Demi melindungi nyawa adiknya, Jazzy Hao mengasingkan diri di kota kecil dan rela menjadi menantu sampah di keluarga Lin.
Setiap harinya Jazzy Hao akan melakukan pekerjaan kasar di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membeli sayur dan membersihkan lantai rumah.
Tiga setengah tahun lalu dia pergi meninggalkan keluarganya tanpa membawa sepeser uang pun.
Dalam keadaan seperti itu, dia bertemu lelaki tua yang mengetahui identitasnya dan membuat perjanjian untuk menikahi cucunya.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah Jazzy Hao akan bertahan di keluarga Lin sebagai menantu sampah?
Simak terus keseruan cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JARUM PEMBANGKIT HASRAT
Jenice merapikan pakaiannya, tersenyum ramah lalu mengikuti Shima Liu dari belakang.
"Nona Shima, kita akan pergi kemana?" Jenice bertanya sambil tersenyum kecil.
"Kamu akan tahu setelah ini!" ucap Shima Liu datar.
Shima Liu masuk ke dalam Lift, lalu melihat ke arah Jenice yang masih terlihat tersenyum kecil. "Ayo!" Shima Liu mendesak Jenice agar masuk ke dalam Lift.
"Apa yang akan di lakukan wanita ini?" Jenice mengerucutkan bibirnya dan bertanya dalam hati.
Tapi meskipun begitu, dia tetap mengikuti Shima Liu masuk ke dalam Lift.
Karyawan yang melihat hal ini, seketika juga langsung berkumpul dan mulai bergosip.
"Lula, menurutmu untuk apa nona Shima membawa Jenice?" tanya seorang wanita berkacamata.
"Aku juga tidak tahu. Tapi ini pasti berhubungan dengan pajak perusahaan kita yang belum di bayar, dan yang bertanggung jawab soal itu adalah Jenice." Ucap wanita di sisi lain yang menggunakan rok ketat dan memiliki payudara besar.
Wanita berkacamata itu kembali melihat ke sisi lain, lalu bertanya, "Kak Hiko, apakah perusahaan kita akan di tutup jika tidak bayar pajak?"
Seorang pria dengan kemeja dan rambut di sisir rapi berkata, "Bisa saja akan di tutup sampai perusahaan kita membayar pajak!"
Sembari berkata, matanya sesekali akan melirik payudara milik Lula yang ada di dekat wanita berkacamata.
. . .
Disisi lain, setelah beberapa saat berada di dalam Lift, Shima Liu dan Jenice pun tiba di lantai 30.
Pintu lift terbuka dan mereka berjalan keluar dari lift.
"Ayo!" Shima Liu berkata pada Jenice agar mengikutinya.
Dengan santai dan senyum lembut, Jenice mengikuti Celine Yu.
Melihat lantai 30, Jenice tersenyum kecil.
"Hehe, apa gunanya membawaku ke lantai 30? Apa untuk bertemu Duke?" Jenice mencibir dalam hati.
Di ruangan CEO, Jazzy Hao duduk dengan santai di kursi milik Duke sebelumnya, sementara Hesty Lin tidak bisa untuk mempercayai apa yang ada di matanya.
"Jazzy, apakah ini benar-benar perusahaan yang kamu dirikan?" Tanya Hesty Lin dengan ragu.
Dia masih merasa ini seperti mimpi di siang bolong.
Dari lantai 30 dia melihat keluar jendela seluruhnya adalah pemandangan seluruh kota Hangzhou, dan Juxing Corp adalah perusahaan terbesar nomor satu di Hangzhou dan sangat mencolok.
Jazzy Hao menggelengkan kepala melihat ekspresi kaget Hesty Lin.
"Sayang, aku tidak akan membohongimu." Jazzy Hao berkata, "Kamu bisa lihat bagaimana sikap Shima Liu seperti apa? Jika aku bukan siapa-siapa tidak mungkin Duke dan Shima akan menghormati ku!" ucap Jazzy Hao dengan santai.
"Tapi... Tapi.." Hesty Lin ragu-ragu untuk berkata.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!"
Shima Liu masuk bersama Jenice yang masih tersenyum lembut.
"Presdir, ini adalah Jenice, akuntan yang mengelola pembayaran pajak kita!" Shima Liu langsung memperkenalkan wanita di sampingnya pada Jazzy Hao.
Saat mendengar kata-kata Shima Liu, Jenice yang awalnya masih tersenyum kecil, seketika wajahnya langsung menjadi kaku.
Dengan panik dia menyapa Jazzy Hao, "Hormat Presdir!"
Jenice membungkuk enam puluh derajat pada pria yang nampak biasa di depannya.
Meskipun otaknya belum bisa mempercayai apa yang di lihatnya, tapi dari sikap Shima Liu yang menghormati pria itu, maka seharusnya ini bukan sandiwara.
"Presdir, aku keluar dulu, kalian silahkan mengobrol!" ucap Shima Liu.
"Tidak perlu." Jazzy Hao melihat ke arah Shima Liu dan berkata, "Kamu tunggu disini saja, ini tidak akan lama!" ucapnya datar.
Dia tidak langsung berbicara pada wanita yang di bawa Shima Liu, tapi melihat ke arah Hesty Lin dan bertanya, "Sayang, apa kamu haus?"
"Sedikit!" jawabnya dengan jujur.
"Nona Lin, aku akan membuatkan minuman untukmu, kamu ingin minum apa?" Shima Liu menghampiri Hesty Lin dan bertanya.
"Tidak tidak, biar aku bikin sendiri saja!" ucap Hesty Lin dengan sopan.
"Jazzy, kamu ingin minum apa? Aku akan sekalian membuatkan untukmu!" Hesty Lin melihat ke arah Jazzy Hao dan bertanya.
"Kopi saja!" ucap Jazzy Hao sambil menyalakan sebatang rokok.
Melihat Jazzy Hao mengabaikannya, Jenice merasa sedikit kesal.
Dengan menggertakan gigi dia bertanya, "Apakah tuan presiden mencari ku?"
Jazzy Hao melihat Jenice lalu bertanya, "Apa kamu yang mengelola pajak perusahaan?"
"Benar!" Jawab Jenice percaya diri.
"Baik!" Jazzy Hao mengangguk.
Dengan lambaian tangannya, jarum perak setipis rambut terbang di beberapa titik akupuntur tubuh Jenice.
Jenice hanya melihat cahaya perak samar sebelum tubuhnya kehilangan kendali.
Merasakan tubuhnya di luar kendali, Jenice merasa panik, takut dan mulai berkeringat dingin.
Kini perasaan merendahkan yang sebelumnya muncul di matanya seketika menghilang.
"Tuan, apa yang kamu lakukan padaku?" Jenice bertanya dengan mata ketakutan.
"Untuk siapa kamu bekerja?" Tanya Jazzy Hao datar.
"Apa maksud presiden." Jenice berujar, "Aku hanya bekerja untuk Juxing Corp!" ucapnya dengan cepat, matanya nampak panik dan ketakutan.
Dia ingin melarikan diri, tapi tubuhnya berada di luar kendali. Tapi bukan hanya sebatas itu, dia juga merasakan perasaan gatal di tubuhnya.
Dan semakin lama, perasaan gatal itu akan semakin parah.
Jazzy Hao mengabaikan apa yang terjadi pada Jenice, dia punya cara sendiri untuk membuat wanita ini mau berkata jujur.
Di buku yang di tinggalkan ayahnya, disitu ada satu teknik jarum yang di sebut jarum pembangkit hasrat.
Dengan menusukkan jarum perak di beberapa titik tubuh, itu akan membuat rasa gatal yang sangat parah seiring waktu, selain itu, gatal ini juga di sertai dengan rasa ingin melakukan hubungan badan dengan lawan jenis.
"Ahhhh.."
"Gatal... Gatal sekali!"
Jenice menggerakkan kedua tangannya untuk menggaruk tubuhnya yang gatal.
"Ahh enak...!"
"Ahhh gatal sekali!"
Tanpa merasa malu, dia membuka bajunya dan mulai menggaruk seluruh tubuhnya.
Meskipun melihat beberapa bagian tubuhnya kini mulai terkelupas akibat dia menggaruknya dengan kuat, tapi tangannya tidak bisa berhenti.
"Ahh.. Tuan, tolong maafkan saya!" Jenice berkata dengan panik.
Tangannya terus menerus menggaruk bagian tubuh, lalu pindah ke wajah, bahkan bagian kemaluan pun tidak luput.
Shima Liu dan Hesty Lin yang melihat hal ini juga merasa ngeri.
Tubuh Hesty Lin bergidik ketakutan.
Suaminya yang di rendahkan oleh keluarganya selama tiga tahun, saat ini malah terlihat seperti raja mafia yang menakutkan.
Dia menghela nafas lega karena suaminya tidak menyakiti keluarganya, andai Jazzy Hao melakukan hal ini pada dia dan keluarganya, maka mereka tidak akan mungkin bisa selamat.