Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Keesokan harinya
Alia Kembali ke Jakarta seorang diri karena Dimas
benar-benar tidak bisa pergi, terlebih lagi dia diberi amanah kepala sekolah
menjadi ketua panitia acara di Bali tersebut. Akhirnya Alia pergi ke bandara sendiri
dengan mengendarai taksi online. Setibanya di bandara Ngurah Rai, dia langsung
terbang ke Jakarta dan langsung menuju ke rumah.
“Bener-bener ya mas Dimas menyuruhku balik Jakarta sendiri
apalagi kondisi hamil lagi.” Gerutu Alia selama perjalanan menuju ke rumah.
Setibanya dirumah dia langsung seharian istirahat.
“Loh kok sudah pulang?” Tanya Ferdi.
“Kamu kemana saja sih kok tidak bisa dihubungi?” Gerutu
Alia.
“Maaf aku hari ini repot banget. Sini aku peluk dulu.” Kata
Ferdi, tapi Alia menolak.
“Aku hamil tau, gimana ini?” Gerutu Alia.
“Wah akhirnya, harusnya seneng dong kita punya anak.” Kata Ferdi.
“Memangnya ini anak kamu? Aku saja tidak tau ini anak kamu
atau anak mas Dimas. Sudahlah aku pusing, aku mau tidur capek soalnya.” Kata Alia.
**
Dimas sedang menikmati makan malam Bersama guru-guru. Tiba-tiba
Indah mendekati Dimas.
“Istrinya sudah sampai rumah pak?” Tanya Indah.
“Sudah bu, dia langsung tidur.” Jawab Dimas.
“Istrinya pak Dimas ini masih sangat muda ya.” Kata Indah.
“Iya jarak usia kami sangat jauh soalnya.” Kata Dimas.
“Selamat ya pak istri pak Dimas hamil.” Kata Indah.
“Makasih ya bu Indah.” Jawab Dimas.
“Kalau punya istri yang sangat muda itu pasti manja banget
ya pak, dan masih sering kumpul-kumpul sama teman-temannya.” Kata Indah.
“Dia selalu dirumah kok, kalau dia pergi biasanya sama
adikku. Kebetulan adikku sahabat istriku, jadi kalau misalnya istriku keluar sama teman-temannya pasti aman karena
ada adikku.” Kata Dimas.
“Hati-hati loh pak, kalau kelamaan dan terbiasa nanti lama-lama
bisa saling suka.” Kata Indah.
“Nggak mungkin kalau itu bu. Saya paham betul seperti apa
istri saya.” Kata Dimas.
“Pak tidak ada ceritanya laki-laki dan perempuan bersahabat,
pasti ada yang suka salah satunya.” Kata Mirza, guru olahraga.
“Hmmm kalian ini malah gosipin istri saya, itu tidak
mungkin. Lagipula adik saya itu sudah punya pacar.” Kata Dimas.
“Bisa jadi itu hanya status pak, lebih baik jaga jarak saja
pak takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan pak. Sekarang itu lagi jaman
selingkuh dengan ipar.” Kata Mirza.
“Ipar adalah maut hehehe.” Kata Indah.
“Musuh itu bisa dari orang terdekat loh pak, kok bisa istri
bapak sahabatan sama adik bapak?” Tanya Mirza.
“Yang mengenalkan aku dengan istriku kan adikku pak.” Jawab Dimas.
“Mulai sekarang hati-hati pak.” Kata Mirza.
“Saya pernah lihat istri bapak lagi di mall.” Kata Indah.
“Oh pasti sedang belanja bulanan itu bu.” Jawab Dimas.
“Yakin pak? Sepertinya tidak deh pak, saya lihat sama
laki-laki selain bapak soalnya.” Kata Indah.
“Oh itu pasti adik saya bu, adik saya sering mengantar istri
saya belanja sama sekalian angkat-angkat belanjaan istriku hehe.” Kata Dimas.
“Jangan dibiasakan pak, bahaya loh meskipun mereka sahabat.”
Kata Mirza.
“Harusnya istri bapak bisa jaga jarak.” Kata Rike, guru Bahasa
Indonesia.
“Apalagi istri bapak masih muda, hati-hati pak. Kenapa tidak
bapak saja yang mengantar istri belanja.” Kata Rusdi, guru BK.
“Saya kadang sampai rumah kelelahan pak jadi tidak sempat.” Kata
Dimas.
“Pokoknya mulai sekarang suruh istrimu jaga jarak sama
adikmu ya.” Kata Rusdi.
“Hehe iya pak bu terima kasih banyak sarannya.” Kata Dimas.