NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 32. Kita Punya Ayah

********

Delano mengurai pelukan mereka dan mengusap air mata Lusi.

"Jangan menangis lagi, air matamu terlalu berharga untukku. Kau tidak boleh menumpahkan air matamu sembarangan lagi." Ujar Delano, Lusi mengernyit mendengar ucapan Delano.

"Sembarangan? maksudnya?"

"Maksudku kau hanya boleh menangis bahagia. Jangan menangis karena bersedih, apalagi mengingat pria ba*jing*n itu. Aku tidak menyukainya."

"Baiklah, tapi apa aku sudah boleh pulang? aku takut anak-anak mencariku. Aku sudah berjanji pada mereka untuk menjemputnya."

"Tunggu sebentar. Aku hanya menandatangi beberapa berkas. Setelah itu kita ke butik untuk membeli baju untuk acara nanti malam."

"Ehm ... itu sebenarnya di tempatku ada baju couple family belum sempat aku produksi banyak baru sampel kalau mau pakai itu saja. Sepertinya ukuran baju untuk prianya kurang lebih sama denganmu." Ucap Lusi dengan wajah yang memerah.

Dia malu jika harus meminta Delano memakai baju hasil rancangannya itu. Ide baju itu muncul saat Devan dan Davin yang sering meminta bertemu ayah mereka tanpa sadar Lusi membuat Design baju untuk keluarga. Dalam benak Lusi kelak jika Devan dan Davin kembali ke orangtua mereka rencana baju hasil rancangannya itu akan diberikan sebagai kenang-kenangan.

"Berarti kamu udah menyiapkan dresscode untuk kita? dan ini aku perdana ya pakai baju rancangan calon istri aku." Goda Delano.

"Ikh ... apaan sih kamu. Bukan begitu, kan tadi aku bilang itu sampel." Ujar Lusi tertunduk malu sedangkan Delano terkekeh karena berhasil menggoda Lusi.

"Bisakah setiap hari kita seperti ini? rasanya aku menemukan Lusi yang baru." Ucap Delano menatap teduh wajah Lusi. Lusi hanya menggigit bibir bawahnya mendengar penuturan Delano.

.

.

.

Devan dan Davin melipat kedua tangan di atas perut mereka. Keduanya merasa kesal karena bukan Lusi yang menjemput seperti janjinya tadi pagi.

"Kalian tidak suka jika di jemput kakek dan nenek?" tanya Suryo, seraya menahan senyumnya. Ia merasa gemas dengan sikap cucu-cucunya itu.

"Bukan begitu, tapi tadi bunda sudah janji lho sama kita. Kalau bunda mau jemput." Ujar Davin.

"Tadi bunda baru menemani om Delano. Katanya kalian mau punya ayah." Goda Mitha, Devan dan Davin menoleh bersamaan menatap Mitha dengan raut wajah senang.

"Terus hubungannya apa sama om Delano?"

"Kalian mau tidak kalau om Delano jadi ayah kalian." Tanya Suryo.

"Mau ... mau kek. Kita mau." Ujar keduanya dengan bersemangat.

"Tapi apa om Delano mau jadi ayah kita?" tanya Devan ragu.

"Tentu saja sayang." jawab Mitha.

"Horee ... kita punya ayah. Devan kita punya ayah." Ujar Davin kegirangan. Wajah gembira Devan dan Davin sungguh membuat Suryo lega.

Satu masalah sudah teratasi. Sekarang tinggal mengurus masalah Jaka. Setelah ini dia pun akan menikahi Mitha. Dia berharap tidak akan ada lagi kerikil atau batu sandungan kedepannya.

.

.

.

Suryo tiba di depan mansion milik Delano. Rencananya hari ini lamarannya akan di adakan di kediaman Ratih ibu Suryo. Mitha sudah memutuskan akan melakukan semua prosesi acara putrinya di rumah Ratih.

"Aku titip mereka ya Di, nanti malam jangan lupa mereka harus tampil dan berdandan maksimal." Ujar Mitha, Diana hanya memasang wajah kesal. Bagaimana tidak, masak dirinya harus diingatkan mengenai penampilan cucu-cucunya.

"Iya ish sana bawel banget." Ucap Diana setengah mengusir Mitha. Mitha terkekeh mendapat perlakuan itu dari sahabatnya.

"Awas kau ya." Mitha mengancam Diana, namun Diana justru tertawa melihat Mitha sahabatnya yang dulu telah kembali ceria.

.

.

.

"Lho kok kita di sini nenek?" tanya Devan dan Davin.

"Nanti kalian ikut ke rumah eyang Ratih nya bareng sama oma dan ayah Delano ya." Ucap Suryo.

"Ayah ....?"

"Ya mulai sekarang kalian boleh panggil om Delano ayah." Suryo kembali meyakinkan Devan dan Davin.

"Beneran boleh oma?" Devan dan Davin menatap Diana penuh harap. Binar mata mereka tidak mampu menyembunyikan kebahagiaan yang tersirat. Diana tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu saja boleh sayang ... " ucap Diana dengan suara bergetar.

"Hore .... asik kita punya ayah." pekik kedua bocah itu dengan gembira. Diana tak lagi dapat menahan laju air matanya. Akhirnya setelah 5 tahun dirinya bisa bertemu dengan cucu-cucunya lagi.

.

.

.

Delano dan Lusi berada di butik milik Lusi. Setelah perdebatan alotnya dengan Lisa beberapa waktu lalu akhirnya toko itu berubah nama menjadi butik Double D. Nama butik itu pun sudah di patenkan dan memiliki hak cipta untuk semua karya nya. Delano sempat terkejut karena memang beberapa waktu lalu dirinya terlalu sibuk jadi tidak pernah mengunjungi Lusi. Dan tempat itu menjadi sangat luas melebar. Karena Lusi juga sudah membayar 2 ruko itu untuk di jadikan satu.

"Berapa hari aku tidak kesini kenapa semuanya langsung berubah?" Delano masih menatap sekeliling butik dengan mengedarkan pandangannya.

"Mungkin hampir satu minggu. Hari setelah aku pulang dari tempat nenek Ratih, aku membeli ruko di sebelah. Beruntung pemiliknya sangat baik dan tidak ribet bahkan sebelum pelunasan, surat kepemilikan ruko sudah mereka ubah atas namaku. Setelah itu aku juga langsung merombak nya. Bahkan aku tidak punya waktu untuk mengurus Devan dan Davin. Selama seminggu ini aku bekerja keras. Meskipun sekarang tidak ada lagi uang tersisa di tabungan ku setidaknya mimpiku terwujud." Ujar Lusi seraya terus berjalan menuju ruangannya.

"Mbak Lusi ... " Santi memanggil bosnya.

"Ada apa San?"

"Mbak tadi ada cowok namanya pak Raffa mencari mbak Lusi. Katanya temen mbak Lusi SMA." Kata Santi.

"Kalo dia datang lagi bilang aja ga usah ngarang saya mana ada punya temen cowok. Kalo ga percaya kalian tanya Lisa." Ujar Lusi. Memang sebenarnya Lusi banyak di gandrungi oleh banyak pengusaha muda. Namun Lusi tidak pernah sekalipun menanggapinya.

Santi hanya mengangguk mendengar perintah bosnya itu.

Delano hanya mampu menahan senyumnya karena merasa dia pria beruntung yang bisa dekat dengan Lusi. Bisa di katakan dirinya adalah pria satu-satunya Lusi. Haruskah dia bersorak?

"Ayo, katanya mau lihat bajunya. Nanti keburu sore kasian tante Diana nunggu." Ujar Lusi membuka pintu ruangannya. Lusi menekan remot AC lalu meletakkan tasnya. Ia membuka pintu sebuah ruangan dimana disana ada banyak sekali model baju rancangannya yang belum publish bahkan belum dia sertakan hak patennya.

Delano mengikuti Lusi namun karena ruangannya kecil mereka seakan berdesakan di sana. Jantung Lusi mulai tak menentu debarannya. Delano memegang bahu Lusi.

"Jangan takut, ini aku. Aku tidak akan menyakitimu. bernafas lah yang baik. Anggap saja ini terapi untukmu." Desis Delano. Lusi mengangguk namun tak dipungkiri tubuhnya masih butuh waktu. Lusi mengambil 2 setel baju dengan model berbeda.

"Co-cobalah i-ini .... " ujar Lusi dengan terbata-bata. Wajahnya sudah semerah tomat.

"Aku ingin mencobanya tapi aku ingin melihat kau juga memakainya. Agar aku bisa menilai."

Lusi mengangguk. Dia membawa dua gaun dengan bentuk yang berbeda untuknya.

Lusi masuk ke ruang ganti dia memakai yang model pertama dress dengan panjang semata kaki berwarna black gold. Gaun dengan model Sabrina itu memiliki belahan dari bawah hingga lutut.

Lusi keluar dari bilik, mata Delano terpaku menatap sosok Lusi dengan tampilan yang sangat elegan dan memukau. Bahkan meskipun Lusi belum memakai make up dia terlihat sangat sempurna di mata Delano.

"K-kenapa diam?" Lusi merasa tidak PD harus mencoba gaun rancangannya di depan pria yang akan menjadi suaminya itu.

"Kamu cantik sekali Lusi." Ujar Delano. --- "Kita pakai yang ini saja. Aku menyukainya, kamu sangat cantik memakai gaun ini."

Blush!!

Malu, sudah pasti Lusi merasa malu mendapat pujian secara langsung dari pria itu.

"Ya sudah. Sekarang kamu cobalah baju itu." Ucap Lusi. Delano mulai membuka jasnya, begitupun dengan kemejanya. Lusi membelalak saat melihat Delano melepas satu persatu kancing kemejanya. Lusi membalikkan badannya dengan tubuh gemetaran.

Delano dari tempatnya berdiri melihat reaksi lusi hanya tersenyum.

"Biasakan matamu itu melihat keindahan ciptaan Tuhan ini Lusi." Ujar Delano mengulum bibirnya agar tidak tertawa.

"Na-nanti aku a-kan coba."

"Sekarang saja bagaimana mumpung aku bersedia tampil memalukan di depanmu." Goda Delano.

"Apa sebaiknya aku tolak saja lamaranmu nanti? kenapa aku jadi merasa takut begini." Ujar Lusi berpura-pura, dia tahu pria itu sedang mengerjainya karena ada kaca di depan Lusi yang bisa memantulkan keseluruhan baik tubuh maupun wajah Delano yang menahan senyum. Ternyata percuma saja dirinya membalik tubuhnya nyatanya Delano ada di dalam cermin itu.

"Apa yang kau katakan jangan sembarangan. Kau sudah setuju kemarin." Kata Delano panik.

"Aku takut kau akan seperti ini terus. Sedangkan traumaku belum sepenuhnya hilang."

"Baiklah aku tidak akan menggodamu. Jadi jangan menolak lamarannya." Ucap Delano langsung memakai baju rancangan Lusi.

"Berbaliklah, lihatlah aku!!" Seru Delano.

Lusi membalikkan badannya dengan jantung yang berdegup kencang.

"Ya Tuhan, kenapa dia sangat tampan sekali." Batin Lusi.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Bonus Visual

Delano

Lusiana

(Kalo kalian ga cocok ma visual mereka, kalian bisa pakai visual sendiri-sendiri)

Sembari nunggu mereka mampir ya ke karya kawan othor kak Nita Amalia judulnya **My Husband Is a Vampire.

Tinggalkan jejak kalian. Jangan seperti ghost reader yang tanpa jejak. Reader bijak ninggal jejak (like, komen, giftnya di tunggu**)

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!