NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Meminta Cerai

"Bagaimana diklatnya?" tanya Faris saat sudah duduk untuk makan malam.

"Alhamdulillah lancar, Mas."

"Maafkan aku yang tidak bisa mengunjungi mu."

"Tak apa, Mas." Anindya menyendokkan nasi ke piring Faris dan meletakkan lauk.

Malam ini ia memasak ayam goreng dengan sop bakso. Nasi dan ayam ia letakkan di piring, sedangkan sop ia hidangkan satu mangkok masing-masing. Mereka pun makan dengan tenang. Selesai makan, Anindya sibuk dengan peralatan dapurnya dan Faris masuk ke dalam kamar.

"Sudah ku bilang jangan menghubungiku!" seru Faris yang Anindya dengar dari balik pintu kamar.

"Ada Anindya dirumah, besok aku hubungi!"

"Stop, Ran! Jangan membuatku jengkel!"

Tak ada lagi suara, berarti Faris sudah menutup teleponnya. Anindya pun masuk ke dalam kamar.

"Siapa yang menelepon, Mas?"

"Teman." jawab Faris singkat sambil meletakkan ponselnya di meja.

"Teman tapi mesra?" celetuk Anindya.

"Deg!"

Faris terkejut dengan kata Anindya. "Apakah dia mendengarnya?" batin Faris. Ia pun mulai menyusun alasan.

"Maa ada teman tapi mesra, Nin?"

"Ada, karena tiap menelepon pasti saat aku tidak ada." Jawab Anindya santai sambil membuka ponselnya.

"Maksud kamu?"

"Apa maksudku kamu lebih tahu dia siapa pun, Mas!" kata Anindya tanpa melihat wajah Faris yang saat ini sudah mengerut.

"Nin!" Faris merebut ponsel Anindya.

"Kembalikan!" teriak Anindya.

"Tidak! Apakah ada rahasia disini?" Faris melihat ponsel Anindya yang ternyata sedang membuka galeri berisi foto-foto Ardio.

"Kembalikan!" Anindya mencoba merebut ponselnya.

Karena perbedaan tinggi badan, Anindya bahkan tidak bisa menggapai ponselnya. Faris justru menangkap tubuh Anindya dengan satu tangan dan memojokkannya.

"Kenapa kamu menjadi dingin kepadaku dan selalu menolakku?" tanya Faris.

"Tanyakan pada dirimu sendiri, Mas!" Anindya masih berusaha mengambil ponselnya.

"Aku tidak tahu!" Faris melahap bibir Anindya membuat si empunya berontak.

Faris melemparkan ponsel Anindya ke kasur dan mengunci tubuh istrinya dengan dua tangannya. Anindya yang tidak Terima pun menggigit bibir suaminya hingga Faris melepaskannya. Tetapi tak pantas melepaskan kunciannya. Faris justru mulai mengeksplor leher Anindya hingga ke tulang selangka.

"Sakit, Mas! Lepas!" Anindya berteriak saat Faris menggigit pundaknya.

"Nin, aku suamimu. Aku memiliki hak untuk melakukannya!" tuntut Faris.

"Minta saja dengan perempuan simpananmu!" Kesal Anindya.

"Aku tidak memilikinya!" Faris mulai menggerakkan satu tangannya.

"Kamu bohong!" Anindya masih mencoba melepaskan diri.

Perbedaan tinggi dan tenaga tentu Anindya tak bisa mengalahkan Faris. Dengan gerakan cepat Faris sudah memainkan area atas yang telah terbuka. Merasa tak puas, Faris mendorong tubuh Anindya hingga terjatuh ke kasur. Faris mengunci kedua tangan Anindya ke atas dan menindihnya. Dengan begitu ia bisa melakukan apapun.

"Mas, aku tidak.." Faris segera menutup mulut Anindya.

Faris berhasil melakukan apa yang ia inginkan dengan Anindya yang masih saja berontak. Walaupun tubuh Anindya berkata lain, ia berusaha tetap mempertahankan diri agar tidak terlena dengan Faris. Ia masih belum menyelesaikan masalah perempuan yang Faris sembunyikan darinya.

Setelah Faris berhasil melepaskannya, ia pun mengendurkan kunciannya. Kesempatan Anindya untuk menjauh dari suaminya.

"Apakah kamu tidak takut dosa jika menolakku?" tanya Faris yang mendekat kearah Anindya.

"Aku tidak mau karena kamu melakukannya hanya untuk melampiaskan hasratmu! Aku istrimu, bukan pelampiasan mu!" teriak Anindya yang meringkuk menutupi tubuhnya dengan tangan.

"Aku tidak seperti itu!"

"Nyatanya itu yang aku rasakan! Kamu selalu melakukannya saat kamu mau, lalu kembali dingin jika kamu tidak menginginkannya. Kamu melakukannya seperti hanya mengejar kepuasan mu tanpa memikirkan aku!" Anindya mulai menitikkan air mata.

"Siapa perempuan itu? Jika bukan simpanan, apakah kalian sudah menikah tanpa sepengetahuan ku?"

"Deg!" tepat sasaran.

"Dari mana Anindya tahu dan sampai mana yang ia ketahui?" batin Faris.

"Aku mau bercerai!" seru Anindya yang sudah tidak bisa membendung tangisnya.

Faris hanya diam mematung. Ia sedang berpikir bagaimana menenangkan Anindya. Ia tak ingin kehilangan Anindya, tetapi ia juga tidak bisa menjelaskan hubungannya dengan Rani.

"Nin.."

"Jangan mendekat!"

"Nin.. dengarkan aku!" Faris memegang kedua bahu Anindya.

"Kamu istriku, sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan mu."

"Ceraikan aku, Mas. Aku tidak mau menjadi pelampiasan mu. Biarlah aku membesarkan Ardio sendiri dan kamu urusi saja istri dan anakmu." Anindya mengusap air matanya.

"Dari mana kamu tahu?"

"Jadi, kalau aku tidak tahu kamu akan tetap bungkam? Kamu akan menganggap aku adalah dia saat berhubungan? Aku punya harga diri, Mas! Pantas saja diawal pernikahan kamu tak pernah menyentuhku!" semua uneg-uneg Anindya keluarkan.

"Tidak, Nin. Aku tidak akan menceraikanmu!"

"Kamu mau atau tidak, aku tetap akan meminta cerai! Kalau perlu aku yang akan mengajukan nya ke Pengadilan Agama." tantang Anindya.

"Tidak!" Faris mendekap tubuh Anindya.

Dengan kasar ia membuka tangan Anindya hingga memperlihatkan seluruh bagian tubuh istrinya. Tak peduli dengan teriakan dan penolakan Anindya, Faris melakukannya sampai Anindya tak berdaya lagi.

Sejak saat itu, Anindya seperti sudah kehilangan jiwanya. Hubungannya dengan Faris semakin dingin dan suaminya masih tidak berhenti melakukannya dengan paksaan.

Sampai dirinya telah diangkat menjadi PNS, Anindya masih bertahan dengan perlakuan Faris. Ketika ia bisa mengajukan izin, ia pun pulang ke Jogja tanpa Faris. Merasa tak Terima, Faris pun memajukan cutinya untuk menyusul Anindya.

"Kenapa kamu pulang sendiri? Mana Faris?" tanya Ibu Anindya.

"Kerja, Bu."

"Kalian ada masalah?"

"Tidak."

"Katakan! Ibu akan mendengarkannya. Ibu ada dipihakmu!"

Segera Anindya memeluk sang ibu dan mengatakan semuanya. Ibu Anindya menangis mendengar cerita sang anak. Ternyata selama ini anaknya memendamnya sendiri. Pernikahan yang sempat beliau khawatirkan ternyata benar membawa duka untuk anaknya.

"Kamu mau bagaimana? Apapun keputusanmu, Ibu akan dukung!"

"Aku ingin bercerai dengan Mas Faris, Bu."

"Lakukan jika itu bisa membuatmu bahagia, Nak. Ibu tidak mau anak Ibu satu-satunya menderita." Ibu Anindya mengusap punggung Anindya dengan lembut.

"Jika aku mengajukan nya, aku harus memiliki bukti agar pengadilan agama bisa memengabulkannya, Bu."

"Jadi, kita harus cari bukti? Bagaimana caranya?" tanya Ibu Anindya.

"Aku juga tidak tahu, Bu."

Anindya melepaskan pelukannya dan menundukkan kepala. Ia tahu dimana rumah perempuan itu, tetapi hanya itu saja tidak cukup untuk dijadikan bukti. Paling tidak ia harus mendapatkan pengakuan Faris agar bisa membuktikan jika benar suaminya menikah tanpa sepengetahuannya.

Sementara itu, Rani yang beberapa bukan tak mendapat kabar dari Faris mengunjungi rumah orangtuanya. Di sana, ia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkannya karena mereka juga belum mendengar kabar dari Faris sejak cuti terakhirnya.

Rani semakin merasa terancam, ia pun mencoba menghubungi ponsel Faris berkali-kali tetapi tidak tersambung seperti biasanya. Seperti nomornya telah diblokir oleh Faris.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Mas!"

"Aku tidak akan membiarkanmu mencampakkan aku!"

"Kita lihat, apakah cuti ini kamu akan pulang?"

"Jangan salahkan aku jika aku bertindak kejam nanti!" Rani bermonolog.

Tanpa ia tahu, jika Faris sudah berada dalam perjalanan ke Jogja karena cutinya dimajukan.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!