NovelToon NovelToon
Tetaplah Disini

Tetaplah Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:43.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu

Mahendra laki laki tegas dan berpendirian, ia jatuh cinta pada Retno adik tunangannya.
Satu malam Hendra melakukan kesalahan besar pada Retno, sehingga membuat gadis itu pergi meninggalkan kota kelahirannya.
Bertahun tahun Hendra hidup dalam penyesalannya, hingga tujuh tahun kemudian Retno kembali ke kota kelahirannya dengan calon suaminya.
apakah yang akan terjadi pada Retno dan Hendra, apakah kebencian masih menguasai hati Retno? dan masihkah Hendra mencintai Retno?, selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

teh hangat

" Bukankah kita seharusnya menghentikan pembicaraan mereka yah?" tanya ibu Retno yang duduk disamping suaminya,

Sementara suaminya itu duduk terdiam, laki laki itu mendengarkan pembicaraan Hendra dan Retno dengan hati hati.

" Biarkan mereka menyelesaikannya.." ucap Purnomo setelah lama diam,

" Tapi Retno sudah mau menikah?"

" apa yang kau takutkan Bu? Jodoh tidak akan salah memilih jalannya.." mendengar itu ibu Retno terdiam,

" awal Retno pulang kesini, aku tau hal ini pasti akan dia hadapi..

Karena sejak awal dia tidak pernah menyelesaikannya dengan benar.." imbuh ayah Retno.

Sementara di ruang tamu, Hendra yang sudah hilang kesabaran itu terus menatap Retno tanpa celah.

" Bahkan setelah kau tau semuanya dari Ratna kau masih bersikap sekejam ini padaku?" suara Hendra tertahan.

" Kau benar, kita tidak pernah punya hubungan apapun, ikatan apapun, tapi aku sudah pernah menyentuhmu, seperti seorang suami yang menyentuh istrinya?!"

Mendengar Hendra mengatakan itu, sontak Retno bangkit dari tempat duduknya, ia mendekat secepat mungkin ke arah Hendra dan menutup mulut laki laki itu dengan sigap.

Hendra menatap Retno yang berdiri di hadapannya yang sembari menutup mulutnya.

" Apa kau sengaja mas? Ada kedua orang tuaku dirumah??" raut wajah Retno khawatir, ia bicara pada Hendra sepelan mungkin.

Sementara yang di ajak bicara masih terus menatap Retno dengan mulut terbungkam.

Merasakan Retno yang sedekat itu dengannya, dan dengan beraninya membungkam mulutnya, Hendra seperti kayu kering yang tersulut api.

Tangannya meraih pinggang Retno dan menariknya secepat mungkin hingga perempuan itu tidak bisa menghindar, saat sadar tubuhnya sudah di peluk oleh Hendra.

Retno terkejut, namun ia tidak bisa banyak bersuara karena orang tuanya pasti mendengarnya.

" Kau tidak sopan mas?!" suara Retno di pelankan, ia kebingungan,

ingin melepaskan tangan hendra, namun tangan Hendra tidak semudah itu untuk patuh pada keinginan Retno.

Hingga akhirnya satu tangan Retno yang membungkam Hendra di lepaskan nya untuk mendorong tubuh Hendra agar menjauh.

Namun Hendra tidak goyah, entah kenapa ia sudah tidak perduli meskipun dirinya sedang dirumah Retno.

" Kau pilih saja, kita bicara disini, atau di luar." suara Hendra mengintimidasi Retno.

" Kau tidak menghargai ayah dan ibu lagi?!"

" Kau yang duluan menyentuhku?"

Retno tertegun mendengar itu,

" Aku hanya menutup mulutmu supaya tidak berbicara melantur??"

" tetap saja, kau menyentuhku."

" mas Hendra?! Lepaskan aku?! Kau tidak lagi menghargai ayah dan ibuku?!"

" Omong kosong apa yang kau bicarakan, aku menganggap mereka orang tuaku sendiri, tapi sikapmu membuatku hilang kesabaran,

Sekarang katakan, mau aku bicara dengan cara apa supaya kau dengar?"

Suara Hendra terdengar tidak main main, begitu pula dengan tatapan matanya yang sudah tidak lagi teduh.

" Baiklah," kata Retno setelah berpikir, ia tidak bisa terus terusan melawan Hendra dalam keadaan seperti ini.

" lepaskan aku?"

" kau sudah bisa di ajak bicara?"

Retno mengangguk,

" biarkan aku mandi dan ganti baju sebentar, setelah itu aku akan datang padamu," ujar Retno,

Hendra awalnya ragu untuk melepaskan Retno, tapi ia juga tidak mungkin untuk terus berada di posisi itu dengan Retno.

Jujur saja, ia juga takut dengan ayah Retno, namun ia nekat melakukannya karena merasa Retno tidak pernah memberinya kesempatan.

" Kau berjanji?" tanya laki laki berkemeja biru itu,

Retno mengangguk,

" Akan kutunggu disini," ujar Hendra sembari melepaskan tangannya dari pinggang retno.

Retno langsung menjauh,

seketika bau harum tubuh hendra yang sempat di cium Retno beberapa menit yang lalu langsung memudar.

Detak jantung Retno yang awalnya berdetak lebih cepat kini kembali normal.

" Pulanglah mas, aku akan menyusulmu," kata Retno lagi lagi tidak menatap Hendra.

" Kau sungguh sungguh?" tanya Hendra,

" bukankah kau mau ini selesai?" kali ini Retno menatap Hendra, sehingga Hendra percaya dengan kata kata Retno.

" Baiklah, biarkan aku pamit pada budhe dan pak Dhe,"

Kata Hendra tanpa bertanya langsung berjalan masuk ke ruang tengah, dimana ayah dan ibu Retno sedang duduk dengan tenang di depan Televisi.

Tepatnya setelah magrib, Retno sudah membersihkan tubuhnya dan berpakaian rapi.

" Kau mau kemana?" tanya Ratna yang sedang makan cemilan di depan tv,

saat melihat Retno keluar dari kamarnya dengan memakai jaket tebal.

" Mau keluar mbak, tolong sampaikan pada ayah dan ibu aku keluar.." jawab Retno pada kakaknya,

" jangan malam malam ret," kata Ratna,

" iya mbak," Retno segera keluar, ia berjalan menuju garasi, memakai helmnya dan menaiki motornya.

Jalanan ke arah rumah Hendra sedikit gelap karena berada di tengah tengah kebun.

Retno mengendarai motornya sedikit cepat karena ada sedikit rasa ngeri melihat begitu sepinya jalan.

Entah kenapa Retno malah menyanggupi untuk datang ke tempat ini, mungkin di pagi atau siang hari tempat ini terlihat hijau dan asri, namun ketika sinar matahari sudah bersembunyi dan gelapnya malam telah merayap, tentu saja untuk Retno yang seorang perempuan, kalau boleh memilih, ia tidak ingin datang,

Apa daya, ia sudah berjanji, mau tidak mau dia harus datang kerumah besar di tengah kebun itu.

Rupanya Hendra juga sedikit was was, ia sudah berdiri menunggu Retno dengan kaos oblong putihnya dan celana panjangnya yang juga berwarna putih di depan gerbang pagar rumahnya yang sengaja Hendra buka lebar lebar.

Melihat Retno datang dengan motornya laki laki itu membuang rokoknya yang masih panjang.

" Masukkan ke garasi, " kata Hendra saat Retno melewatinya dengan motornya.

Retno patuh, ia memasukkan motornya ke garasi, dan Hendra menutup gerbang pagar rumahnya.

" Masuklah," kata Hendra melewati Retno yang sedang sibuk melepas helmnya dan jaket tebalnya sehingga menyisakan sweater hitamnya.

Retno berjalan sembari melihat kanan dan kiri,

Ia sedikit kaget, dengan lampu lampu yang mengelilingi rumah bercat putih itu,

Semua sudut tampak terang, tidak seseram yang ia bayangkan saat sudah berada di dalam halaman rumah Hendra.

Setelah masuk, Retno langsung duduk di sofa ruang tamu Hendra, tanpa di suruh ia duduk dengan tenang.

" Jangan duduk disitu, duduklah di dalam, lebih hangat.." kata Hendra mengajak Retno masuk ke ruang tengah karena di ruang tengah memang terasa lebih hangat dan lebih nyaman.

" Disini saja, " jawab Retno,

" Kau mau minum apa? teh hangat?"

" tidak usah mas, aku tidak bisa lama," jawab Retno.

Mendengar itu Hendra hanya bisa menghela nafas,

" Tunggulah sebentar, kubuatkan teh hangat." kata Hendra segera berjalan masuk.

Saat Hendra pergi ke dapur, mata Retno berkeliling,

Interior rumah Hendra sangat minimalis namun tetap terkesan mewah.

Semua barang terlihat di atur sedemikian rupa, dan Rata rata berwarna dasar hitam dan putih.

Namun sayangnya tidak ada satu pun foto yang ia lihat di ruang tamu ini, hanya ada lukisan lukisan abstrak yang berukuran kecil yang menghiasi sudut sudut dinding.

Jujur saja, sejak dulu Hendra memang terlihat lain, laki laki itu terlihat sederhana dalam sikapnya, namun kesederhanaannya itulah yang justru membuatnya sulit untuk di raih.

Retno saja sampai heran dulu, bagaimana kakaknya bisa bertunangan dengan sosok laki laki yang sulit di jangkau seperti Hendra.

Seperti mimpi, ia adalah anak satu satunya dan pewaris sebuah hotel yang cukup terkenal di kota Batu.

Keluarga Hendra yang kaya itu tidak segan segan datang kerumah orang tua Retno yang biasa saja.

Meski ayah retno seorang petani yang cukup sukses, namun seorang petani tetaplah petani, tidak bisa di bandingkan dengan keluarga Hendra yang jauh di atas mereka.

Rasa kagum sesungguhnya sudah ada sejak dulu, namun Retno menguburnya dalam dalam,

sejak gadis, Retno adalah orang yang tidak suka berandai andai dan apa adanya, karena itulah ia lebih memilih untuk menjadi seorang pengajar dan tidak memilih dunia perhotelan seperti kakaknya.

Entah kapan Hendra masuk kembali ke ruang tamu, Retno terlalu sibuk dengan pikirannya,

" minumlah dulu," kata Hendra menaruh secangkir teh hangat di meja yang terletak di depan Retno.

" hawanya cukup dingin bukan?" suara laki laki itu entah kenapa terdengar begitu lembut.

Seperti menunggu Retno meminum teh buatannya, Hendra menatap Retno tekun.

Akhirnya mau tidak mau Retno meminum teh itu, hangat dan manis, teh itu membasahi tenggorokan Retno.

1
Lyna Elza
idiihh. ngapain tuh bapakk Retno.... cuman duduk doang ajaaa...inikan Krn ulahmu juga
Pipit Fitriani
iya benar... cari di villa atau balik lg ke bandung
Isda Wardati K
berharap retno justru sembunyi di villa milik keluarga hendra
Mika Saja: iya semoga disna,kan pasti orang gak kepikiran smpai kesna
total 1 replies
Mika Saja
mba ayu Retno diumpetin dimna to,,,,kasihan tuh PD nyari2🤭🤭
evi Lusi
sebenarnya antara sedih dan lega
evi Lusi
astaga. kemana km Retno
tina napitupulu
kabur ke kandang kuda
tina napitupulu: cuma itu yg terlintas kak...🫣🫣
ayuningdianti: 😂😂😂😂 ya ampun kak...
total 2 replies
Abian Arka
next
Isda Wardati K
terima kasih up nya.
sehat selalu mbk Ayu
Isda Wardati K
mbak Ayu pinter banget buat kami bahagia sekaligus sedih dan dag dig dug dg cerita hendra & retno.
Mika Saja
Retno kabur kan LG km Retno,,, hadeh mudah2an kabur kerumah Hendra ya mau ngajak kabur tp blm ketemu orangnya,,,,mba ayu diumpetin kemna retnonya🤭
Lyna Elza
Retno kabur juga karena bapakkkkk.....
Lyna Elza
mantap sekali Hendra ini, laki laki sejati, bertanggung jawab, Gak seperti bapakk nya Retno....gak bertindak
Iyee Kah
up up up
Dewi Lestari
Kamu dimana Retno....jangan pergi jauh2lah Ret....Hendra bawa kabar baik loh.....satukan mereka mb Ayu....lanjut up mb.
tina napitupulu
mau kemana itu bocah...pakek kabur lg...🫣🫣
Iyee Kah
jangan2 dibawa kbur mas hendra
Mika Saja
waduh....Retno nambah masalah baru,,,,,knp msh ngeyel to....mba ayu penasaran nih minggat kemn Retno
Pipit Fitriani
Rindu itu berat ya kan mbak reto,sampai2 ada acara kabur segala 🤣😂 Mbak ayuuuuu ku up lg dooonk
Lyna Elza
kok gak ada solusi sudah sekian lamanya....wes inilah akhirnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!