Mencintai Adik Angkat

Aya kaget saat melihat siapa orang yang duduk di sebelahnya.

"Kita bareng lagi Ya di sini."

"Kamu kuliah di sini?"

"Iya. Kamu ambil jurusan Dokter kan?"

"Kok kamu tau. siapa yang kasih tau kamu?"

"Aku di kasih tau Una."

"Ya Tuhan itu anak."

"Kamu jangan marah sama Una ya Ya. Soalnya aku yang paksa dia untuk kasih tau."

"Jadi setelah kamu tau aku kuliah di kampus ini, kamu juga mendaftar di kampus ini?"

"Iya. Karena aku ingin dekat kamu."

Aya hanya bisa geleng kepala. Ternyata Marsel benar benar serius dengan apa yang di katakan nya. Marsel mengikuti Aya sampai mendaftar ke kampus yang sama.

"Sel...." belum Aya selesai bicara, Marsel sudah memotongnya.

"Iya aku tau. Kita sudah putus. Tapi aku serius cinta sama kamu, jadi aku akan tunjukan keseriusan cintaku padamu. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin. Lagian sekarang ngga ada Boy, jadi ngga akan ada yang aku takutkan."

Aya hanya diam saja tidak menjawab. dan membiarkan saja apa yang ingin di lakukan Marsel. Karena Aya hanya akan serius kuliah. Aya tidak ingin mengecewakan orang tuanya. Aya ingin orang tuanya bangga padanya.

Hari ini Aya sudah mengikuti ospek hari pertama. Dan rasanya sangat lelah. Aya di jemput pak Supir. Tapi Pak supir telat menjemputnya. Aya duduk di halte depan kampus. Marsel menemani Aya menunggu pak supirnya datang. Aya di ajak Marsel pulang bareng, tapi Aya tidak mau dan akan menunggu Pak Supir aja. Marsel menemani Aya karena takut Aya ada yang ganggu.

Setelah menunggu setengah jam, Pak supir akhirnya datang.

"Makasih ya Sel sudah menemani aku."

"Iya sama sama."

"Hati hati di jalan."

"Iya kamu juga. Dan sampai jumpa besok ya."

Aya mengangguk, setelah itu masuk ke mobil. Mobil pun melaju menuju rumah. Pak Supir minta maaf karena telat jemput. Soalnya tadi habis jemput Bunda dari Mall.

Sampai di rumah, Aya langsung masuk kamar karena ingin rebahan.

"Ya Tuhan enaknya tiduran."

Malam harinya selesai makan semua berkumpul. Lalu Mamih menelfon Boy untuk menanyakan keadaanya. Ayu yang ingin lihat Boy mengubah panggilan jadi vc.

"Gimana sayang kuliahnya?"

"Lancar Mih."

"Kamu sehat kan sayang?"

"Sehat Mih. Mamih tenang aja."

Setelah bicara sama Mamih, lalu lanjut bicara sama Ayu. Ayu duduk dekat Aya. Rupanya Ayu sengaja memperlihatkan Aya ke Boy.

Boy melihat Aya. Dalam hati Boy merasa senang walau hanya lihat wajah Aya.

"Kak Aya ngga mau bicara sama Abang?"

Aya yang sedang pura pura sibuk lihat hp hanya bilang ngga karena mau bicara apa, kata Aya.

Boy terus melihat ke Aya. Ayu yang terus memperlihatkan layar hpnya ke Aya, akhirnya Aya mengangkat wajahnya. Mata Aya dan Boy pun bertemu.

Tapi mereka tidak bicara satu patah kata pun. Tatapan mata yang mewakili perkataan keduanya.

Tatapan Boy tatapan kangen. Sedang Aya tatapan rindu tapi malu. Aya akhirnya bangun dari duduknya. Aya pamit ke semuanya mau istirahat karena besok harus berangkat pagi.

Mata Boy masih melihat ke Aya karena Ayu masih memperlihatkan layar hp ke Aya. Aya cepat cepat pergi.

Sampai di kamar Aya tersenyum tipis karena tadi melihat Boy.

Hari pun berlalu dan berganti bulan. Aya dan Boy sudah sama-sama sibuk kuliah. apa lagi Boy sekarang sambil bekerja setelah pulang kuliah. Boy bekerja di Cafe dari jam 4 sore sampai 11 malam. Mamih dan Papih awalnya melarang Boy kerja. Tapi karena Boy terus bersikeras ingin bekerja, akhirnya Mamih dan Papih mengizinkan.

Aya di kampus juga sangat sibuk. Tidak ada waktu untuk santai. Karena tugas dari dosen selalu aja ada.

Marsel memang satu kampus, tapi beda jurusan. Marsel mengambil jurusan bisnis.

Marsel kalau pagi selalu menunggu Aya di parkiran. Marsel hanya ingin menyapa Aya saja. Aya sudah bilang ke Marsel kalau mau serius kuliah dan tidak ingin pacaran. Marsel pun mengerti.

Marsel bilang ke Aya akan terus menunggunya dan akan sabar.

"Selama janur kuning belum melengkung, aku masih ada kesempatan untuk mendapatkan mu."

"Pagi Ya."

"Pagi Sel."

Aya dan Marsel lalu berjalan bersama untuk menuju kelas.

"Minggu besok nonton yuk Ya."

"Maaf Sel aku ngga bisa."

"Baiklah. Aku akan sabar menunggu kamu sampai bisa dan ada waktu nonton sama aku."

"Maaf ya Sel."

"Iya ngga papa."

Sebenarnya Aya kasihan pada Marsel yang selalu ngajak jalan. Tapi Aya juga takutnya nanti Marsel berpikir kalau dirinya kasih harapan.

"Kamu mau kemana? Kelas kamu ada di gedung itu. Kenapa ikut ke sini."

"Aku mau antar kamu sampai kelas Ya," sambil tersenyum.

"Ngga usah Sel. Nanti kamu capek. Jauh loh kalau kamu mau antar aku."

"Ngga papa. Ini ngga capek kok. Masih capek nunggu cinta kamu Ya."

Aya lalu berhenti berjalan dan melihat ke Marsel.

"Sel, aku ngga mau kamu menunggu aku. Karena aku belum memikirkan soal pacaran. Cari wanita lain Sel. banyak wanita yang lebih cantik baik di luaran sana. Jangan buat aku makin ngga enak. Karena aku hanya ingin kita berteman."

"Iya Ya. Memang mungkin sebaiknya aku menyerah. Sudah 6 bulan kita kuliah di kampus yang sama. Dan kita juga sering bertemu. Apa lagi aku setiap hari menunggu kamu di parkiran. Tapi kamu masih saja tetap pendirian tidak mau pacaran. Baiklah Ya aku akan menyerah. aku tidak akan mengejar kamu lagi. tapi kamu mau kan berteman sama aku."

"Kamu serius kan Sel dengan perkataanmu itu?"

"Iya aku serius."

"Baiklah kita sekarang teman ya. Kamu ngga boleh mengejar aku lagi. Karena aku hanya akan menganggap mu teman."

Aya sambil mengulurkan tangan. Marsel tersenyum lalu menyambut tangan Aya. Keduanya bersalaman dan tersenyum.

Setelah itu, Marsel pergi ke kelas nya. begitu juga dengan Aya. Hati Aya jadi merasa plong dan tidak terbebani dengan perasaan Marsel yang selalu mengharapkan cintanya.

hai kak, aku punya cerita baru loh. Judulnya Pernikahan Dini. Yuk klik profilku..😊🙏

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...