DWIKY RAHARDIAN laki laki yang baik,tampan dan pendiam.Terlahir dari keluarga kaya dan putra satu satunya dari keluarga besar HENDRA RAHARDIAN dan CANTIKA KUSUMO.Dwiky,Reza dan Milli,tiga sahabat yang di pertemukan karena ibu milli adalah pelayan di kediaman keluarga Rahardian.Sedangkan orang tua reza adalah teman waktu kuliah dulu.Saat ini mereka bertiga menginjak usia remaja.Tanpa DWIKY ketahui ternyata milli memilki hubungan spesial dengan Reza,Hingga suatu hari tanpa rasa curiga Milli mengikuti ajakan Reza ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari kota.Karna rasa cinta yang begitu besar milli mengikuti begitu saja.Dan pada akhirnya Reza merenggut paksa kesucian Milli.Hingga Milli mengalami depresi dan akhirnya hamil dan melahirkan.Tapi sungguh sangat di sayangkan,Milli meninggal sesaat setelah melahirkan bayi perempuan yang di beri nama AMORA.Ibu milli memilih pulang kampung dan AMORA di serahkan ke keluarga RAHARDIAN.Bagaimana nasib si bayi mungil AMORA? kita lihat saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flying wings, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. MENGINAP
Mbok Darmi begitu bahagia bisa bertemu dengan cucunya . Keluarga RAHARDIAN memang begitu baik padanya. Karena masih mau mempertemukan mereka. Moya yang terus bersandar di bahu neneknya sambil memeluk lengan neneknya .erat.
Cantika yang melihat keduanya tak ayal menitikkan air mata. Cantika berharap semua akan baik baik saja kedepannya. Setelah bercengkrama panjang lebar akhirnya mbok mi mengajak keduanya untuk makan malam.
Pagi hari yang cerah, oma mengajak Moya jalan jalan di seputaran lingkungan di pedesaan itu. Hawa sejuk pedesaan begitu membuat segar bila menghirupnya.
" Sayang kita duduk di sini dulu...Oma capek."
" Ih Oma...baru juga jalan dikit udah capek...?"
" Oma sudah tua sayang, kalo kau lupa!!"
" Hehehe....,blum tua sekali Oma!!"
" Sudah sayang.., dan Oma sedih sudah setua ini Daddy mu belum mau menikah?"
Deg...
Tiba tiba menggenggam tangan Moya erat. Mata Cantika berkaca kaca sambil mengatakan sesuatu yang membuat hati Moya sedikit tersentil.
" Bujuklah Daddymu untuk mau menerima perjodohan yang opa tawarkan kemaren ya sayang...?" tanpa merasa bersalah. Sedang Moya hanya diam menundukkan wajahnya. Dia bingung harus menjawab bagaimana. Sedang saat ini hatinya tercunit dengan permintaan Omanya.
" Sayang....kenapa kamu diam ?"
" Eh...i_iya oma, nanti Moya bujuk daddy ya...!"
" Terimakasih ya sayang...,Oma yakin kalo kamu yang bujuk pasti Daddy mu akan mau menerima perjodohan ini."
" Se_semoga ya Oma !"
Kemudian keduanya melanjutkan jalan santai mereka dengan Moya yang terlihat murung. Cantika melihat semua itu tapi dia berusaha biasa saja, dan pura pura tidak tau.
Sekembalinya ke rumah.moya langsung masuk kamarnya dan duduk di tepi ranjang. Dia menangis Dangan menahan suaranya agar tidak terlalu keras. Dia begitu merasa terpojok dengan permintaan omanya. Di satu sisi dia mencintai Dwiky, tapi di sisi lain Oma dan opanya mengharapkan perjodohan ini akan berlangsung.
Di saat kegelisahan dan kesedihannya menggelayut di pikirannya tiba tiba sebuah notif pesan menyadarkan lamunannya.
Ting..
' selamat pagi sayang....apa kamu sudah sarapan?"
" Selamat pagi mas....,sementara ini belum, nenek dan oma sedang menyiapkannya mas."
" Oh ya sudah cantiknya mas...sebaiknya kamu sarapan dulu ok !!"
" Iya mas sayang nanti Moya bakal sarapan...,mas sendiri sudah sarapan belum?"
" Belum sayang...,mas sarapan di kantor aja. Nggak ada kamu mas nggak selera sarapan di rumah."
" Nggak boleh gitu mas..., nanti sore kan Moya pulang, jadi nggak ada kata kata makan di luar ok...!!"
" Siap cantiknya mas....,cepetan pulang ya, mas sudah kangen banget sama kamu Lo sayang? Apa lagi sama yang itu!"
" Hissss....mas mesum aja pikirannya."
" Tapi kamu suka kan sayang...?"
" Ah...sudah dulu ya mas, Oma sudah manggil tuh ..!!"
" Ok sayangnya mas...,pulangnya hati hati ya. Salam buat Oma. muacccchhh....love you sayang.."
" Love you too mas sayang...muaccchhh!"
Tut..
Obrolan pun berakhir seiring panggilan Oma menggema di seluruh rumah. Bergegas Moya keluar kamar dan mendekat ke arah meja makan. Duduk dan mulai menikmati nasi goreng buatan Oma dan neneknya.
" Jam berapa kita pulang sayang ?"
" Soren lah Oma...ya sekitar jam tiga an lah."
" Loh...mau pulang hari ini to...?" tanya mbok Mi terkejut.
" Iya nek...Moya harus mempersiapkan semua sebelum masuk kuliah.
" Oh ya sudah..., kalo Moya libur Moya masih mau kan main ke rumah nenek?"
" Tentu nek...,pasti Moya akan sering ke sini."
" Mbok Mi tenang saja, pasti nanti Moya akan sering ke sini nengok mbok."
" Iya Bu..." diangguki oleh Moya.
" Ya sudah Oma hubungi pak Joko dulu untuk jemput kita sore nanti."
" Ok Oma..."
Setelah menghubungi pak Joko, Cantika dan moya membereskan semua peralatan makan dan mencucinya. Sedang mbok Mi hanya menyaksikan cucu dan mantan bosnya mencuci piring. Dia begitu bersyukur cucunya tumbuh dengan begitu baik. Tidak salah keputusannya dulu menyerahkan hak asuh kepada keluarga RAHARDIAN.
Sore pun menjelang dengan begitu cepat, semua barang dan koper sudah siap di angkut pak Joko. Moya pun berpamitan dengan penuh haru, berjanji bakal ke sini lagi.Tangis pun tak terbendung dari ketiganya. Berpelukan erat, Dan semua berakhir dengan keduanya telah masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan dengan menyisakan isakan tangis Moya.
...----------------...
Sementara yang di kantor, Dwiky sedang berada di ruangan papinya Hendra. Hendra memanggil karena sesuatu hal. Dwiky tak merasa curiga apapun soal pemanggilan papinya. Dia mengira hanya masalah pekerjaan semata.
" Son...,papi manggil kamu karena ada sesuatu hal yang ingin papi tanyakan?"
" Soal apa pi....?"
" ini soal permintaan om Bram !"
" Permintaan apa itu Pi...?"
" Permintaan perjodohan kamu dan Elisya."
" Apa maksud papi ? Apa papi memaksaku? Atas dasar apa papi menyuruh Dwiky menerima perjodohan ini? Apa perusahaan kita sedang terpuruk? Sehingga harus memaksaku menikah dengan wanita yang tidak aku cintai ????" pertanyaan bertubi tubi yang Dwiky layangkan membuat Hendra jadi serba salah.
" Tidak begitu maksud papi son...?"
" Lalu... masalah apa yang mendasari papi melakukan itu."
" Papi tidak memaksamu son...?"
" Cukup Pi...,Dwiky tidak mau membahas kalo itu masalah perjodohan."
" Tapi kenapa son ? Beri papi alasan kamu yang buat papi tidak melanjutkan perjodohan ini? Apa kamu sudah ada calon Hem... ?"
Dwiky langsung teringat pesan Moya, agar sementara semuanya jadi rahasia mereka berdua. Dwiky bingung harus menjawab apa. Rasanya ingin menghilang saja dari bumi ini kalo di hadapkan dengan masalah perjodohan ini.
" Kenapa diam son ? Berarti kamu tidak ada alasan untuk menolak bukan ?"
" Em...bukan begitu Pi..., Dwiky hanya belum siap untuk perjodohan ini pi...!!"
" Ya sudah itu bukan masalah...,tapi paling tidak kita adakan pertemuan kembali dengan keluarga bram Hem?"
" Terserah papi saja...!" Dwiky sudah tak tau harus jawab apa, dan akhirnya tanpa dia sadari dia sudah menyerahkan keputusan pada papinya.
Dwiky kembali ke ruangannya dengan rasa kesal bukan main. Di gebraknya meja dan dia tangkupkan kepala dengan kedua tangannya di atas meja. Apa yang akan dia katakan kepada Moya nanti? Bahwa dia sendiri yang menyerahkan semua pada papinya.
" Shiiitttt....!!!"
...****************...
Happy reading guys, jangan lupa like dan komennya ya....
Terimakasih 🙏
