Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Ya, jadi kau jangan pernah mengungkit soal hubunganku dengan Deane kembali!" Sahut Rey memperingatkan.
" Ya tentu saja, aku tak akan pernah mengungkitnya lagi." Ucap Rania. Walaupun dia cukup bingung, karena pria itu cukup cepat move on juga dari deane, setelah menjalin hubungan beberapa tahun lamanya.
☆☆☆☆☆☆☆☆
Sepulang ngampus.
" Lagi?" Rey kembali mengerutkan keningnya saat melihat mobil yang sama, tadi pagi kembali menunggu di depan kampus. Tak berselang lama, nanda pun sudah terlihat berjalan dengan langkah terburu-buru ke arah mobil tersebut.
" Apa kakak sudah menunggu lama?" Tanya nanda khawatir.
"Gak kok," Jawab andre sembari tersenyum ke arah gadis itu. Walaupun dia baru 15 menit menunggu di sana. Tapi rasanya sudah terlalu begitu lama, saat menunggu kedatangan gadis yang sudah tak sabaran ingin di lihatnya itu. Namun berkat profesinya yang sebagai aktor papan atas tersebut, hal semacam itu bukanlah hal sulit untuk dia tutupi.
"Syukurlah," Jawab nanda lega. Lalu cepat-cepat memasang sabuk pengamannya, agar pria itu tidak secara tiba-tiba memasangkan untuknya kembali.
"Akh." Andre sempat tersenyum kecut. Saat melihat ulah gadis itu. Yang bearti dia tak lagi mempunyai alasan agar lebih dekat dengannya kembali. Ya, seharusnya dia tak lagi terkejut dengan ulah gadis itu, karena sifat yang ia miliki tersebutlah yang membuatnya semakin penasaran ingin lebih mendekatinya. Dan bisa melihatnya berada di sampingnya seperti ini saja, sudah lebih dari cukup.
"Memangnya motor bututnya itu sudah rusak ya, sehingga langsung menyewa supir pribadi!?" Geram Rey kembali. Saat melihat mobil yang di naiki gadis itu sudah melaju, meninggalkan halaman kampus.
"Akh sial, kenapa aku tiba-tiba terus memperdulikan soal gadis itu sih, mau motornya rusak atau apapun itu, apa peduliku!" Umpatnya kembali, saat tersadar. Lalu segera masuk ke dalam mobilnya, dan melajukannya untuk pulang ke apartementnya.
☆☆☆☆☆☆☆☆
"Berapa pak?" Tanya nanda pada bapak-bapak pemilik bengkel tersebut. Setelah mereka tiba di tempat tujuan.
"Akh, sudah di transfer neng tadi tagihannya sama pacar eneng." Ucap pemilik bengkel itu memberitahu.
"Akh, kita bukan pasangan kok pak, cuman kenalan," Ucap nanda cepat, untuk menjelaskan. Matanya sudah menatap ke arah andre demi meminta penjelasan.
"Udah gak papa, kan aku juga salah," Terang andre menenangkan.
"Tapi ka, aku kan gak enak, udah banyak nyusahin kakak, habis berapa biaya servisnya biar nanda ganti?" Ucap nanda setengah memaksa.
Gruukk..gruukkk.
Suara yang berasal dari perut andre.
" Udah gak usah, kakak ikhlas kok bantuin kamu, jadi gak usah di pikirin, kamu cukup bayar dengan neman in kakak makan aja gimana? Kebetulan kakak belum makan dari siang tadi." Pinta Andre.
"Mmm baiklah," Ucap nanda akhirnya.
Hitung-hitung sebagai ucapan rasa terima kasihnya pada pria itu. Tidak mungkin bukan dia akan menolaknya kembali setelah apa yang dia lakukan padanya. Walaupun dia juga sedikit bingung karena pria itu sampai rela berbuat jauh seperti itu padanya, dan anehnya dia juga tidak merasa risih sedikitpun, tatkala pemilik bengkel tersebut menyebut mereka sebagai pasangan kekasih.
"Ya udah deh pak, kalau gitu saya nitip motornya lagi bentar ya?" Ucap nanda meminta izin.
"Iya neng, silahkan!" Terang pemilik bengkel tersebut. Dia sempat tersenyum mengembang, saat tahu hubungan mereka berdua yang sebenarnya. Setelahnya, mobil andre pun sudah terlihat meninggalkan bengkel demi pergi ke tempat tujuan.
Di lain sisi.
"Kemana perginya gadis itu sih? Kenapa belum pulang-pulang juga sampai sekarang, aku kan sudah kelaparan!" Ucap Rey. Sembari bolak-balik di dekat pintu rumahnya tersebut, demi menunggu gadis itu yang tak kunjung-kunjung datang, bahkan di saat hari sudah hampir malam.
Tlililit.
Bunyi pintu apartementnya terbuka dari luar. Dengan cepat dia pun langsung berlarian ke arah shofa di ruang tengah, duduk dengan menumpuk kan kakinya sebelah, pada kaki lainnya. Sembari menegapkan dadanya, tentunya agar dia terlihat lebih elegan dan berkelas.
"Kemana saja kau seharian ini!?" Maki Rey geram. Saat mengetahui gadis itu yang sudah mendekat ke arahnya. Matanya pura-pura ia sibukkan pada layar ponselnya.
"Kau tahu, aku sudah begitu kelaparan karenamu, kau tak melupakan tugasmu bukan?" Sambungnya lagi. Matanya sudah menatap tajam ke arah gadis itu.
