NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Riana butik

Cakra keluar dari apartemen studio Akira. Bibirnya selalu mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan dan kekesalan.

Ia mencengkram stir mobilnya hingga memperlihatkan buku-buku tangannya.

Cakra mencoba menggali sepenggal ingatan malam sebelum kejadian.

Amarah serta emosi memenuhi otak dan hatinya.

Ia memang tak pernah menolak ketika setiap kali Akira memintanya singgah ke apartemen gadis itu. Mereka telah mengenal sejak kecil bahkan mereka selalu saja bersama sejak TK hingga kuliah di fakultas kedokteran disalah satu kampus di Jakarta dan juga bekerja di rumah sakit yang sama.

Dan semua mantan Akira pun ia mengetahuinya. Gadis itu pernah tiga kali berpacaran dan selalu berakhir karena diselingkuhi.

Cakra tidak ingin berasumsi jika ini adalah jebakan.

Kejadian demi kejadian malam itu berputar di benak Cakra seperti sebuah kaset. Bagaimana bersemangatnya Cakra saat melakukannya bersama Akira bahkan mereka melakukannya diberbagai sudut ruang apartemen. Pantas saja seluruh tubuhnya sakit seperti orang selesai mencangkul dua petak sawah.

"Apa yang harus aku katakan pada Yuna nanti...? Bagaimana jika Yuna membenciku dan tidak ingin memaafkanku... Arrgghhh...."

Cakra menjambak rambutnya sendiri.

Ia frustasi.

Cakra menghidupkan mobilnya meninggalkan parkiran gedung apartemen. Ia tak lantas pulang kerumahnya melainkan membelokkan mobilnya menuju toko bunga Yuna.

Cakra menatap sang kekasih dari kejauhan. Ia tidak berani turun dan menyapa. Begitu banyak kiss mark dileher hingga dadanya.

Cakra takut akan reaksi Yuna jika melihatnya dalam keadaan kacau begini.

Hingga hampir setengah jam mobil Cakra berdiri didepan pagar toko bunga Bougenville florist hingga akhirnya ia memutuskan pergi dari sana.

Cakra tidak pulang tapi ia memilih mampir ke rumah yang akan jadi hunian ia dan Yuna setelah menikah. Disana sudah ada beberapa pakaiannya yang memang sengaja ia angsur diletakkan disana agar ia bisa kapan saja pulang karena lokasinya dekat dengan rumah sakit.

"Mbak Yuna... tadi kayaknya aku lihat mobil mas Cakra deh... tapi kok nggak mampir ya...? Aneh..." ucap salah seorang karyawan toko.

Yuna menoleh kearah halaman parkir. Entah mengapa ia juga merasa jika tadi Cakra datang.

Tidak seperti biasanya. Mau sesibuk apapun,Cakra akan selalu menyempatkan diri untuk mampir.

Yuna kembali melirik ponselnya. Bahkan pesan yang ia kirim tadi pagi saja belum dibalas oleh pria itu meski sudah dibaca olehnya.

Yuna meraba dadanya. Ada suatu firasat kurang baik yang ia rasakan.

"Saya keluar sebentar ya... nanti kalau ada yang mau ambil pesanan, minta sama mbak Nani ya..." ucap Yuna sambil melepas apron nya dan ia segera meraih sling bagnya.

Hari ini ia akan menemani Riana yang akan launching koleksi terbaru butik miliknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Yunaa...." teriak Indri saat melihat sang sahabat telah tiba di RR boutique collection milik Riana.

"Apasih Dri.. malu tahu..." kesal Yuna melihat sikap kekanak-kanakan Indri.

"Gua kangen tahu..."

"Lebay..." sahut Riana dan Yuna kompak.

Indri justru tertawa terbahak-bahak melihat reaksi dua sahabatnya.

"Udah rame yang datang ya... Ih makin kaya aja sohib kita yang satu ini... Perbesar napa Ri butik lo... ini udah bikin sesak tahu...!"ucap Indri saat melihat keramaian butik milik Riana dari arah lantai dua.

"Rencananya gua mau beli ruko yang disamping tapi pemiliknya nggak mau jual. Padahal gua beli dengan harga pasaran tertinggi. Kesal gua..." ucap Riana kesal.

"Memangnya siapa yang punya? Kok susah banget buat ngelepas tokonya. Padahal kan nggak kepakai juga itu..." ucap Indri ikutan kesal.

Riana hanya mengedikkan bahu.

"Katanya sih cowok gitu, masih muda sih. Dia kerja di kantor penerbit atau apa gitu gua lupa. Cuma pernah ketemu sekali dan itu cuma papasan aja. Dan rencananya disebelah mau dijadikan cafe atau kayak tempat taman baca gitu. Tapi udah tiga tahun kosong nggak juga ada perubahan" sahut Riana.

Yuna dan Indri saling pandang. Mereka lalu tersenyum penuh makna membuat Riana bergidik ngeri.

"Gua tahu ya pikiran lo berdua. Nggak ada yang kayak gitu-gitu. Ngaco lo berdua... Udah sana makan, ntar keburu dingin itu nasi..." ucap Riana yang bisa membaca ekspresi wajah kedua sahabatnya.

"Dicoba aja Ri... Siapa tahu cocok dan jodoh kan lumayan loh.. Eh ngomong-ngomong doi cakep nggak kira-kira....?"

"Mboh Dri... Aaa... udah ah, jangan goda mulu. Mending lo berdua beli salah satu koleksi gau. Lo Dri, kan belum punya gaun buat nikahan Yuna, buruan beli..." ucap Riana sambil menyambar makanan yang sudah terhidang di meja kerjanya.

Kedua sahabat Riana itu tertawa puas karena berhasil menggoda Riana.

"Gua lagi miskin Ri... Gaun lo mahal, dompet gua bisa kena tipus langsung. Lagian kan kita udah dikasih baju bridesmaid dari Yuna ngapain beli lagi... Ya kan Yuna" ucap Indri melirik calon pengantin.

Yuna hanya mengangguk dengan mulut penuh makanan.

"Yuna... lo baik-baik aja...? Kok kayak lagi ada masalah. Lo nggak lagi berantem sama Cakra kan?" tanya Indri yang selalu peka akan setiap perubahan sikap dari sahabatnya.

Riana mengangguk setuju ucapan Indri.

"Hooh... lo kayak nggak bersemangat gitu? Apa ada masalah di toko atau dengan Cakra? Kata orang-orang, menjelang pernikahan itu ada saja ujiannya dan kalian harus bisa melewatinya..." ucap Riana bijak.

"Aku kayak punya perasaan nggak enak gitu dan beberapa hari ini aku mimpi aneh.. Perasaan aku juga kacau akhir-akhir ini.." sahut Yuna mulai bercerita apa yang ia rasakan.

"Apa karena hutang lo dengan Arga? Doi masih bersikeras nagih sama lo?" tebak Indri.

"Eh... hutang apaan? Kok ada nama Arga? Arga Bimantara sohibnya si Heru?" tanya Riana kepo.

"Bisa nggak kalau nyebut nama manusia satu itu nggak liat ke gua. Lo ya Ri... " kesal Indri yang ditanggapi oleh tawa Riana.

"Jawab... Arga Bimantara?" desak Riana tak sabaran.

Indri menceritakan semua yang dikatakan oleh Yuna padanya tempo hari.

"Tapi kemarin aku ketemu dia di resto Italy, dia nggak ada bahas hutang. Aku ragu, dia benaran mau nagih apa nggak. Dan dia ajukan satu permintaan, jika aku mau temani dia malam itu maka hutang lunas... Tapi dia nggak ada ngomong apa-apa lagi sewaktu antar aku balik ke toko.... aneh kan Ri... Dri...?" tanya Yuna menatap dua sahabatnya.

Giliran Riana dan Indri saling pandang.

"Temani dia..? Kalian berdua ngapain...?" tanya Riana curiga.

"Nggak ngapa-ngapain. Dia cuma ajak aku ke rooftop gedung dan lihat bntang. Cuma itu. Otak mu Ri, perlu dicuci kayaknya..." sahut Yuna sewot kerah Riana.

Riana baru akan menjawab ucapan Yuna namun gadis itu mengintrupsinya.

"Eh...bentar, Cakra telpon, aku angkat dulu ya..." izin Yuna mengangkat panggilan dari tunangannya.

"Dri... lo punya pikiran yang sama dengan gua kan?" Riana mulai berbisik dengan Indri saat Yuna sedikit menjauh dari dua manusia paling kepo tapi perhatian pada Yuna.

"Iya.. gua yakin jika Arga suka sama Yuna. Lo ingatkan pas dulu doi sering liatin Yuna diam-diam. dan pas kita reuni juga. Arga lama ngelihatin Yuna. Tapi dasar si Yuna nggak peka... " bisik Indri seolah flashback pada waktu lalu.

"Yuna kan gitu, jika bukan kita yang bilang jika Cakra suka juga mau sampai kapanpun dia nggak bakalan peka..." timpal Riana.

"Ri... Dri... aku balik ya,... tadi Cakra telpon mau ajak aku makan malam sebagai ganti yang kemarin... Makasih jamuannya... love you..."ucap Yuna yang langsung pamit selesai menerima panggilan dari Cakra.

Riana dan Indri melambaikan tangan bersamaan melepas kepergian Yuna.

Mereka hanya ingin yang tebaik buat sahabatnya itu. Diantara mereka Yuna lah yang paling miris hidupnya meski Indri dan Riana juga bisa dikatakan sama sih. Hanya saja Yuna tidak pernah beruntung perihal keluarga tapi setidaknya Yuna harus beruntung perihal cinta.

bersambung....

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!