menemukan foto wanita itu bersama kedua orang tuanya. Suara Isak tangis kembali terdengar. Ternyata wanita itu bersembunyi di jendela, menutupi diri dengan tirai yang tebal. Mungkin berpikir tirai akan menutupi suara tangis.
"Ayahhh, ibuuu" ratap wanita itu.
Anthony ingin mendekat tapi langkahnya tertahan.
Secara tidak langsung, dia adalah penyebab kedua orang tua wanita itu meninggal dua tahun lalu. Kalau dia mendekat, apa yang bisa dia tawarkan pada wanita itu?
Tapi kenapa wanita itu tiba-tiba mengingat kedua orang tuanya? Apa itu berhubungan dengan wajah murung wanita itu kemarin? Apa sebenarnya yang terjadi saat wanita itu bertemu dengan Katherine.
Tidak ingin mengganggu wanita itu, Anthony memutuskan untuk pergi ke kamarnya sendiri. Dia mandi dan bersiap untuk tidur lalu sebuah ketukan di pintu mengganggunya.
Anthony membuka pintu dan menemukan wanita itu berdiri disana.
"Kau baru saja pulang?" tanya wanita itu.
"Iya"
Tidak mungkin dia mengatakan sudah pulang dari tadi dan memergoki wanita itu sedang menangis.
"Hmmm. Apa malam ini aku boleh tidur bersamamu?" tanya wanita itu dengan penuh harap.
Sesungguhnya, Anthony tidak merasa keberatan wanita itu tidur bersamanya. Hanya saja, dia tidak ingin menyediakan kehangatan yang dibutuhkan wanita itu. Karena dia tidak ingin wanita itu terlalu bergantung padanya.
"Aku lelah" jawab Anthony.
Mendengar jawaban Anthony, wanita itu tidak menunjukkan rasa kecewa. Melainkan senyuman yang dipaksakan.
"Oh, iya. Istirahatlah" kata wanita itu lalu kembali ke kamarnya sendiri.
Anthony menutup pintu kamarnya dan berbaring di atas ranjang. Hubungan mereka hanyalah berdasar nafsu dan uang. Tidak boleh dicampuri oleh perasaan yang tidak berguna. Apa yang dia lakukan tadi sudah benar, pikir Anthony lalu tidur.