Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prasangka Buruk
Arion tidak menjawab saat Amber menyerangnya dengan berbagai macam pertanyaan. Bagaimana bisa Amber bersikap tenang sementara Arion telah memberinya banyak uang serta melunasi cicilan rumahnya yang jika dijumlah masih sangat banyak kekurangannya?
Amber tidak bisa berpikir baik, karena selama ini Arion terus mendambakan dirinya. Laki-laki itu terus berusaha merayu dan mengajaknya berhubungan setiap kali mereka punya waktu bersama.
"Tolong jelaskan padaku, apa maksud semua ini?" tanya Amber.
"Kau memberiku gaji melebihi kesepakatan, serta membayar lunas cicilan rumahku seperti ini. Apa tujuanmu yang sebenarnya?" desak Amber. Arion masih fokus mengemudikan mobilnya.
"Hmm." Amber merasa frustasi. Arion mengabaikannya, dan ia mulai berprasangka buruk pada laki-laki itu.
Merasa lelah karena laki-laki di sampingnya tidak menjawab satu pun pertanyaan yang ia layangkan, Amber memilih untuk diam.
Sampai tibalah mereka di depan sekolah Aara, Amber tetap diam. Namun ia berharap Arion memberinya penjelasan.
"Jam pelajaran Aara baru akan berakhir dua puluh menit lagi," gumam Arion.
"Kau sudah tahu tapi kau mengajakku pergi lebih awal," ucap Amber. Wanita itu menatap kosong pada jendela kaca.
Arion memarkirkan mobilnya di bagian yang paling ujung di bawah pohon rindang. Laki-laki itu diam beberapa saat, menyadari bahwa wanita di sampingnya sedang kesal.
"Semua orang yang bekerja untukku tidak boleh memiliki hutang atau pinjaman di bank. Baik itu pelayan, tukang kebun, atau bahkan pengasuh putriku," jelas Arion.
Amber menoleh sambil mengernyitkan dahi, benarkah itu alasannya?
"Bolehkah aku jujur?" tanya Amber. "Aku berprasangka jika semua ini kau lakukan agar aku segera menyerahkan tubuhku!" lanjutnya.
Arion tersenyum. Ia balik menatap wajah Amber, lalu matanya turun hingga melihat belahan dada rendah yang isinya terlihat padat dan menggoda.
"Kau sendiri yang bilang padaku, jika aku bisa membayar sepuluh wanita untuk melayaniku dalam satu malam. Tapi aku tidak melakukannya. Jika aku ingin, uang yang aku berikan padamu serta pelunasan rumahmu, bisa membayar lebih dari sepuluh model terkenal untuk tidur denganku," terang Arion.
"Kau tidak melakukannya karena ingin merayuku, bukan?" tanya Amber kembali memastikan.
"Bukan gayaku membeli harga diri wanita dengan uang. Aku akan mendapatkan wanita yang aku inginkan dengan caraku!" tegas Arion.
Amber terdiam sejenak. Ia cukup merasa bersalah karena salah sangka.
"Maafkan aku," gumam Amber.
Arion menatap wanita itu dalam. Bagaimana bisa ia bertahan jika bersama dengan wanita secantik Amber. Segala hal dalam diri wanita itu, membuat Arion terpesona. Selain paras yang cantik dan tubuh menggoda, Arion selalu terpukau oleh kebaikannya, ketegasannya, cara berpikir Amber yang rasional.
Amber tentu berbeda dengan wanita lain. Ia bahkan dengan tegas mengangkat harga dirinya di depan Dayana. Arion merasa jika Amber adalah wanita yang tangguh dan cocok untuk mendampingi hidupnya.
"Maaf karena sudah berpikiran buruk tentangmu. Dan terima kasih untuk semua kebaikanmu," ujar Amber. Kini ia bisa bernapas dengan lega.
"Kau tidak salah, wajar saja kau berpikiran macam-macam. Karena sejak awal aku menginginkanmu," jawab Arion. "Entah kenapa, aku selalu terdesak setiap kali melihatmu. Apa kau yakin jika kau juga tidak menginginkanku?"
Amber menoleh Arion, memperhatikan bagaimana sempurnanya laki-laki itu. Ketampanan wajahnya tidak di ragukan lagi, tubuhnya kekar berotot serta dada bidangnya tentu membuat Amber penasaran. Seberapa hebat laki-laki itu saat malam? Apakah ia sekuat kelihatannya?
...🖤🖤🖤...