NovelToon NovelToon
Aku Dan Takdirku

Aku Dan Takdirku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yanti sihite

Miraya, nama yang begitu sangat indah pertama kali Miraya mendengar nama tersebut sejak ia kecil. Sebab nama tersebut, diberikan oleh nyonya Shabrina, seorang ibu yang begitu sangat mulia yang sering disebut si ibu panti asuhan tempat para anak-anak dibesarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, nama itu tidak seindah yang selama ini Miraya bayangkan lagi, ia malah jatuh diambang maut hingga akhir dari perjalanan hidupnya.

"Tuhan, jika kamu izinkan aku hidup. Maka panjangkan umur ku. Tapi jika hidup ku sampai disini, tolong biarkan aku bahagia meskipun itu hanya sementara".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti sihite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Ada apa dengan dia? Namun dari suaranya aku sedikit mengerti kalau wanita itu sedang putus cinta" gumam Revan menyimpan ponsel itu kembali di dalam saku. Kemudian ia memasuki mobil menuju apartemen tempat Mita tinggal yang berada di jalan xx, hingga kini ia tiba disana. Ia lalu turun dan langsung melihat kelantai atas dimana apartemen Mita berada.

"Mungkin saja aku terlalu percaya diri sekali Mita, tapi aku tau kalau kamu pasti sedang membutuhkan ku".

Tidak membuang waktu lagi, Revan segera menuju lantai 20, dan begitu ia berada disana, ia menekan tombol pintu apartemen Mita, namun tidak dibalas olehnya atau Mita belum juga membuka pintu kamar tersebut sampai membuat Revan beberapa kali melakukannya.

"Mita ini aku, Revan! Kamu baik-baik saja? Izinkan aku masuk kedalam dan mari kita bicara".

Tok.. Tok... Tok...

"Mita, ayo buka pintunya".

Tok.. Tok...

"Mita, aku akan bersama mu, tolong buka pintunya".

Namun halnya sama saja, wanita itu benar-benar enggan membukakan pintu untuk Revan dan hanya mendengarnya begitu saja sampai akhirnya Revan memutuskan memanggil si petugas hotel sembari meminta pertolongan agar mereka mau membuka pintu tersebut karna yang Revan pikirkan sekarang Mita sedang tidak baik-baik saja.

"Maaf pak, kami tidak sembarangan membukakan pintu tamu hotel kami, kalau bukan keadaan darurat. silahkan coba kembali pak".

"Saya mohon, saya takut terjadi apa-apa kepadanya, dia sedang tidak baik-baik saja. Dia baru saj..." Revan kebingungan harus memberitahu mereka seperti apa agar mereka mau membukakan pintu tersebut. "Saya mohon, tolong!".

Hingga akhirnya mereka pun tersedia membukakan pintu tersebut, tetapi saat mereka hendak melakukannya, Mita sudah duluan membuka pintu dengan menatap mereka tajam.

"Apa yang sedang kalian lakukan dengan pintu saya?".

Mereka kaget, lalu melihat Revan yang sama sekali tidak merasa bersalah dan malah tersenyum menatap Mita yang sedang marah.

"Mita! Kamu baik-baik saja Mita?".

"Yah..!!" bentak Mita sedikit meninggi. "Apa yang sedang kamu lakukan disini? Aku sudah bilang aku tidak ingin melihat mu, tapi apa yang kamu lakukan?".

"Maafkan aku Mita" Revan lalu menyuruh mereka pergi meninggalkan mereka dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. "Ayo kita bicara di dalam, disini sangat dingin sekali" ucapnya mendorong tubuh Mita masuk ke dalam. Kemudian ia menatap tubuh Mita yang lemas seperti tak bedaya, "Kamu baik-baik saja Mita? Aku sangat mengkhawatirkan mu".

"Aku muak mendengar kata-kata itu Revan. Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang juga, aku tidak ingin melihat mu".

"Kenapa? Kamu kecewa karna aku bukan Alex?".

"Mmmmm, aku benci melihat mu karna kamu bukan Alex" jawabnya mendorong tubuh Revan. "Sekarang kamu pergi dari sini, aku tidak ingin melihat mu. Pergi! Pergi Revan!".

"Tidak, aku tidak akan pergi dari sini Mita" Revan mencoba memeluk tubuh Mita, tetapi langsung ia tepiskan dan berkata kalau ia tidak sudih untuk disentuh oleh Revan. "Ayolah Mita, jangan bersikap egois seperti ini kepada diri mu sendiri. Kamu tau sendiri kalau Alex itu tidak pantas buat kamu, bahkan kamu dengan dia bagaikan langit dan bumi dan juga dia akan segera menikahi wanita yang setara dengan dia. Jadi kamu harus tau itu Mita".

"Aarrrkkhhh.. Hentikan Revan hiks.. hiks.. Aku tidak ingin mendengar mu, aku bilang hentikan" Mita menatapnya tajam, "Asal kamu tau Revan, Alex hanya milik ku, dan sampai kapanpun Alex akan tetap menjadi milikku. Wanita itu tidak boleh memilikinya hiks, dan kalau itu terjadi, aku bahkan rela membunuh wanita sialan itu demi cinta ku kepada Alex".

Revan tertawa kecil, ia sedikit merasa lucu melihat kelakuan Mita seperti anak kecil yang sedang meminta sesuatu kepada orang tuannya.

"Yah" namun berbeda halnya dengan Mita, ia melihat Revan sedang mengejek dirinya yang entah apa sekarang ini Revan pikirkan.

"Tidak, jangan berpikir macam-macam dulu Mita, aku sama sekali tidak bermaksud..

PPLLAAAKKKK...

Satu tamparan langsung mendaratkan di pipi kanan Revan. Kemudian Revan menatap Mita dengan wajah kecewa karna sudah diperlakukan seperti itu oleh wanita yang selama ini ia sukai.

"Mita, kenapa kamu melakukan ini kepada ku?".

PPLLAAAKKKK...

Lalu Mita tersenyum puas melihat kesakitan di wajah Revan.

"Sekarang kamu pergi dari sini, aku tidak ingin melihat mu lagi. Sana pergi!" Revan belum juga bergerak. "Sana pergi Revan! Aku sudah bilang aku tidak ingin melihat mu! Pergi sana!" Tetap saja, Revan sama sekali tak bergerak dari posisi ia berdiri saat ini. "Yah..!! Aku bilang pergi, harusnya kamu pergi Revan. Kenapa kamu keras kepala seperti....

Uummccchhh...

Tampa Mita sadari, Revan berhasil mencium bibirnya. Kemudian Revan menarik wajahnya sambil membisikkan sesuatu yang membuat kedua bola mata Mita melotot.

"Aku memang mencintai mu Mita, tapi bukan berarti aku tidak bisa melakukan sesuatu yang membuat mu tidak bisa berkutik. Tolong jangan lakukan hal seperti ini lagi jika kamu tidak ingin sesuatu terjadi diantara kita berdua malam ini".

Setelah itu Revan tersenyum, ia melihat raut wajah Mita yang benar-benar menegang seperti sedang ketakutan mendengar ucapan yang baru saja ia lontarkan.

"Kalau begitu aku pulang dulu, atau kamu ingin aku disini menemani mu malam ini Mita?".

"Pergi!" jawab Mita tak perduli. "Aku bilang pergi Revan sebelum aku memanggil sekuriti atau aku perlu memanggil polisi untuk menyeret mu dari sini sekarang juga?".

"Baiklah kalau begitu Mita" Revan melangkah mundur dari hadapan Mita. "Aku akan pulang sekarang juga dari sini, tapi dengan syarat" ia menatap kedua bola mata Mita kembali. "Aku mohon, tolong jangan menangisi pria itu lagi, aku tidak mau kamu berlarut-larut dalam kesedihan hanya karna dia".

"Bukan urusan kamu" jawab Mita dengan lantang. "Tidak usah sok perduli dengan ku, dan juga jangan sok mengurusi tujuan hidup orang lain. Sekarang aku mau kamu pergi dari sini dan jangan pernah menunjukkan wajah itu lagi di hadapan ku. Kamu mengerti? Sekarang pergi dari sini".

"Baiklah Mita, aku akan pergi. Selamat malam!".

Tidak lama begitu Revan keluar dari dalam apartemen Mita, ia langsung mendengar sebuah benda terjatuh diatas lantai membuat Revan tau kalau Mita sengaja melakukan hal tersebut untuk melupakan emosi yang sedang menghantui dirinya sendiri.

"Wanita bodoh!".

"Aarrrkkhhh.. Revan! Tunggu pembalasanku Revan, aku akan membalas mu, aku akan membuat mu menderita, aku akan membuat mu merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Tunggu saja pembalasan ku Revan, aku akan membalas mu hiks.. hiks.. Pria jahat! Jahat! Kamu sangat jahat aarrrkkhhh".

1
Loi
lanjutannya dmn thor?
Leony Avee
lanjut thor
Rafalia Azen
kuliah yg bener sampe lulus terus cari kerja yg halal dn nanti bantuin ibu sabrina,,,
Rafalia Azen
Alexander Graham bell
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!