Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERBONGKAR SUDAH.
" Hu... Hu... Ternyata dia punya masa lalu yang buruk!"
" Hu... Hu.."
Banyak sudah para tamu undangan bersorak-sorai, menjelek-jelekkan Deniro. Ada juga yang mencampaki makanan yang tersedia di sana, Allea tertawa bangga karna berhasil melihat Deniro hancur di hari penting anak nya.
Deniro tak bisa berkutit lagi, karna benar ini adalah kesalahan nya. Untuk mengelak pun tidak ada guna nya, hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan.
" Berani-beraninya kamu merusak pesta ku!" Ucap Deniro dengan menodongkan pis tol membahayakan, di atas kepala Allea. Dengan tangan yang merangkul ceruk leher Allea.
Sontak perlakuan ini, mengundang kecengangan bagi semua orang di sana. Ju langsung terpancang emosi, akibat perbuatan Deniro yang berani-beraninya melakukan tindakan seperti itu.
" Lepaskan atau nyawa mu yang saya habisi!" Gertak Ju dengan luapan emosi.
" Tidak semudah itu pak. Silahkan bereskan semua kerusakan ini, dan nama baik saya. Baru saya lepaskan, orang penting mu ini." Jawab Deniro menyeringai.
Allea yang di perlakukan seperti itu, tidak panik ataupun merasa ketakutan. Ia bersikap santai, karna ia percaya kalau Ju bisa mengatasi masalah ini.
Ju membaca setiap pergerakan Deniro, ia menyuruh anak buah nya berjaga di belakang. Hanya dengan tatapan mata saja, semuanya bisa berbagi tugas.
" Kenapa tidak ada jawaban? Kamu takut ya orang kesayangan mu mati, di tangan saya pak Ju?" Tanya Allea meremehkan Ju.
" Lepaskan saja, saya akan membereskan semua masalah ini. Sampai ke nama baik anda," ucap Ju menyerah, karna ia tidak tega melihat Allea yang di perlakukan seperti itu. Ini kali pertama, ada sembarang orang yang bisa menyentuh Allea dengan sembarangan.
" Ternyata kamu bisa menyerah dengan begitu mudah pak Ju, apa kamu se sayang itu kepada nya pak Ju? Tidak semudah itu pak Ju, berikan saya uang sebagai ganti rugi!" Kini permintaan Deniro sudah semakin menjadi-jadi, Ju tak bisa lagi mengontrol emosi.
Lagi-lagi ia menggerakkan bola mata nya.
Dor.
Suara tembakan pis tol, menggema dengan sangat jelas di ruangan tertutup itu. Hingga semua orang, membelalakkan mata. Ada juga yang ketakutan dengan kejadian ini, dalam bagian ini semua orang tidak berani lagi melakukan siaran langsung ataupun pengambilan video. Mereka takut jika kejadian ini tersebar, nyawa Meraka tidak akan selamat. Mereka tahu seberapa bahaya nya keluarga Darmawan, ketika kehidupan mereka di usik dan bermacam-macam kepada mereka.
Argh!
Suara erangan dari mulut Deniro terdengar dengan keras, ternyata anak buah yang berjaga di belakang telah menembakkan peluru di salah satu kaki Deniro. Ia terkulai lemas di lantai, berbondong-bondong keluarga nya mendekat kepada nya.
Sementara Ju, berhasil menangkap Allea dengan cekatan. Hingga tubuh indah Allea, tidak menyentuh lantai sama sekali. Sejenak Ju memandang pahatan indah pada wajah Allea, ia terpaku dengan mahluk ciptaan Tuhan yang satu ini.
" Kamu tidak apa-apa Allea?" Tanya Ju memeriksa setiap inci badan Allea, memastikan tidak terjadi apa-apa kepadanya.
" Tidak Ju. Kenapa reaksi mu berlebihan, aku bahkan sudah menghadapi masalah lebih dari ini. Santai saja," balas Allea dengan terkekeh.
Ia memandangi deniro yang merasakan kesakitan, lalu ia mendekat ke arah Deniro dengan Ju yang berjaga di samping Allea. Menjaga supaya tidak terjadi hal-hal yang seperti tadi lagi.
" Sekuat apa pun diri mu pak Deniro. Aku tidak akan pernah kalah di tangan mu, ingat! Aku bukan Allea yang dulu! Camkan itu!" Peringat Allea.
Deniro yang mendengar akan hal itu, mengepalkan tangan nya kuat-kuat. Dan menatap tajam ke arah Allea.
Setelah mengucapkan kalimat itu, mereka pergi meninggalkan tempat itu. Meninggalkan kekacauan, yang terjadi.
Allea sudah berhasil mempermalukan Deniro di depan banyak orang, hatinya sedikit lega. Namun ia tak habis pikir dengan kelakuan Deniro sang mantan kekasih nya, di zaman dulu.
Ju memerhatikan raut gelisah dan lelah di wajah Allea, Ju mengajak Allea ke taman untuk meringankan beban pikiran nya sejenak.
Tentu hal itu tidak akan di tolak oleh Allea, karna itu lah tempat pertama kali di carinya. Ketika ia sedang mengalami banyak pikiran, dan mengalami banyak Masalah.
" Sebenarnya ada apa dengan semua ini?" Tanya Ju setelah mereka terduduk di sebuah kursi, yang tersedia di taman yang indah itu. Di hiasi dengan lampu-lampu jalan, dan beribu bintang yang berserak di langit.
" Deniro adalah mantan kekasih ku." Jawab Allea dengan menjeda ucapan nya. "Dia lah yang meninggalkan ku, ketika acara pernikahan kami akan di langsungkan. Bisa-bisa nya dia menikah hidup dengan bahagia, sementara aku?" Allea menunjuk dirinya sendiri, kembali ingatan masa lalu mengenang di pikiran nya.
Tanpa di undang, air mata Allea mengalir begitu saja.
Ju menyadari akan hal itu, ia menarik Allea supaya bersandar di pundak nya. Ia tahu, sekuat dan se mandiri apapun perempuan. Itu tetap lah perempuan, yang membutuhkan tempat maupun rumah untuk pulang. Allea juga memilki titik terendah dalam hidup nya, karna memang pada dasar nya perempuan seperti itu.
" Berarti Dareen anak mu dan Deniro bersama?" Tanya Ju, yang sepenuhnya belum mengetahui. Alur hidup dari atasan nya itu.
" Tidak. Darren aku temukan, setelah melewati masa terpurukku. Aku memutuskan untuk memulai hidup baru di negri ini, ternyata aku menemukan Daren dan membawa nya. Darren adalah rejeki bagiku, dia adalah penyemangat ku." Allea menceraikan nya kepada Ju, kembali tersenyum ketika mengingat awal pertemuan nya dengan Darren. Hingga sampai sekarang ini, mereka hidup bersama dengan bahagia.
" Aku kira kau sudah menikah Lea." Balas Ju.
" Tidak lah Ju. Saya masih lajang, dan perawan," kekeh Allea menanggapi.
" Bagus lah." Tanpa sadar, Ju menyunggingkan senyuman tipis.
" Bagus lah?" Allea mendongakkan kepala nya.
" O-oh tidak, salah ucap." Elak Ju langsung, dan menetralkan ekspresi nya.
Tak ada lagi jawaban, kembali dengan pikiran masing-masing. Mungkin besok akan kembali bertempur dengan pekerjaan yang menumpuk, sekarang mereka akan meringankan pikiran nya sejenak di taman indah ini sebelum memulai di hari esok.
...****************...
Halo author hadir lagi guys...