Langit Jakarta yang kelabu seolah mencerminkan hidup keluarga Rahman. Di rumah petak sempit itu, Rahman, pemuda 17 tahun yang kurus namun bermata tajam, mengemasi barang-barangnya. Di sudut ruangan, ibunya, Bu Fatimah, terisak pelan. Ayah Rahman, Pak Hasan, hanya bisa mengusap punggung istrinya dengan tatapan sendu. Adik Rahman, Riko, merangkul kaki ibunya, wajahnya penuh tanya.
"Nak, jaga diri baik-baik di sana. Ibu hanya bisa berdoa untukmu," Bu Fatimah memeluk Rahman erat.
Rahman mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Ayah, doakan Rahman. Rahman akan berusaha keras di sana."
Keesokan harinya, Rahman berangkat ke bandara dengan bekal seadanya dan tekad membara. Tujuannya: Spanyol, negeri yang jauh di seberang benua. Di sana, ia akan bergabung dengan akademi sepak bola CD Leganés B, sebuah klub kecil yang tak banyak dikenal di pinggiran Madrid.
Kehidupan di Spanyol tidak mudah bagi Rahman. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang asing, ia juga harus bersaing dengan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RenSan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Sebuah surat elektronik resmi dari Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mendarat di kotak masuk Rahman. Jantungnya berdebar kencang saat membaca isinya. Ia terpilih untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia U-23 dalam kualifikasi Piala Asia U-23 AFC.
"Alhamdulillah," gumam Rahman, tak kuasa menahan rasa syukur dan haru. Mimpi yang selama ini ia dambakan akhirnya menjadi kenyataan.
Rahman segera menghubungi orang tuanya dan Cintia untuk berbagi kabar gembira ini. Mereka semua sangat bahagia dan bangga atas pencapaian Rahman.
"Nak, kami sangat bangga padamu," ujar Bu Fatimah dengan suara bergetar. "Kamu telah membuktikan bahwa kerja keras dan doa tidak akan pernah mengkhianati hasil."
"Selamat, Rahman!" seru Cintia melalui pesan singkat. "Aku tahu kamu pasti bisa melakukannya. Bawa pulang kemenangan untuk Indonesia!"
Rahman merasa semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi timnas. Ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan membuktikan bahwa ia layak mengenakan jersey merah putih.
Namun, sebelum bergabung dengan timnas, Rahman harus menyelesaikan satu pertandingan lagi bersama CD Leganés. Kali ini, mereka akan menghadapi CD Lugo, tim yang sedang berjuang di zona degradasi.
Pellegrino memutuskan untuk mengistirahatkan beberapa pemain inti, termasuk Rahman, untuk menjaga kondisi fisik mereka menjelang kualifikasi Piala Asia U-23. Rahman akan memulai pertandingan dari bangku cadangan.
"Rahman, kamu akan bermain di babak kedua," ujar Pellegrino. "Saya ingin kamu memberikan energi baru bagi tim dan membantu kami meraih kemenangan."
Rahman mengangguk, ia siap menjalankan tugasnya.
Pertandingan melawan Lugo berjalan cukup alot. Leganés kesulitan menembus pertahanan rapat lawan. Hingga babak pertama berakhir, skor masih imbang 0-0.
Di babak kedua, Pellegrino memasukkan Rahman ke lapangan. Kehadiran Rahman langsung memberikan dampak positif bagi permainan Leganés. Ia bergerak lincah di sisi kanan, menciptakan beberapa peluang berbahaya.
Di menit ke-70, Rahman akhirnya berhasil mencetak gol. Ia menerima umpan terobosan dari José Arnaiz, lalu melewati dua pemain Lugo sebelum melepaskan tembakan keras yang tidak mampu dihalau oleh kiper lawan.
Gol tersebut menjadi pemicu semangat bagi Leganés. Mereka terus menekan dan akhirnya berhasil mencetak gol kedua melalui sundulan Miguel Ángel Guerrero di menit ke-80.
Leganés berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Lugo. Rahman kembali menjadi bintang lapangan dengan satu gol dan beberapa peluang yang ia ciptakan.
Setelah pertandingan, Rahman langsung bersiap untuk bergabung dengan timnas Indonesia U-23. Ia akan bertemu dengan rekan-rekan setimnya yang lain, termasuk Nadeo Argawinata, Asnawi Mangkualam, Elkan Baggott, dan Egy Maulana Vikri.
Rahman merasa gugup sekaligus bersemangat. Ia tahu bahwa tantangan besar menunggunya di kualifikasi Piala Asia U-23. Namun, ia yakin bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, ia dan rekan-rekannya bisa meraih hasil yang terbaik.
...****************...
Usai pertandingan melawan Lugo, Rahman bergegas menuju bandara untuk mengejar penerbangan ke Thailand. Di sana, Timnas Indonesia U-23 telah berkumpul untuk menjalani pemusatan latihan jelang kualifikasi Piala Asia U-23 AFC.
Perjalanan panjang dari Spanyol ke Thailand membuat Rahman kelelahan, namun semangatnya tak surut. Ia bersemangat untuk segera bergabung dengan rekan-rekannya dan berjuang bersama mereka untuk meraih tiket ke putaran final Piala Asia U-23.
Setibanya di hotel tempat tim menginap, Rahman disambut hangat oleh Shin Tae-yong dan para pemain lainnya. Meskipun baru pertama kali bertemu, mereka langsung akrab dan saling bertukar cerita.
"Selamat datang, Rahman," sapa Shin Tae-yong dengan senyum ramah. "Saya tahu kamu baru saja selesai bertanding di Spanyol, jadi tidak masalah jika kamu datang terlambat. Istirahatlah dulu, besok kita mulai latihan."
Rahman mengangguk, merasa lega karena Shin Tae-yong memahaminya. Ia kemudian berkenalan dengan satu per satu rekan setimnya. Ia merasa senang bisa bertemu dengan pemain-pemain berbakat dari berbagai klub di Indonesia, seperti Nadeo Argawinata, Asnawi Mangkualam, Elkan Baggott, dan Egy Maulana Vikri.
"Senang bertemu denganmu, Rahman," ujar Asnawi sambil menjabat tangan Rahman. "Kami sudah mendengar banyak tentangmu. Kamu adalah pemain yang sangat berbakat."
Rahman tersipu malu. Ia tidak menyangka akan mendapatkan sambutan yang begitu hangat dari rekan-rekannya.
"Terima kasih, Asnawi," jawab Rahman. "Aku juga senang bisa bergabung dengan tim ini. Aku berharap bisa memberikan kontribusi positif."
Malam itu, Rahman dan rekan-rekannya berkumpul di ruang makan hotel. Mereka makan malam bersama sambil berbincang-bincang tentang berbagai hal, mulai dari sepak bola hingga kehidupan pribadi. Rahman merasa semakin akrab dengan rekan-rekannya.
Keesokan harinya, latihan dimulai. Rahman langsung menunjukkan kualitasnya di lapangan. Ia bergerak lincah, mengolah bola dengan baik, dan mencetak beberapa gol indah dalam sesi latihan. Shin Tae-yong terlihat puas dengan penampilan Rahman.
"Rahman adalah pemain yang sangat berbakat," ujar Shin Tae-yong kepada asisten pelatihnya. "Ia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain bintang. Kita harus memberikannya kesempatan untuk bermain di kualifikasi Piala Asia U-23."
Rahman tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya. Ia berlatih keras setiap hari, berusaha untuk memperbaiki kekurangannya dan meningkatkan kemampuannya. Ia ingin menjadi pemain yang bisa diandalkan oleh Shin Tae-yong dan membawa Timnas Indonesia U-23 meraih kemenangan.
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Chinese Taipei dua kali dalam kualifikasi Piala Asia U-23. Pertandingan pertama akan digelar di Chang Arena, Buriram, Thailand, pada tanggal 6 September 2023. Pertandingan kedua akan digelar di tempat yang sama tiga hari kemudian.
Rahman dan rekan-rekannya bertekad untuk meraih kemenangan di kedua pertandingan tersebut. Mereka ingin lolos ke putaran final Piala Asia U-23 dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Bersambung...
nanti musim depan duet sama Mas Rohim
/Grin/