NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

“Setelah urusan di Bali selesai, aku mau pisah rumah. Aku mau perceraian kita segera diurus, karena itu aku mau kamu segera tanda tangan.”

Qyara memang bodoh. Ia pun mengakui hal itu. Bahkan di saat ia telah menemukan fakta yang dapat menjadi alasan terkuat untuknya kabur, ia masih memilih untuk bertahan demi bisa menepati janjinya pada Rimar. Meskipun hanya beberapa hari tetapi ia masih memilih bertahan daripada meninggalkan Dirga dan seluruh keluarganya.

Pada akhirnya Dirga tak dapat mengeluarkan suaranya lagi. Pria yang terus membela diri dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada istrinya tetap tak dapat mengubah keputusan Qyara. Rasanya seperti mimpi. Dirga merasa ia masih tidur dan memimpikan hal yang sangat mengerikan. Ia tak menyangka jika rumah tangga yang berjalan harmonis akan hancur secara tiba-tiba dengan alasan yang tak jelas.

Berulang kali Dirga menjelaskan jika perawat tadi tak ada hubungan apapun dengannya. Ia bahkan tak tau motif perawat itu bersikap menjijikan kepadanya. Ia sama sekali tak melakukan hal itu secara sengaja. Ia tak pernah mendua di belakang istrinya, sungguh!

Namun wanita itu tak ingin percaya padanya. Dirga seperti tak memiliki harapan lagi untuk memperbaiki pernikahannya. Ia tak tau lagi harus berbuat apa agar wanita itu bisa percaya kepadanya. Sungguh ia sama sekali tak memiliki niat untuk menduakan Qyara.

“Aku mau pergi nganterin Verro. Kita ketemu di bandara aja.”

“Ta...”

...-+++-...

Pada pukul empat sore, Dirga dan Qyara bertemu di bandara sesuai kemauan wanita itu. Begitu melihat kedatangan istrinya, Dirga langsung sigap mengambil koper yang Qyara bawa dan mengurusnya. Sedangkan Qyara hanya duduk di bangku kosong untuk menunggu suaminya.

Pesawat yang mereka naiki akan berangkat sebentar lagi, karena itu setelah Dirga selesai mengurus koper mereka, keduanya segera melakukan boarding pass dan menaiki pesawat. Tak ada interaksi sedikit pun dari keduanya. Wanita dua puluh tujuh tahun itu lebih banyak diam dan sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Dirga lebih banyak memperhatikan istrinya tanpa mengeluarkan suara.

Pria itu sedang menunggu pilot menjalankan pesawatnya. Ia sedang menunggu istrinya memegang tangannya saat pesawat yang mereka naiki lepas landas.

Namun kali ini berbeda. Seberapa besar pun rasa takut yang Qyara rasakan saat ini, ia akan bertahan sekuat tenaga. Ia akan berusaha menghadapi rasa takut itu sendiri. Ia tak ingin terus menggantungkan hidupnya dengan laki-laki yang sebentar lagi tak akan ada lagi di hidupnya.

Gue pasti kuat... Gue bisa sendiri...

Qyara terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa. Kedua matanya tertutup seiring dengan pesawat yang mulai bergerak. Sungguh ia takut. Ia benci menjadi lemah, namun bertahun-tahun hidup bersama Dirga rasanya ia lupa caranya berani sendirian. Sikap pria yang terus melindunginya itu tanpa sadar mendoktrinnya bahwa ia tak bisa melakukan semuanya sendiri.

Tiba-tiba napas Qyara semakin berat. Ia panik. Ia tak kuat. Ingin rasanya ia menangis jika tangan kekar itu tak menggenggam tangannya. Qyara membuka matanya dan menatap kedua iris itu. Genggaman Dirga sangat kuat hingga ia tak mampu untuk menepis.

“Jangan bohongin diri kamu sendiri Elta, kamu butuh aku dan akan selamanya seperti itu.”

Qyara mengernyitkan dahinya. Apa yang baru saja ia dengar? Benarkan pria itu mengatakan kalimat sombong itu? Ia menggelengkan kepalanya. Ternyata sekali ia mendapatkan fakta buruk tentang suaminya, semua sifat asli Dirga akan terlihat dengan sendirinya. Benarkah pria itu sedang menyombongkan dirinya dan memvalidasi bahwa ia tak bisa apapun tanpa pria itu?

Omong kosong! Jadi selama ini pria itu menganggapnya lemah kan? Qyara akan tunjukkan bahwa ia tak selemah itu. Tatapannya semakin menajam, “Lepasin aku! Aku bisa sendiri.”

“No. Kamu nggak bisa Elta.”

“Aku bisa! Jadi lepasin aku!”

Pria itu berdesis, “Jangan kenceng-kenceng. Suara kamu ganggu yang lain Elta. Coba tarik napas, hembusin napas dan ngomong yang lembut. Aku nggak budeg kok aku bisa denger dengan baik apa yang kamu omongin.”

Sepertinya pria itu ingin terus mengajaknya berdebat. Qyara sudah sangat siap untuk beradu argumen dengan pria itu. Mulutnya sudah siap untuk terbuka tetapi tiba-tiba Dirga melepaskan tangannya. Hal itu membuatnya kembali diam. Qyara baru sadar bahwa kapal terbang itu sudah stabil dan ketakutannya sudah teratasi.

Dirga, apakah pria itu sengaja mengajaknya berdebat agar lupa dengan ketakutannya? Qyara segera menggelengkan kepalanya. Ia tak ingin terus berpikiran positif terhadap Dirga. Sudah cukup, ia harus menyadarkan diri bahwa pria itu sudah menunjukkan sifat negatifnya secara perlahan. Ia tak boleh terus tuli dan buta dengan fakta menyedihkan itu.

“Tidur Ta, nanti aku bangunin kalau udah sampai.”

Bahkan pria itu terus memanggil dengan namanya, tak lagi menggunakan sebutan sayang. Sungguh Dirga telah berubah drastis. Namun apa yang Qyara sedihkan sebenarnya? Bukankah harusnya ia senang karena pria itu menegaskan alasan yang mengharuskannya untuk berpisah?

Qyara tak lagi menanggapi Dirga. Wanita itu memiringkan badannya menghadap jendela dan mulai menutup matanya. Ia berharap dengan ia menutup mata, kebahagiaan dapat mendatanginya walaupun hanya lewat mimpi. Sungguh ia rindu caranya tersenyum.

Tak lama kemudian dengkuran halus mulai memasuki telinga Dirga. Pria itu akhirnya bernapas lega setelah mengetahui istrinya tertidur. Ia segera melepas jaketnya dan menyelimutkan nya pada tubuh Qyara. Tangannya tergerak untuk membelai lembut surai coklat itu. Tatapannya semakin lirih, perlahan tatapannya kabur karena kristal bening yang keluar tanpa ia suruh.

Dirga menangis. Pria itu menyunggingkan senyum kalah dan segera menghapus air matanya. Sudah lama ia tak meneteskan air matanya. Selama ini ia terus tersenyum dan tertawa hingga ia lupa caranya menangis. Ia baru sadar bahwa ternyata menangis rasanya se menyakitkan ini. Dadanya benar-benar sakit meskipun ia menangis tanpa suara. Istrinya benar-benar berhasil membuatnya runtuh.

Entah sampai kapan wanita itu akan terus meminta hal yang tak mungkin Dirga kabulkan. Jika Qyara meminta bulan sekalipun, ia pasti akan berusaha untuk mendapatkannya dengan cara apapun. Namun jika berpisah dan melepaskan wanita itu ia benar-benar tak sanggup. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Qyara.

Selama tujuh tahun, ia terus melewati hari-harinya dengan Qyara di sampingnya. Manjanya, kerandomannya, bahkan tangisan dan tawanya, semuanya telah mewarnai hidup Dirga selama ini jadi ia benar-benar tak tau akan se kosong apa kehidupannya saat wanita itu benar-benar telah pergi darinya.

Sekali lagi Dirga menghembuskan napasnya dengan berat. Sebenarnya apa yang membuat wanita itu meminta berpisah dengannya? Selama ini ia selalu mengusahakan yang terbaik untuk istrinya jadi apa? Apa yang menjadi alasan wanita itu ingin berpisah darinya? Apakah ada yang mendoktrin Qyara? Atau apakah wanita itu memang sudah bosan dengannya?

“Sakit... jangan...”

“Ta...”

Wanita itu kembali mengalami mimpi buruk. Dirga sangat yakin akan hal itu. Ia pun mulai khawatir. Berulang kali ia menepuk lemah pipi wanita itu untuk membangunkannya. Namun bukannya bangun, wanita itu justru mulai menangis dalam tidurnya.

“Hey, bangun sayang.... ssttt tenang, ada aku di sini.”

“Sakit!”

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!