NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Kakak Ipar

Terpaksa Menikahi Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Janda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vita Fajar

Ditinggalkan oleh suami tercinta akibat kecelakaan mobil, Ellina Clark terpaksa menjadi istri kedua dari Carlson Lee yang merupakan kakak iparnya.

Paksaan sang ibu mertua yang mengancam akan memisahkannya dengan sang putra membuat Ellina dengan berat hati menerima meski berulang kali ia menolaknya.

Dengan alasan sang kakak ipar yang belum memiliki keturunan, Ellina terpaksa tinggal satu atap dengan sang istri tua yang begitu membenci kehadirannya.

Masalah kembali datang saat Ellina berhasil mengandung, sang istri tua berulang kali berusaha membuatnya celaka dan menabur fitnah padanya di hadapan sang ibu mertua.

Diterpa berbagai masalah yang hadir secara bertubi-tubi, mampukah Ellina menghadapi semuanya dan tetap tegar demi putra dan bayi yang dikandungnya?

Note: Terbit sehari 3 kali, pukul 8.00, 12.00 dan 18.00 WIB. Akan pas sesuai waktunya, jadi silakan ditunggu saja. Terima kasih
Vita Fajar
Ig: @vitafajar__

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DITUNTUT SANA SINI

"Saya tidak mau!" seru Ellina yang tetap pada pendiriannya. Dia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain. Ellina tidak ingin menyakiti Amanda yang sudah sangat baik.

"Kamu harus mau! Saya akan memberimu waktu satu tahun untuk hamil. Kalau tidak ...." Elisabeth beranjak dari duduk dan menatap Carlson serta Ellina bergantian, kemudian berkata, "Saya akan menuntut hak asuh atas Kevin. Dan jika hak asuh Kevin jatuh ke tangan saya, maka jangan harap kau bisa bertemu dengan Kevin!"

Elizabeth menyodorkan dua buah tiket ke Paris. Menatap Carlson yang balik menatapnya dengan kesal. Namun, itu tentu saja tidak berefek apapun bagi wanita paruh baya itu. Tersenyum lalu berkata, "Carlson, ambillah cuti selama seminggu. Ajak Ellina untuk berlibur ke Paris bersamamu. Setelah tiga minggu pulang dari Paris, mama ingin mendengar kabar baik dari kalian." Elisabeth langsung pergi meninggalkan Carlson dan Ellina.

Sepeninggal sang ibu mertua, Ellina hanya tertunduk di tempatnya duduk. Rasa bingung, sedih, kecewa, marah, semuanya melebur menjadi satu.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Ellina hanya ingin hidup bahagia berdua dengan anak lelakinya. Dia hanya ingin hidup dengan tenang dan nyaman berdua dengan sang buah hati.

Tiba-tiba tangan Carlson menggenggam tangannya yang saling bertaut. Pria itu terlihat kecewa dengan keputusan sang ibu. Namun, sekilas terlihat juga senyuman di wajahnya.

Kening Ellina berkerut, dalam hati bertanya-tanya. Mungkinkah pria itu sebenarnya juga senang dengan keputusan sang ibu?

Drrttt... Drrttt...

Drrttt... Drrttt...

Ellina mengambil ponsel yang berada di dalam tas dan membaca sebuah pesan chat yang masuk. Setelah itu menutupnya kembali dan pamit dengan Carlson.

"Aku harus menyusul Kevin," ucap Ellina pada Carlson lalu pergi meninggalkan pria itu.

Sejak dulu Ellina memang tidak bisa menyetir mobil. Setiap kali diminta untuk belajar oleh David, maka dia akan selalu menolak. Wanita itu Ellina berpikir bahwa dia belum perlu untuk menyetir sendiri karena pasti akan sangat kerepotan dengan menyetir sembari membawa kevin.

Kini Ellina sedikit menyesal karena telah menolak ajakan David untuk mengajarinya. Seandainya dia bisa menyetir, dia tidak perlu untuk berjalan ke depan gerbang yang jaraknya lumayan jauh dengan pintu rumah.

Saat kedua kakinya hendak mencapai pintu pagar, Tiba-tiba Carlson memanggilnya dari dalam mobil. Ellina membuka gerbang dengan lebar dan mempersilakan pria itu untuk keluar terlebih dulu. Namun, pria itu malah membuka kaca mobil dan memintanya untuk naik.

"Aku akan naik taksi saja," tolak Ellina.

"Sudah, kamu naik saja. Biar aku antar," balas Carlson tetap pada pendiriannya.

Ellina berpikir sejenak. Jika dia tetap menolak Carlson juga pasti akan tetap memaksanya untuk naik. Tapi jika dia menerima maka ....

Akhirnya Ellina masuk ke dalam mobil dan berangkat bersama sang suami.

Dalam perjalanan menuju sekolah Kevin, tidak ada satu pun di antara mereka yang membuka mulut untuk memulai sebuah obrolan. Ellina sibuk dengan pikirannya. Begitu pun dengan Carlson yang sibuk dengan dua tiket yang sudah diberikan oleh sang ibu.

Carlson sedang berpikir bagaimana caranya agar Ellina mau menerima tiket itu tanpa harus membuatnya terkesan memaksa wanita itu. Carlson ingin Ellina menyetujuinya karena memang mereka sama-sama setuju untuk melakukannya.

"Carlson, turunkan aku di sana saja," ucap Ellina ketika mereka bahkan belum sampai di depan gerbang sekolah Kevin.

Sejenak Carlson merasa keheranan. Namun, dia juga tidak banyak bertanya karena dipikirnya wanita itu sedang ada suatu hal lain yang akan dilakukannya.

"Ya sudah, aku pergi dulu. Terima kasih sudah mengantarku," setelah berucap seperti itu Ellina langsung keluar dan pergi meninggalkan mobil Carlson menuju sebuah tempat yang sudah diarahkan oleh seseorang.

Ellina masuk ke sebuah cafe yang berada tak jauh dari tempat Kevin bersekolah. Pandangannya langsung tertuju pada sebuah meja yang berada di sudut cafe dekat jendela. Seorang wanita sudah menunggunya di sana dengan secangkir kopi seraya memandang jalanan.

Ellina langsung mengambil posisi duduk di hadapan orang tersebut. Otomatis wanita tersebut langsung menatap Ellina dan memasang sebuah senyuman.

"Untuk apa kamu memanggilku ke sini?" tanya Ellina tanpa berniat untuk berbasa-basi.

"Silakan duduk dulu dan pesan sesuatu," ucap Amanda dengan tenang. Tak lupa senyum lembut yang biasa dia tampilkan di depan keluarga.

Ellina menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Menjepit kedua bibir untuk menahan emosi yang mulai muncul di hatinya.

Ellina mengangkat sebelah tangan untuk memanggil seorang pelayan. Memesan secangkir espresso untuk menemani obrolan mereka.

"Baiklah. Katakan!" seru Ellina seolah dia sudah sangat muak dan tidak ingin berlama-lama.

"Hadiah pernikahanmu dan Carlson dari aku," ucap Amanda seraya mengeluarkan sebuah amplop putih dan menyodorkannya pada Ellina.

Ellina membuka amplop tersebut dan terkejut dengan isinya. Sebuah alat kontrasepsi berbentuk pil lengkap dengan cara dan waktu memakainya.

"Untuk apa kamu berikan ini padaku, Amanda?" tanya Ellina.

"Untuk apa lagi? Tentu saja supaya kamu tidak bisa mendahului ku. Dengar Ellina, aku mengaku bahwa aku sudah tidak bisa lagi menahan mu dan Carlson untuk tidak melakukan hubungan seperti itu. Tapi sampai matipun, aku tidak akan rela jika Carlson memiliki anak darimu!" seru Amanda dengan nada lembut namun jelas sekali aura kemarahan dalam nada bicaranya.

"Kenapa kamu seperti ini Amanda?" tanya Ellina dengan lirih.

"Kenapa? Jelas karena aku sangat mencintai Carlson. Aku tidak ingin dia sampai memiliki anak dari mu atau wanita lain. Aku hanya ingin menjadi yang satu-satunya untuk suamiku!" balas Amanda dengan angkuh.

"Lalu ... apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaanku? Aku ...." Ellina menutup mulut dan tidak jadi untuk menyuarakan isi hatinya.

Percuma saja dia mengatakan tentang perasaannya jika orang disekitar sangat sibuk membahagiakan diri masing-masing. Percuma jika perasaan egois sudah menguasai secara lahir dan batin.

Ellina tersenyum kecut. Menyadari bahwa tidak seorangpun yang mempedulikan perasaannya. Mungkin memang sudah nasib untuknya tidak diperhatikan oleh orang-orang.

"Ada lagi yang kamu inginkan?" tanya Ellina yang sudah malas untuk lebih lama tinggal.

"Tidak."

"Kalau gitu, aku permisi," ucap Ellina tanpa menunggu kopinya datang.

Ellina berjalan menuju sekolah Kevin. Namun, langkahnya kali ini sekarang sudah tidak terarah. Wanita itu berjalan dengan gontai dan pandangan yang sudah kosong.

Di perempatan lampu merah langkahnya terhenti. Hendaklah menyebrang karena sekolah Kevin berada di sisi sebelahnya. Namun, saat itu dia tidak terlalu memerhatikan jalan.

Saat lampu untuk pejalan kaki masih menyala merah, dia malah langsung melangkahkan kaki untuk menyebrang. Tanpa tahu bahwa ada mobil yang melaju kencang hendak menabraknya.

BRAAKKKK!

Tabrakan itu pun terjadi tanpa bisa dia hindari.

***

Bersambung~~

1
Reni Anjarwani
ada apa , penuh misteri
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
ceritanya muter2 kurang tegas harusnya punya 2 istri rumah jg sendiri2 biar ngak tinbul kejahatan kalau dijadikan 1 rumah
Lastiar Hasibuan
Carlson menyelesaikan Maslah itu ga harus dengan kekerasan lho. tu liat istri kamu kena kan???
bahkan dia tak sadarkan diri menyesal tidak kamu. kamu yg lakuin koq aku yg gregetan ya,blomm juga minta penjelasan Uda adu jotos kamu.
lanjut lg Kaka aku suka ceritamu bahkan dalam 2hati aku baca semua bab tanpa berkomentar sangkin asiknya baca. yg semangat upnya ya
Meggy Wuntu
Next,,Dobel Thor🙏
Reni Anjarwani
doubel up thor
Sumiarsih
bagus ceritanya saya suka👍
Reni Anjarwani
doubel up thorr makin seru dan panas ceritanya, bagus eliana memang kamu harus pergi menjauh dr keluarga suamimu
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
licik bgtt amanda , dah pergi aja elinaa lihatnya kasihan selalu terzolimi
Reni Anjarwani
punya istri 2 satu atap lg , amanda tambah jahat dong, lindungi elina dari perbuatan jahat amanda
Elni Pratiwi
betul egk tegas jadi laki2 ih gemes bget
Reni Anjarwani
doubel up , binggung ini ceritanya carlson kurang tegas bgt
Vita Fajar
Halo, ada kesalahan bab di bab 36. Sebenarnya isi bab nya adalah bab 37. Sudah kuperbaiki dan tinggal menunggu lolos review. Nanti tinggal dibaca ulang aja ya kak. Terima kasih :)
Maya Ellydarwina
lanjut yang banyak dong thor 🥰🥰🥰🥰🥰
Reni Anjarwani
doubel up thor makin seruu bgt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Tari Lestari
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!