Cinta Rahayu ( Saat Diam Menjadi Sebuah Pilihan )

Jangan pernah terbawa amarah karena saat amarah tak terkendali hanya ada kerugian di dalamnya, andai Dewa berpikir seperti itu mungkin Dewa tak akan pernah melakukan apa yang saat ini sedang iya lakukan di cafe milik Ikhsan dimana Rahayu bekerja saat ini.

" dimana pelayan yang bernama Rahayu ?" tanya Dewa yang kini sudah berdiri di depan Tiwi yang baru saja menyelesaikan tugasnya menghidangkan pesanan tamu.

" Rahayu sudah tidak bekerja di sini lagi " ucap Tiwi yang meski awalnya tak menyukai Rahayu tapi setelah tau apa yang sudah Rahayu lewati dan perlakuan apa ya g Dewa berikan kemarin membuat Tiwi tak akan membiarkan Dewa kembali menyakiti Rahayu lagi mulai saat ini.

" bohong... !!"

" saya yakin Rahayu masih bekerja di cafe ini hanya saja saat ini Rahayu sedang bersembunyi setelah menghancurkan karir dan masa depan saya " ucap Dewa yang bahkan meluapkan amarahnya di cafe milik Ikhsan dengan melempar kursi kosong hingga membuat cafe menjadi berantakan.

Rahayu yang mendengar suara ribut ribut baru saja akan keluar dari ruang pantry tapi di cegah oleh Linda yang baru saja masuk ke dalam pantry untuk mencegah Rahayu melakukan hal yang malah akan memperburuk keadaan.

" tidak usah keluar " ucap Linda sambil menahan tangan kanan Rahayu yang hendak membuka pintu ruang pantry.

" tapi ada apa di depan ? Apa terjadi hal serius hingga terdengar sampai ke sini ?" tanya Rahayu penasaran.

" Dewa sedang berada di depan dan saat ini dia terlihat sangat marah jadi aku mohon jangan keluar dari sini " ucap Linda yang tak ingin terjadi hal yang buruk pada Rahayu hanya karena kemarahan Dewa.

" aku akan baik baik saja " ucap Rahayu yang sudah memindahkan tangan Linda dan langsung membuka pintu dan keluar dari ruang pantry.

" mas, apa yang kamu lakukan ?" tanya Rahayu yang masih berjarak beberapa meter dari hadapan Dewa.

Dengan langkah yang penuh dengan amarah Dewa menghampiri Rahayu yang berdiri tak jauh dari dirinya dan tiba tiba Dewa mencekik leher Rahayu yang sontak saja membuat semua yang ada di cafe berteriak ketakutan.

Arrghh

" tolong... " teriak Tiwi yang hanya bisa menjerit minta tolong karena Tiwi tak ingin jika dirinya salah bertindak malah akan semakin membahayakan Rahayu nantinya.

Begitu juga dengan Linda yang ikut panik tapi tak tau harus berbuat apa, apalagi saat melihat wajah tak bersahabat Dewa yang sedang di kuasai amarah.

" Dewa lepaskan Rahayu !! " teriak Linda yang merasa kasihan melihat Rahayu yang sepertinya kesakitan atas perlakuan yang sedang Dewa lakukan.

" dia pantas mendapatkan ini !!" ucap Dewa yang sepertinya sedang di rasuki setan amarah.

" apa yang kamu lakukan !!" tanya Saka yang baru saja datang saat ada karyawan yang memberitahu tentang keributan yang di buat Dewa.

" lepaskan dia atau saya panggilkan polisi " ucap Saka berharap saat mendengar kata polisi membuat Dewa sadar dengan apa yang baru saja iya lakukan pada Rahayu.

Dan sepertinya ucapan Saka berhasil menyadarkan Dewa yang melihat wajah Rahayu yang sudah merah padam mungkin karena hampir kehabisan nafas.

Uhhuukk uhhuukk

Rahayu terhuyung ke belakang dan berhasil di tahan oleh Linda dan membantu mengarahkan Rahayu untuk duduk di kursi tak jauh dari posisi mereka saat ini.

" kamu kenapa mas ?" tanya Rahayu sambil menatap nanar ke arah Dewa yang sudah tak seperti yang Rahayu kenal dulu

" kenapa kamu begitu berubah " tanya Rahayu dengan air mata yang kini sudah menganak sungai di pipinya.

" kamu yang kenapa !!"

" kenapa kamu menghancurkan karier mas ?" tanya Dewa yang tak terlihat merasa bersalah dengan apa yang sudah dirinya lakukan pada Rahayu.

" lebih baik anda pergi dari sini sebelum saya panggilkan polisi ke sini untuk menangkap anda yang sudah melakukan percobaan pembunuhan pada salah satu karyawan saya !" ucap Saka tegas.

Masih dengan amarah yang tak tersalurkan Dewa pun memilih untuk pergi dari cafe tempat Rahayu bekerja, sedangkan Rahayu masih mencoba menguatkan hatinya atas apa yang sudah Dewa lakukan padanya yang benar benar menggores hatinya.

" kamu baik baik saja Yu ?" tanya Saka yang juga merasa kasihan dengan apa yang baru saja di alami Rahayu.

" saya baik pak " ucap Rahayu yang memang sudah jauh lebih tenang setelah meminum air yang Tiwi bawakan untuknya.

" apa kamu masih bisa kembali bekerja ?" tanya Saka yang tak ingin terlalu menekan Rahayu untuk tetap bekerja dalam keadaan syok.

" saya sudah baik baik saja pak, dan saya bisa kembali bekerja " ucap Rahayu yang langsung bangkit dari duduknya untuk kembali menuju pantry yang tak jauh dari tempatnya saat ini.

" apa kamu yakin Yu ?" tanya Linda yang mungkin saja jika sedang di posisi Rahayu dirinya tak akan kuat untuk kembali bekerja setidaknya hari ini.

" aku kuat dan aku pasti bisa melewati semuanya " ucap Rahayu sambil tersenyum melewati Linda yang kini menatap penuh iba padanya.

Lain halnya dengan Dewa yang memilih untuk pulang ke rumahnya tanpa memperdulikan Winda yang mungkin masih berada di kantor karena Dewa pergi tanpa memberitahu Winda lebih dulu.

" Dewa ? Apa kamu tidak kerja ?" tanya Bu Mirna tapi Dewa memilih masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan ibunya apalagi menjawab pertanyaannya.

" ada apa dengan Dewa ? Kenapa Dewa terlihat sangat marah ? apa ada masalah ? " tanya Bu Mirna sambil mencoba menghubungi Winda untuk mencari tau apa yang terjadi pada Dewa saat ini.

" Winda kamu dimana ?" tanya Bu Mirna tanpa basa basi.

" saya masih di kantor Bu menunggu mas Dewa yang masih berada di ruang HRD " ucap Winda yang tak tau jika Dewa sudah keluar dari ruang HRD.

" Dewa sudah kembali ke rumah, tapi ibu tidak tau kenapa Dewa terlihat sangat marah" ucap Bu Mirna dalam sambungan teleponnya.

" di rumah ? Tapi bagaimana bisa ?" tanya Winda yang kini sudah bangkit dari duduknya.

" Winda akan cari tau apa yang terjadi sana mas Dewa Bu, baru setelah itu Winda pulang" ucap Winda yang merasa jika ada yang salah yang terjadi pada Dewa hingga Dewa pergi tanpa pamit.

Setelah mengatakan itu Winda pun menutup sambungan teleponnya dan berjalan menuju ruangan HRD yang hanya berjarak beberapa blok ruangan dari posisinya saat ini.

Tok tok tok

" permisi pak, boleh saya masuk " tanya Winda setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.

" masuk lah " ucap pak Lukman.

" apa surat pengunduran diri mu sudah selesai kamu buat ?" tanya pak Lukman.

" sudah pak " ucap Winda sambil menyerahkan amplop berisi surat pengunduran diri yang baru saja selesai iya buat.

" oh iya pak, boleh saya bertanya ?" ucap Winda yang sedikit ragu untuk bertanya tentang Dewa.

" Dewa sudah tak bekerja lagi di perusahaan ini karena dia menolak pemindahannya ke cabang lain "

" apa ? Berhenti bekerja ? Bagaimana bisa ?"

✍️✍️✍️ apa setelah Dewa tak lagi bekerja Winda masih mau bersama dengan Dewa ?dan apa Rahayu masih akan diam saja setelah mendapat perlakuan seperti itu dari Dewa ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘