Aku Astrajingga Penguasa Tak Terkalahkan

Setelah Astrajingga menaik kan level Zhang San, dapat di ketahui bahwa atribut Zhang San meningkat 8 Poin, dua kali lebih banyak dari yang di ketahui Astrajingga dan membuatnya terkejut.

Astrajingga juga tidak ingin prajurit yang dia panggil mudah mati di medan perang, maka dari itu meski dia mendapatkan satu prajurit, tapi prajurit tersebut tingkat tinggi.

Ini juga menjadi alasan mengapa dia langsung menaikkan level prajurit ke level 10.

Memanggil prajurit membutuhkan 1.000 koin jiwa, dan butuh 850 koin jiwa untuk naik ke level sepuluh, yang totalnya 1.850 koin jiwa.

Saat ini, sumber utama koin jiwa masih bergantung pada pembukaan peti harta karun dan membunuh monster di alam liar.

Jadi tentu saja Astrajingga akan berpikir seribu bila ingin merekrut banyak prajurit.

Membawa Zhang San ke [Rumah Bambu Spiritual], dia melihat semua jenis peralatan menumpuk di sebelah Zhen Mi.

Koin roh yang dikeluarkan akan langsung masuk ke akun nya, tetapi peralatan dan sejenis nya tidak akan masuk, karena dia belum membangun gudang wilayah.

Setelah gudang didirikan, dia akan dapat memberi wewenang kepada Zhen Mi untuk meletakkan semua peralatan di gudang.

“Begitu banyak peralatan.”

Dia tidak punya waktu untuk menonton berita di wilayah nya sepanjang waktu, jadi dia terkejut melihat tumpukan peralatan itu.

“Tuan.”

Setelah Zhen Mi melihat Astrajingga, dia berdiri dan memberi hormat lagi.

Astrajingga mengangguk, melangkah maju dan mulai memeriksa peralatan.

Meskipun sebagian besar adalah peralatan biasa, pada tahap awal, peralatan masih sangat langka.

Dia menemukan baju besi hitam dan tombak besi hitam untuk dikenakan Zhang San.

“Terima kasih Tuan atas pemberian nya!”

Zhang San berlutut dengan satu lutut lagi

“Mulai sekarang, jangan berlutut sepanjang waktu. Jika tidak terbiasa, cukup kepalkan tangan mu.”

Astrajingga mengajari nya cara mengepalkan tangan, yang jauh lebih sederhana dan lebih praktis.

“Baiklah, Tuan!”

Zhang San cepat menjawab sambil mengepal tangan nya.

Astrajingga melihat nya, dan selain peralatan, Zhen Mi juga memesan beberapa barang dekorasi, seperti meja, bangku, kain, dan barang-barang rumah tangga lain nya.

Ada banyak peti harta karun, dan merupakan hal yang normal untuk dapat membukanya.

Astrajingga juga melihat beberapa peralatan hukum, salah satu nya adalah tongkat sihir, yang sangat cocok untuk Zhen Mi.

[Item: Tongkat Roh Kudus]

[Kualitas: Perunggu]

[Daya Tahan: 45/45]

[Atribut 1: Kekuatan Mental +8]

[Atribut 2: Konsumsi -10%]

[Persyaratan Peralatan: Kekuatan Mental 8]

[Pendahuluan: Semua musuh akan dihancurkan di depan Tongkat Roh Kudus.]

Sedangkan untuk perlengkapan lain nya, semua nya merupakan armor setingkat besi hitam, tidak ada yang terlalu aneh, dan tidak ada yang cocok, jadi dia hanya bisa menggunakan perlengkapan lain nya sebagai ganti nya.

“Ambil perlengkapan ini, kita akan bertempur besar besok.”

Astrajingga menyerahkan peralatan itu kepada Zhen Mi.

“Terima kasih, Tuan.”

Zhen Mi dengan senang hati menyimpan perlengkapannya.

Zhen Mi terlahir dengan mantra, sama seperti Dewi Manohara yang menguasai ilmu pedang, ia hanya perlu memperoleh keterampilan yang sesuai dengan kekuatan nya yang besar.

Di dalam [Aula Perdagangan] tidak ada satu pun yang menjual buku keterampilan.

Sekalipun muncul di [Aula Perdagangan], hanya sedikit orang yang akan menjual nya.

Bahkan orang yang beruntung seperti Zhen Mi gagal mendapatkan buku keterampilan dari peti harta karun, yang menunjukkan betapa rendah nya tingkat keberhasilan buku keterampilan tersebut.

Dewi Manohara datang membawa sepanci daging panggang yang lezat, dan menaruh nya di atas meja yang baru muncul, dan berkata,

“Mari cicipi daging panggangku.”

"Hmm..bau nya sungguh enak!"

“Kemampuan Dewi Manohara semakin lama semakin meningkat. Ayo, perkenalkan. Ini adalah Zhang San, prajurit yang baru dipanggil.”

Astrajingga menjawab.

“Zhang San memberi hormat pada kedua istri tuan nya.”

Zhang San menangkupkan kedua tangan nya.

Astrajingga: “︿(￣︶￣)︿”

Dewi Manohara: “(︶.̮︶✽)”

Zhen Mi: “(≖ᴗ≖)✧”

“A-aku bukan nyonya, aku hanya seseorang yang dipanggil oleh tuan.”

Dewi Manohara masih sangat malu, dia menundukkan kepala nya karena malu.

Zhen Mi, di sisi lain, jauh lebih berani, dan dia juga menjawab,

“Saya juga baru saja muncul.”

“Baiklah, baiklah, mari kita makan daging bersama,” kata Astrajingga.

“Hamba Prajurit rendahan, tidak berani makan bersama tuan.”

Zhang San hanyalah seorang prajurit, dan dia dengan cepat menolak.

“Jangan terlalu sopan padaku, asal kamu senang, kalian bisa duduk dan makan bersama.”

Astrajingga masih memaksa Zhang San untuk duduk dan makan daging bersama mereka, dan juga meminum air mata air spiritual yang khusus ditinggalkan nya.

Setelah acara makan dan minum , Zhang San kemudian kembali ke barak [Prajurit Hantu Jubah Putih] untuk berlatih seni bela diri.

Sementara Astrajingga membawa dua wanita cantik ke tepi tembok.

Dia mengeluarkan [Benih Pohon Anggur] dan mulai menanam nya, tepat di tepi tembok.

Tiba-tiba tanah bergetar, dan [Benih Pohon Anggur] yang telah disiram oleh mata air spiritual dengan cepat berkecambah, berakar, dan tumbuh dengan subur.

Setelah beberapa saat, tinggi nya mencapai setengah meter.

“Air mata air spiritual ini memang bagus, tapi sayang hari ini habis, dan besok harus mengambil nya lagi dan disimpan.”

Jika Astrajingga ingin pohon anggur iblis ini memiliki kekuatan tempur, tunggulah sampai ia tumbuh dewasa.

Maka percayalah bahwa dengan bantuan mata air spiritual, tidak akan butuh waktu lama seperti menambahkan beberapa petarung kuat ke wilayah tersebut.

Dan pohon tersebut adalah tipe petarung yang tidak perlu makan.

Astrajingga kemudian mengajak kedua wanita cantik itu berbicara tentang perencanaan masa depan wilayah nya itu, dan mendapati bahwa kedua wanita itu memberi nya banyak nasihat, yang membuat Astrajingga merasa sangat baik.

Mereka berkeliaran di sekitar wilayah itu, dan melihat berbagai makanan dan buah-buahan di [Lahan Spiritual].

Dia masih meremehkan tingkat pertumbuhan [Lahan Spiritual], itu telah tumbuh begitu banyak hanya dalam satu hari, dan diperkirakan akan dapat melihat pembungaan besok.

Di dunia nyata, tidak ada seorang pun yang bertani dalam waktu yang lama.

Mereka semua bergantung pada berbagai tuan tanah pertanian untuk menanam tanaman pangan.

Tidak hanya hasil nya tinggi, siklus nya pendek, dan tidak memerlukan persyaratan musiman apa pun.

Sepanjang tahun, berbagai pasar menjual berbagai sayuran dan buah segar.

mereka bahkan dapat melihat beberapa buah dan sayuran dengan aura, tetapi harga buah dan sayuran tersebut relatif tinggi, dan kebanyakan orang jarang membeli nya.

Mereka yang belum terbangun dari ruang penguasa tidak takut tidak memiliki pekerjaan.

Baik itu penguasa atau negara, banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, dan ada banyak lowongan pekerjaan setiap tahun.

Bahkan negara tersebut telah meluncurkan banyak iklan agar kaum muda dapat menikah dan memiliki bayi lebih awal.

Sayang sekali orang-orang zaman sekarang, terutama para bangsawan, pada dasar nya akan menghabiskan waktu nya di wilayah penguasa itu.

(Akhir bab)