Deadline Cinta

❤️ Happy Reading ❤️

''Jangan lupa loh kak.'' peringat Sifa saat sang putra akan melangkahkan kakinya setelah berpamitan.

''Iya.''sahut Kendra dengan memutar bola matanya...pasalnya sudah lebih dari tiga kali sang mommy memperingatinya.

Ya hari ini Kendra akan memilih cincin pertunangannya bersama Nisa, jadi Sifa terus saja mengingatkannya tentang hal itu.

''Kamu nanti jadi kepanti Fa?'' tanya mama Iren.

''Jadi dong ma.'' jawab Sifa.

''Mama ikut ya...'' kata mama Iren.

''Iya boleh ma.'' sahut Sifa. ''Nanti mama berangkat bareng supir ya...soalnya Sifa kan harus ke rumah sakit dulu.'' katanya lagi.

''Iya.'' jawab mama Iren dengan singkat.

*****

Seperti yang dikatakan sang mommy, siang ini Kendra sudah menunggu Nisa, mobilnya terpakir di pinggir jalan tepat di depan sekolah tempat Nisa mengajar.

Bukannya Kendra tak mau turun untuk menghampiri Nisa, tapi dia hanya tak ingin seluruh warga sekolah heboh dengan kedatangannya yang notabene putra dari pemilik yayasan tersebut.

Tok..Tok...Tok...

Nisa mengetuk pintu kaca mobil Kendra.

Klik

Kendra sontak saja langsung membuka kunci pintu saat melihat siapa yang telah mengetuknya.

''Lama banget sih.'' gerutu Kendra yang sedikit kesal karena telah menunggu.

''Maaf soalnya tadi...'' kata Nisa berusa menjelaskan.

''Ya sudahlah...pakai sabuk pengamannya.'' potong Kendra.

Mendengar perkataannya di potong dan Kendra juga tak mau mendengarkan penjelasannya membuat Nisa sedikit mendengus kesal, tapi selanjutnya dia hanya bersikap masa bodoh dan tak mau ambil hati atas sikap Kendra tersebut.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit sampailah mereka berdua di sebuah mall terbesar yang termasuk milik keluarga Wijaya, lalu Kendra mengajak bisa untuk menuju toko yang di maksud oleh sang mommy.

''Ini kita gak salah tempatkan?'' tanya Nisa saat mereka sampai di depan toko.

''Maksudnya?'' tanya Kendra.

''Ini tokonya...'' kata Nisa yang tak bisa melanjutkan kata-katanya...dia memang miskin tapi dia tidak bodoh jadi dia tau kalau saat ini yang dia datangi adalah toko perhiasan yang paling bagus kualitasnya...yang bukan hanya toko perhiasan biasa karena di sana yang di jual adalah perhiasan-perhiasan kelas atas.

''Ck.'' decak Kendra lalu melangkah masuk tapi sudah dia langkah dia masuk, Nisa masih saja diam di tempatnya.

''Apa kamu akan berdiri di sana saja sampai besok.'' kata Kendra sedikit berseru.

''Eh iya.'' jawab Nisa lalu menyusul Kendra.

''Selamat datang tuan...nona.'' sapa salah satu pegawai toko.

''Tante Melda ada?'' tanya Kendra yang tak mau basa basi.

''Ada tuan.'' jawab sang pegawai.

''Tuan muda Wijaya...'' seru seseorang yang Kendra maksud baru saja keluar dari ruangannya berbarengan dengan pegawainya selesai menjawab pertanyaan Kendra.

''Siang tante.'' sapa Kendra.

''Siang.'' jawab Melda. ''Ini ya calon kamu...cantik banget.'' kata Melda yang melihat gadis di samping Kendra.

''Selamat siang bu'.'' sapa Nisa.

''Selamat siang juga cantik...panggil tante saja biar lebih akrab.'' sahut Melda.

''Tante...'' panggil Kendra.

''Eh iya semalam mommy kamu sudah hubungi tante, jadi sekarang kita keruang tante saja untuk melihat desain terbaru yang tante punya.'' kata Melda.

*****

Cklek

''Ayo silahkan masuk.'' kata Melda mempersilahkan.

Kemudian dia berjalan ke arah berangkas untuk mengambil koleksi terbarunya dan semua hanya di buat masing-masing satu pasang untuk setiap modelnya.

''Kata mommymu sekalian pesan buat acara pernikahan kalian cincinnya, jadi nanti tante masih ada waktu buat ngedesain cincin yang seperti kalian mau.'' tuturnya.

''Iya tante.'' jawab Kendra sedangkan Nisa hanya diam saja.

''Ini kalian lihat dan pilih-pilih dulu.'' kata Melda menyodorkan satu kotak besar tempat khusus untuk menyimpan cincin.