Dokter Cantik Tuan Psikopat

...༻⌘༺...

Athena menyapa Ares dengan senyuman. Membiarkan lelaki itu masuk ke lift bersamanya. Pintu lift perlahan tertutup. Athena dan Ares hanya berduaan di dalam lift.

"Tidak kusangka kita bertemu lagi," ungkap Ares.

"Iya, kebetulan juga apartemen kita berada di lantai yang sama," tanggap Athena.

"Bolehkah aku mengundangmu makan malam?" tanya Ares.

"Sekarang?" Athena memastikan.

"Iya. Mungkin kau juga bisa sekalian melakukan terapi. Aku akan membayar kalau kau mau."

"Tidak perlu membayar, Brandon. Ya sudah, aku menerima ajakan makan malammu," sahut Athena. "Tapi aku mau ke apartemenku dulu untuk berganti pakaian," tambahnya.

"Baiklah. Aku akan menunggu." Ares tersenyum lebar.

Ketika pintu lift terbuka, Athena dan Ares keluar secara beriringan. Mereka berpisah sebentar.

Kini Athena sudah berada di unit apartemennya sendiri. Ia membersihkan diri dan berpakaian sebelum pergi ke unit apartemen Ares. Athena sama sekali tak memikirkan hal apapun. Dia menganggap sikap baiknya adalah sebagai sopan santun.

Saat di depan pintu unit apartemen Ares, Athena memencet bel terlebih dahulu. Tak lama, Ares membukakan pintu. Lelaki itu langsung mempersilahkan Athena masuk.

Athena dipersilahkan duduk ke meja makan. Di dapur terlihat Ares sedang memasak beberapa hidangan.

"Aku akan mengobrol denganmu sambil memasak, tidak apa-apa kan?" tanya Ares.

"Sepertinya aku terlalu cepat datang," ucap Athena. Dia bangkit dari tempat duduk dan ikut bergabung ke dapur. "Mungkin sebaiknya aku membantumu memasak," imbuhnya.

"Itu ide bagus. Maka akan semakin cepat kita bisa makan," kata Ares.

"Apa yang bisa kukerjakan?" tanya Athena.

"Kau bisa memotong sayurnya," tanggap Ares.

Athena segera memotong sayuran. Dia fokus sejenak untuk melakukan itu. Tanpa sepengetahuannya, Ares memperhatikan dari belakang. Lelaki tersebut memandangi Athena dari ujung kaki hingga kepala. Sungguh, Ares rindu menyaksikan tubuh polos Athena yang tanpa busana.

"Athena..." panggil Ares.

Athena menoleh. "Ada apa?" tanyanya.

"Ngomong-ngomong, aku sudah menemukan sesuatu yang aku suka. Sesuatu yang membuatku bersemangat dan sedikit melupakan hasrat membunuhku," ungkap Ares.

"Benarkah? Apa itu?" Athena otomatis penasaran.

"Kau..." jawab Ares.

Mata Athena membulat sempurna. Jantungnya langsung berdegup kencang. Dia dibuat gugup dengan pengakuan Ares tersebut.

"A-aku? Apa maksudmu?" Athena menuntut jawaban.

Ares mematikan kompornya. Dia lalu berjalan mendekati Athena.

Athena terus melangkah mundur untuk menghindari Ares. Sampai akhirnya dia harus berhenti karena langkahnya sudah mentok ke meja. Kini Ares mengurung perempuan itu dengan kedua tangannya.

"Apa yang mau kau lakukan Tuan Hilton?" tanya Athena. Tangannya perlahan mengambil pisau yang ada di meja.

Tanpa diduga, Ares membuka topeng kulitnya. Sekarang terlihat sudah wajah aslinya. Maka semakin terkejutlah Athena.

"Ares!" seru Athena tak percaya. Entah kenapa dia merasa tidak takut sama sekali. Anehnya Athena merasa senang bisa melihat Ares di depan mata.

"Iya, ini aku... Dan aku merindukanmu... Bantu aku sembuh, Athena..." ucap Ares pelan. Ia menatap lekat Athena.

Athena tersenyum. "Kau bersungguh-sungguh ingin sembuh?" tanyanya sembari memegangi wajah Ares.

"Aku harus berhenti dengan kebiasaanku kan kalau aku ingin memilikimu?" tukas Ares.

Athena terkesiap. "Apa maksudmu ingin memilikiku?" tanyanya memastikan.

"Sejak di penjara, yang aku lakukan hanyalah memikirkanmu. Aku semakin memikirkanmu setelah kau datang membesukku kemarin," jelas Ares. "Sepertinya aku sudah tergila-gila padamu," tambahnya.

"Tergila-gila? Apa itu artinya kau mencintaiku?" tanggap Athena.

"Ya, kau benar. Aku rasa yang kurasakan ini memang cinta," kata Ares. Atensinya kini tertuju pada bibir Athena yang sudah lama dirinya rindukan.

Athena tak bisa berkata-kata lagi. Saat itulah Ares menyambar bibirnya dengan ganas.

Athena sendiri tak kuasa menolak ciuman Ares. Dia ikut bermain bersama lelaki itu. Saling bergulat lidah dan bibir dengan liar.

Suara kecup mengecup memecah kesunyian di dapur. Sesekali Ares dan Athena akan memiringkan kepala agar bisa berciuman dengan leluasa.

Perlahan Ares mengangkat Athena. Dengan cepat kaki Athena mengunci erat ke pinggulnya. Sepertinya perempuan tersebut juga merindukan sentuhan seperti ini dari Ares.

Kini cumbuan Ares mulai berpindah ke ceruk leher Athena. Selanjutnya, mereka saling melepas pakaian masing-masing. Ares segera membawa Athena ke sofa. Keduanya melakukan kegiatan intim di sana.

Athena melenguh nikmat saat penyatuan terjadi. Hal yang sama juga dilakukan Ares, namun lelaki itu mengerang lebih pelan dari Athena.

Setelah merasa saling terpuaskan, Athena merebahkan kepalanya ke dada Ares. Sedangkan lelaki itu dalam posisi memeluknya.

"Bagaimana caramu kabur dari penjara? Kau tak ada membuat seseorang terbunuh kan?" tanya Athena seraya mendongak menatap Ares.

"Aku harap begitu," sahut Ares.

"Apa maksudmu kau berharap begitu? Apa yang sudah kau perbuat?" cecar Athena.

Ares tergelak. Tak menjawab pertanyaan Athena sama sekali.

Sementara itu, di depan gedung apartemen, ada dua polisi yang berjaga. Kedua polisi itu sama-sama sedang tertidur di dalam mobil. Tak tahu kalau buronan yang mereka cari sedang bermesraan dengan orang yang dikawal oleh mereka.