NovelToon NovelToon
Kakak Iparku Adalah Ayah Anakku

Kakak Iparku Adalah Ayah Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ibun Neina

Selena adalah seorang wanita yang dikenal sebagai single mom padalah dirinya belum menikah. Selena menanggung status itu karena ia menjadi ibu seorang Lionel Arkana yang merupakan anak dari sang kakak yang meninggalkan anaknya begitu saja dan kabur bersama pria lain setelah disakiti suaminya, Devon Robert Leodinas.

Ya, Lionel yang kini menjadi anaknya adalah anak dari Devon Robert Leodinas dan Bianca Acella kakaknya.

Selama eman tahun, Selena pusatkan semua hidupnya untuk Lionel putra tersayangnya.

Namun, bagaimana jadinya jika Devon Robert Leodinas seorang bapak biologis Lionel tiba-tiba kembali dan menghantui Selena setelah enam tahun menghilang?

Akan kah Devon tahu jika seorang anak yang memanggil Selena Momy adalah anaknya sendiri? Dan akankah Devon tahu jika ternyata ia mempunyai seorang anak dari mantan istrinya yang tak lain adalah kakak Selena?

UPDATE SETIAP HARI SENIN SELASA & RABU ‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibun Neina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan seseorang

Selena menjatuhkan bokongnya di kursi dengan lemas setelah Devon keluar dari ruangannya. Selena menyentuh dadanya yang berdebar. Tubuhnya bersandar lemah di sandaran yang empuk. Ternyata, ia masih belum bisa menangani perasaannya dengan baik. Hatinya masih berdebar untuk Devon.

Selena merapatkan bibirnya, lalu menegakkan tubuhnya sejenak, ingin fokus pada pekerjaannya sekarang. Saat Selena ingin membuka laptop yang telah tersedia di hadapannya, pergerakannya tiba-tiba berhenti. Selena menoleh, melihat sesuatu dari sudut mata yang menarik perhatiannya. Gerakan di luar kaca ruangan membuat Selena melirik ke arah pintu. Matanya menangkap sosok seorang wanita yang melangkah angkuh di sepanjang lorong, diapit oleh dua bodyguard yang berjalan di belakangnya. Langkah wanita itu penuh percaya diri, seolah menguasai setiap inci ruangan yang dilewatinya. Ada aura otoritas dan kehormatan yang membuat semua orang di sekitarnya terdiam, bahkan Ray, yang baru saja keluar dari ruangan Devon terlihat terkejut melihat kedatangan perempuan itu. Ray yang biasanya tenang mendadak kembali masuk ke ruangan Devon dengan raut wajah cemas.

Selena menatap penuh rasa penasaran. Siapa wanita itu? Mengapa kehadirannya begitu disegani, seolah semua orang tahu siapa dia? Dan yang paling mencengangkan, wanita itu masuk begitu saja ke ruangan Devon tanpa sedikit pun ragu, seolah sudah terbiasa.

Selena merasa hatinya berdesir tak nyaman. Matanya menyipit saat memandangi sosok wanita tersebut yang menghilang di balik pintu Devon. Ada sesuatu yang berbeda dari kedatangan wanita itu—tidak seperti kunjungan bisnis biasa. Wanita itu jelas memiliki hubungan khusus dengan Devon, tapi Selena tak tahu apa.

Selena mencoba mengabaikan perasaan itu, tapi rasa penasaran menggerogoti pikirannya. Apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu itu? Dan mengapa ada perasaan aneh yang muncul di dadanya, meskipun ia tahu bahwa urusannya dengan Devon sudah lama selesai?

Selena menggigit bibirnya, mencoba fokus kembali pada pekerjaannya. Namun bayangan wanita cantik itu terus melekat di pikirannya. Sesuatu tentang kedatangan wanita itu, cara dia masuk ke ruangan Devon tanpa permisi, membuat Selena penasaran tanpa sadar.

******

Devon berdiri tegak di depan jendela kaca besar yang menghadap kota New York, tangan kirinya memegang gelas wine merah yang hampir habis. Dengan sedikit gerakan, Devon kembali meneguk wine terakhirnya, membiarkan sensasi hangat minuman itu mengalir di tenggorokannya.

Devon terkekeh sinis, mengencangkan kuat cengkeraman pada gelas yang kini kosong.

“Profesional?” Devon mengejek kata itu, bibirnya membentuk senyum pahit. Devon tahu bahwa Selena bersikeras menjaga jarak, menganggap semua yang mereka miliki dulu tidak lebih dari bayangan masa lalu. Tapi Devon tidak bisa begitu. Devon tidak akan membiarkan itu.

Sambil terus memandang keluar jendela, Devon merenung tentang betapa dinginnya sikap Selena saat pertemuan mereka tadi. Tatapannya dingin, kata-katanya tajam, seakan Devon hanyalah orang asing yang perlu ditundukkan dengan formalitas. Bahkan ketika Selena memanggilnya “Sir,” ada kehampaan dalam nada suaranya—bukan rasa hormat, tapi penghindaran. Dan itu membuat Devon semakin marah.

“Kau bisa memanggilku Sir. Kau bisa menjauh sejauh yang kau mau, dan kau mungkin berusaha menghapus ku dari hidupmu, berusaha menutup setiap celah yang tersisa di antara kita. Tapi aku tudak akan membiarkannya Selena. Aku tidak akan menyerah begitu saja.” Gumam Devon.

“Aku yang pertama kali mengenalmu, dan aku akan selalu jadi yang pertama dan terakhir bagimu.” lanjut Devon menatap nyalang keluar jendela.

Selena memang mendorongnya menjauh, tapi Devon pastikan ia tidak akan membiarkan Selena terus mendorongnya menjauh. Devon yakin, jauh dari apapun, Selena masih mencintainya. Selena masih selalu ingin di dekatnya. Devon dapat merasakan hal itu. Dan ia yakin akan kembali mendapatkan Selena.

Devon tersenyum miring, berjalan menuju kursi kebesarannya, dan duduk disana. Tiba-tiba, Ray muncul dengan wajah tegang, dan berjalan tergesa menghampirinya.

Devon mengerutkan kening, menatap Ray bingung. “Ada apa?.” tanya Devon.

“Tuan Devon, kita punya masalah. Balerina baru saja tiba dan menuju ke sini. Saya tidak tahu dia akan datang. Saya tidak sempat menghalanginya.”

Devon melotot, "Balerina? Di sini? Apa yang dia lakukan? Siapa yang membiarkan dia masuk?"

"Dia datang dengan pengawalan Tuan, sepertinya ingin bertemu Anda."

Devon mengusap wajahnya kasar, mengumpat. “F*ck. Berani sekali wanita itu datang kesini.”

"Tahan dia. Katakan aku sibuk. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Bereskan ini, Ray!" Bentak Devon mulai marah.

Ray mengangguk cepat, “Saya akan mencoba, tuan, tapi dia sudah sangat dekat, dan—“

Belum sempat Ray menyelesaikan kalimatnya, pintu ruangan Devon terbuka dengan tegas. Balerina muncul, melangkah masuk dengan elegan namun penuh aura angkuh. Dua bodyguard wanita mengapitnya, sementara senyum tipis dan percaya diri terlukis di bibirnya. Devon mendengus dalam hati, tahu bahwa usahanya untuk menghindar sudah terlambat.

"Devon, sayang, kau harus segera bersiap. Kita punya pernikahan yang harus diurus dan aku sudah menyiapkan segalanya. Kau harus kembali ke LA. Sekarang." ucap Balerina dengan nada memerintah, tanpa basa-basi.

Devon memandang Balerina dengan tatapan tajam, berdiri dari kursinya dengan sikap dingin.

Devon berdecil, "Jangan mimpi, Balerina. Aku sudah katakan dari awal aku tidak akan menikah denganmu. Tidak sekarang, dan tidak tidak pernah." jawab Devon dengan nada tajam penuh ketegasan.

Balerina mendekat, sama sekali tak terganggu dengan ketusnya Devon. Obsesi di matanya begitu jelas, seolah menolak mendengarkan penolakan apapun. Ia tersenyum angkuh, mendekat dengan gaya percaya diri yang mengancam.

"Oh, begitu ya? Tapi kau tidak bisa menolak honey. Pernikahan sudah di atur. Keluarga kita menjadi taruhannya jika kau tetap menolak. Kau tahu sekeras apapun kau menolak, kita selalu ditakdirkan bersama. Jangan keras kepala. Ini akan menjadi pernikahan yang sempurna daripada pernikahan pertama mu sayang."

Devon menatap Balerina dengan kemuakan yang sulit disembunyikan. Bibirnya meringis penuh jijik saat mendengar Balerina menyebutnya sayang. Tanpa ragu, Devon melangkah maju, menatap Balerina dengan sorot mata yang berbahaya. Lalu berbicara dengan nada lebih rendah tapi lebih mematikan.

“Berhenti menyebutku sayang. Aku tidak pernah, dan tidak akan pernah, menganggapmu seperti itu. Kau tahu apa yang membuatku muak, Balerina? Bukan hanya obsesi gilamu, tapi kesombongan bodoh yang membuatmu berpikir kau bisa mengendalikanku.”

Devon melangkah lebih dekat, semakin dingin dan tajam. “Kau berbicara tentang pernikahan yang sempurna? Jangan bodoh. Pernikahan pertama? Itu bahkan tidak ada artinya, dan kau… kau bahkan lebih tak berarti.” lanjut Devon menekankan setiap kata dengan tajam, membuat Balerina merasakan setiap luka yang Devon torehkan karena ucapannya.

“Kau pikir karena keluargamu punya rencana, aku akan tunduk pada keinginan mereka? Aku lebih baik menghancurkan semua yang mereka bangun daripada menikah dengan seseorang seperti kau. Kau hanyalah boneka mereka, dan aku tidak punya tempat untuk boneka seperti kau dalam hidupku.”

Devon menatap Balerina tanpa ampun, suara marahnya mulai memuncak. “Dan kau, Balerina, kau harus tahu satu hal, kau bukan siapa-siapa bagiku. Jadi hentikan mimpimu untuk menikah denganku. Aku tidak akan pernah menjadi milikmu, dan aku tidak akan pernah menyerahkan diriku pada permainan busuk keluargamu.”

Balerina mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras saat Devon melontarkan kata-kata pedasnya. Senyum angkuhnya perlahan memudar, digantikan oleh sorot mata yang penuh kemarahan terpendam. Meskipun Balerina berusaha menjaga ketenangannya, tatapan Devon yang dingin dan tak acuh menusuk jauh ke dalam egonya.

“Kau sungguh berpikir kau bisa lepas begitu saja dari ini, Devon?” Balerina mendesis, nada suaranya sekarang terdengar lebih tajam, sedikit bergetar karena rasa kesal. “Aku bukan boneka, dan kau akan segera menyadari itu. Seberapa keras pun kau mencoba menolakku, aku tidak akan pergi. Kau mungkin membenci setiap inci diriku sekarang, tapi tidak ada yang bisa menghentikan apa yang sudah direncanakan keluarga kita. Ini bukan hanya tentang kita, Devon. Ini tentang keluarga, tentang warisan. Kau akan menikah denganku, suka atau tidak!”

Balerina ikut melangkah mendekat, sorot mata dingin menggantikan senyum angkuhnya. “Dan kau tahu apa yang paling menyakitkan, Devon? Pada akhirnya, kau akan tunduk. Karena sekeras apa pun kau menentang, ada kekuatan yang bahkan kau tak bisa hadapi sendirian. Keluarga kita, aliansi ini—itu lebih besar dari egomu. Jadi, teruslah berbicara kasar, teruslah membenciku, tapi pada akhirnya, kau tak punya pilihan.”

Balerina berhenti sejenak, menahan napas. “Dan kau mungkin tak mencintaiku sekarang, tapi waktu akan membuktikan segalanya. Kau akan mencintaiku kelak.”

Devon tersenyum sinis mendengar Balerina masih saja bersikeras meskipun ada kemarahan di wajahnya.

“Percaya dirimu memang mengagumkan, Balerina, tapi kau harus tahu satu hal yang jelas,” suara Devon terdengar tajam, seperti belati yang menusuk tanpa ampun. “Aku sudah punya seseorang yang aku cintai. Bukan kau, dan tidak akan pernah kau.” Devon berhenti sejenak, menatap lurus ke mata Balerina yang kini mulai menunjukkan keterkejutan. “Apa kau pikir aku bisa mencintai seseorang yang begitu licik, begitu penuh obsesi seperti dirimu? Tidak. Wanita yang kucintai… dia jauh berbeda dari wanita gelap penuh kemarahan sepertimu.” lanjut Devon.

Kata-kata Devon menghantam Balerina dengan kejam, dan untuk pertama kalinya, mata angkuh Balerina berkedip, bibirnya sedikit bergetar. Namun, sebelum Balerina bisa menjawab ucapan Devon, Devon kembali berbicara dengan penuh kesombongan.

“Jadi, teruslah bermain dengan rencana keluargamu. Tapi kau tidak bisa memaksa hati seseorang, Balerina. Kau bisa memiliki segalanya. Kecuali aku.”

Mata Balerina mulai berkaca-kaca, emosi yang ia coba tahan akhirnya pecah. Balerina balas menatap tatapan Devon dengan kemarahan yang lebih terbuka. “Kau pikir kau bisa lepas dari semua ini? Kau tidak tahu apa yang sedang kau lakukan, Devon! Kau… kau akan menyesali ini!”

Devon tetap diam, hanya menatap Balerina tanpa sedikit pun rasa bersalah.

Dengan napas terengah, Balerina memalingkan wajahnya, berusaha mengendalikan air matanya yang hampir jatuh. “Aku akan melaporkan semua ini pada Mommy. Kita lihat siapa yang tertawa terakhir. Kau tidak akan bisa menghindar selamanya. Dan akan ku pastikan wanita manapun itu, tidak akan pernah bisa mendapatkanmu kecuali aku!"

Devon terkekeh pelan, sedikit pun tidak takut takut atau gentar pada ancaman Balerina. “Aku sudah menghindar seumur hidupku darimu, dan aku akan terus melakukannya. Pergilah, laporkan pada siapa pun yang kau mau. Itu tidak akan mengubah apapun.”

Balerina menatap Devon dengan kebencian yang tertahan, “F*ck you Devon! Aku sungguh akan melaporkan semua ini pada orangtuamu!.” Umpat Balerina sebelum akhirnya berbalik, melangkah pergi dari ruangan dengan kepala terangkat tinggi diikuti kedua bodyguard-nya.

1
Noey Aprilia
Mstinya selena bwa air s'ember,trs pas udh ktmu sm devon gyurin k kpalnya biar sdr....
Ibun Neina: hahaha😭😭😭😭
total 1 replies
Noey Aprilia
Ni emak2 bnrn emaknya devon atw emak tiri y????ko egois bgt....mksa2 anknya pdhl anknya ga suka....mna ulat keket ngadu trs lg....
Noey Aprilia
Nmanya jg egois...
kl ga egois mh ga mngkin dlu nkah sm kk'ny selena,sdngkn dia sndri pnya hbungn sm selena....trs skrng tba2 dtng,trs sok mrsa mmiliki selena lg...ga tau diri kn km devon???
Noey Aprilia
Smbongnyaaaa......
trnyta ada yg lbh smbong dr devon,sialnya dia clon istri ktanya...
Kira2 devon bkln tkluk ga y???
Noey Aprilia
Hai kk...
udh mmpir nih...slm knl....
jd selena dlu pcaran sm devon???trs knp nkahnya sm bianca???
Noey Aprilia: Haissshh....dsr laki2....
Ibun Neina: halooo, iya betul Selena dulu pernah dekat sama Devon, tapi kenapa Devon nikahnya sama Bianca (kakak Selena) karena Devon tergoda sama Bianca yang lebih agresif sama Devon di bandingkan Selena.. terimakasih sudah mampir 🤗
total 2 replies
Afu Afu
Selena sama Brian aja, masa masih mau SM Devon,,
Afu Afu
lagian cinta tp kok tergoda SM kakaknya,peegi aja Selena kerj ditempat lain,Masa km mau SM bekas kkkmu, aplgi Devon jg nyakitin kkkmu jg,GK ada cowok lain lagi apa ya
Aishi OwO
Ga sabar nunggu kelanjutannya, thriller terbaik yang pernah gue baca!
Ibun Neina: terimakasih 🥹💗
total 1 replies
muhammad iqbal
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Ibun Neina: tungguin yaaa! 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!