NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 MENJENGUK DI KOST-AN

Di dapur. Dua kompor telah menyala dalam nyala yang sedang. Satu digunakan untuk menggoreng lauk, yang lainnya membuat sayur.

Ameera yang baru datang berhenti di depan pintu, menatap punggung sahabatnya Cherry, yang asik dengan dunianya, tanpa menyadari keberadaannya. Dengan suara serak khas bangun tidur, Ameera berkata.

"Kok gak bangunin aku, Cher?"

Meski fokus dengan masakannya, Cherry tak begitu terkejut, dengan kehadiran Ameera yang tiba-tiba.

"Kan kamu lagi libur. Yaudah kufikir biarin aja tidur lebih lama. Eh, malah udah bangun aja,"  Cherry menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun. Tangannya tengah sibuk membalikkan ayam goreng.

"Aku udah, kebiasaan bangun jam segini, kok. Cuman ya, memang kalau lagi pas libur biasanya lanjut tidur. Tapi aku ingat lagi gak dirumah, jadi ga enak kalau lanjut tidur lagi," Sambil bicara Ameera langsung berjalan ke arah Cherry, lalu berdiri disamping nya. Kepalanya menengok pada masakan yang ada di atas kompor. Di sisi kanan Ameera melihat ayam goreng yang hampir matang. Di sisi kirinya terlihat sayur sop yang hampir mendidih. Mencium aromanya, membuat Ameera menjadi lapar. "Nyium aroma masakan aku jadi laper, Cher."

"Yaelah kayak di rumah siapa aja," Balas Cherry pada kalimat pertama Ameera. "Cuci muka dulu sana atau mau mandi sekalian. Jadi enak tinggal sarapan nanti."

"Jam segini mandi, yang bener aja," Ameera bergidik, seolah bisa merasakan dinginnya.

Cherry tersenyum tipis, sambil berkata, "Yaudah cuci muka aja."

"Yaudah deh," balas Ameera. Dia lalu berjalan menuju ke kamar mandi. Kamar mandi di rumah Cherry hanya satu, menyatu di dapur. Tanpa harus berteriak, dia masih bisa mengobrol jelas dengan Cherry. "Nanti ikut aku ke kost Mas Rian ya, Cher. Gak enak kalau aku dateng sendiri."

"Mau ngapain?" tanya Cherry.

"Mau jenguk. Kemarin itu, setelah makan seblak dari kamu, tiba-tiba Mas Rian sakit perut."

Cherry mengerutkan dahi, "Ga Bisa makan pedes?" tebak nya santai.

"Kayaknya sih gitu," sahut Ameera. Dirinya juga tak begitu jelas sebenarnya. "Gimana? Mau kan nemenin aku?"

"Okay."

Hanya judulnya saja cuci muka, tapi kegiatannya tak cuma itu. Cuci muka termasuk gosok gigi, memakai pelembab, bahkan buang air kecil. Tentunya tak cukup hanya lima menit.

Cherry terus melanjutkan kegiatan memasaknya. Hingga semua makanan matang, siap dihidangkan, dan disantap bersama.

...----------------...

Siang hari saat matahari tepat di atas kepala. Dua motor berhenti depan gerbang kost-kost an Adrian. Karena kost an yang ditempati merupakan kawasan yang tidak terlalu ketat. Cukup dengan mengisi daftar pengunjung, Cherry dan Ameera bisa dengan mudah masuk.

Setelah menempatkan motor ke tempat khusus parkir. Keduanya langsung berjalan menuju pintu kost an milik Adrian.

"Kamu sudah pernah kesini, Ra?" tanya Cherry penasaran. Pasalnya sejak masuk, tanpa bertanya, Ameera seolah sudah sangat mengerti dimana tata letaknya.

Ameera mengangguk, sambil berkata. "Ya pernah dulu. Cuma sekali aja, itupun bentaran."

"Sendiri?"

"Enggak, kan sama Mas Rian. Tapi sebelumnya aku cuma nunggu di tempat parkir, gak ikut masuk ke kostnya. Yakali kan kita berdua di dalem kost. Yang ketiga setan entar."

"Oh, ya. Bagus kalau sama-sama punya kesadaran diri."

"Ya harus dong."

Sedang asik bicara, tak dirasa mereka telah sampai di depan pintu kost milik Adrian. Ameera berinisiatif untuk mengetuk pintu.

"Assalamualaikum, 'tok-tok-tok'... Mas Rian, ini Amy."

"Waalaikumsalam," jawab suara di balik pintu.

Tak lama pintu terbuka, memunculkan sosok Adrian, dengan wajah pucat tak berwarna. "Kok kamu bisa disini, sayang?"

"Aku kan mau jenguk kamu."

"Ya ampun, aku loh gak apa-apa, sayang. Cuma sakit sedikit aja. Besok udah bisa kerja seperti biasa."

"Meski sedikit kan tetep aja sakit. Kenapa sih emangnya kalau aku jenguk? Kamu gak suka ketemu aku?"

"Bukan begitu. Pastilah aku seneng kalau ketemu kamu. Cuma kan kost-ku jauh, kasian kamu nya, capek."

Adrian mengatakan itu bukan tanpa alasan. Karena memang rumah Cherry dan rumahnya. Itu seperti jarak ke rumah ibunya ke tempat kerjanya saat ini. Berbeda jika Ameera berangkat dari rumahnya, itu tak akan begitu jauh. 

Darimana Adrian bisa mengetahuinya dengan pasti. Itu karena malamnya, dia sempat meminta sharelock pada Ameera. Sedikit posesif memang, tapi untungnya Ameera tak masalah, malah senang-senang saja.

"Apa lagi siang-siang begini, pasti panas," lanjut Adrian.

"Ihh, gak kok. Mana ada aku capek, cuma motoran kesini aja, loh. Udah biasa, jarak segini mah kecil," Ameera menjentikkan jari di di depan Adrian. Bukannya sombong, tapi memang sudah biasa baginya motoran jarak jauh.

Adrian tersenyum sayang, "Yaudah, aku cuma khawatir kamu kecapean."

"Aku lebih khawatir, kamu sakit,, terus sendirian di kost," kekeh Ameera tak mau kalah.

"Sudah biasa, sayang," balas Adrian santai tanpa beban. Memang bukan hari ini saja dirinya sakit dan tak ada yang merawat. Pernah sampai dirinya harus di infus di rumah sakit. Karena tak adanya yang bisa menjadi wali. Dia sebagai pasien mengurus segalanya sendiri. Jadi menurutnya sakitnya kini bukanlah masalah.

"Gaboleh biasa, kan sekarang ada aku," kata Ameera tak suka. "Apalagi ngeliat kamu kesakitan kayak kemarin. Terus aku bayangin, kamu sendirian di kost gabisa lah."

Diingatkan tentang kejadian kemarin, membuat Adrian cukup merasa malu. Tapi melihat tatapan Ameera yang benar-benar mengkhawatirkannya, rasa malunya segera hilang, berganti dengan tatapan penuh cinta.

"Uhh, gimana nih aku jadi makin cinta kalau gini."

"Apasih," balas Ameera tersenyum malu-malu.

"Kamu sih, buat aku jatuh cinta setiap harinya."

"Gombal Bang-"

"Ehem-ehem-ehem," suara batuk menginterupsi dua pasangan yang tengah di mabuk asmara. Keberadaan Cherry benar-benar dilupakan oleh mereka.

Ameera merasa bersalah, dia lalu berkata. "Hehe, maaf, Cher," Dengan canggung Ameera mulai memperkenalkan. "Ini sahabatku Cherry, Mas. Kuminta nemenin kesini gak apa-apa kan?"

"Ya gak apa-apa," Adrian mengangguk ke arah Cherry, sebagai salam.

"Cher, ini tunanganku Mas Adrian," Ameera ganti mengenalkan Tunangannya.

Cherry hanya tersenyum tipis, sembari membalas salam Adrian, dengan mengangguk kecil, sembari menangkupkan tangan di dada.

"Yasudah, masuk dulu, ga enak ngobrol di luar, apalagi sambil berdiri begini," Sambil mengatakan itu, Adrian juga langsung bertindak, dengan mundur dari pintu.

Ameera pun masuk, diikuti dengan Cherry dibelakangnya.

Kamar kost an Adrian memang, tipe yang hanya satu ruangan di setiap pintu. Tempat tidur, dapur, kursi tamu, jadi satu tanpa adanya sekat pemisah. Tapi meski seorang pria, kost-an Adrian tertata dengan rapi dan terjaga kebersihannya. Jadi tak ada masalah meski semuanya menjadi satu.

Ameera dan Cherry tinggal cukup lama di kost san Adrian. Ketiganya banyak mengobrol, walaupun tetap lebih banyak Ameera dan Adrian yang bicara.

Sedangkan Cherry hanya menanggapi sesekali obrolan keduanya. Gadis itu memang tak banyak bicara pada orang yang masih asing baginya. Butuh setidaknya beberapa kali pertemuan, untuknya bisa mengobrol dengan bebas.

Pada saat jamaah masjid, pulang setelah menyelesaikan sholat ashar. Barulah Ameera dan Cherry pulang.

1
cerry
Yang penting up/Shhh/
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!