NovelToon NovelToon
Sang Pewaris

Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Tamat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Masalah Pertumbuhan
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: EgaSri

Gavin Mackenzie Sebastian
Saudara kembar Gianna Mackenzia Sebastian. Pewaris tahta dari Sebastian group. Liar, nakal dan tidak tahu aturan.

Karena kesalahan yang terus ia ulang dan perbuat membuat ia di usir dari rumah. Hidup terlunta-lunta tanpa uang dan harus membiayai kuliahnya sendiri sebagai syarat untuk dia mewarisi perusahaan Sebastian group.

Tanpa uang di luaran sana ia di hina dan direndahkan. Semua orang merendahkan dia, dan kekasihnya pun menghianati cintanya.

Lalu, apakah nanti Gavin bisa menyelesaikan hukuman dari sang Papa, dan membalaskan semua perlakuan menyakitkan dari teman-temannya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EgaSri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SP 35

"Sen, Lo gila, ya?" tanya Gavin, menatap Arsene marah.

"Gila kenapa, Tuan muda?" tanya Arsene, berpura-pura lugu.

Kaylee memalingkan wajahnya ke arah lain. Malu dengan Arsene yang secara blak-blakan mengatakan kalau dia dan juga Gavin berbuat asusila.

"Udah, lah! Gue kesal sama Lo! Jangan ikutin gue lagi!" tegas Gavin. "Kay, ayo kita pulang sekarang!" tanpa aba-aba, Gavin menyeret tangan Kaylee keluar begitu saja, dan Kaylee hanya bisa menurut saja.

Arsene mengangkat bahunya acuh, ia mengikuti langkah Gavin dan juga Kaylee.

"Lah, motor gue mana?" tanya Gavin panik, saat ia tidak melihat motornya ada di parkiran kantor polisi.

"Sudah saya bawa pulang, Tuan," ucap Arsene dari belakang.

Gavin berbalik, ia menatap Arsene dengan kesal, "Kenapa Lo bawa motor gue? Maling Lo, ya?" tunjuk Gavin dengan kesal.

"Saya tidak maling, Tuan. Saya membawa kuncinya," ucap Arsene.

Gavin terdiam, ia menatap Arsene dengan kesal. Benar yang Arsene katakan, pasti laki-laki di depannya ini punya kunci duplikat untuk motor besarnya itu. Sialan!

"Terus sekarang gue pulang sama apa?" kesal Gavin. Ia menatap Kaylee yang hanya diam melihat perdebatan dia dan juga Arsene.

"Itu!" tunjuk Arsene. Pada sebuah mobil Ferrari merah metalik yang tampak gelap karena malam hari.

"Hah?"

Gavin melongo dengan mulut melebar. Ia menatap Arsene, kemudian menatap pada mobil itu lagi.

"Itu ... seriusan buat gue?" tanya Gavin, tidak percaya.

Arsene mengangguk, "Benar!" jawabnya singkat.

"Ah? Demi apa, Lo, Sen?" tanya Gavin. Setelah sekian tahun tidak membawa mobil mewah lagi, kini Gavin bisa merasakan menyetir mobil itu. Betapa bahagianya Gavin.

Arsene hanya diam, dia jengah dengan Gavin. Sudah jelas-jelas dia mengatakan kalau itu untuk Tuan mudanya itu, tapi Gavin malah bertanya lagi.

"Mana kuncinya?" tanya Gavin, menyodorkan tangannya pada Arsene.

Arsene merogoh saku jasnya, kemudian memberikan kunci mobil itu pada Gavin. Bukan seperti kunci sebenarnya, tapi lebih mirip remote.

"Tuan muda, Tuan besar Julian memberikan perintah, kalau Tuan muda harus pulang ke rumah," ucap Arsene.

Gavin terdiam, ia menatap Arsene cukup lama.

"Ngapain?" tanya Gavin.

"Perlu saya menjelaskan?" tanya Arsene yang membuat Gavin mendengus.

"Tapi gue belum mau pulang sebelum gue bisa mendirikannya perusahaan sendiri," ucap Gavin yang membuat Kaylee tersenyum.

Kaylee bangga dengan Gavin yang memiliki semangat seperti sekarang ini.

"Bukannya Tuan muda sudah berhasil membangunnya?" tanya Arsene.

"Iya ... emang udah," jawab Gavin singkat.

Sepertinya, semua gerakan Gavin selama ini memang di pantau oleh Papanya. Bahkan Arsene pun tahu dengan perusahaan kecil yang Gavin bangun.

"Maka dari itu, Tuan besar menyuruh untuk pulang. Sekaligus ingin memberikan perusahaan pada Tuan muda," ucap Arsene.

Gavin diam, ia tidak menjawab perkataan Arsene. Angin malam yang menerpa ketiga orang itu seakan tidak membuat mereka kedinginan. Padahal tak ada seorangpun yang memakai jaket.

"Kay ... menurut kamu gimana?" tanya Gavin.

Tentu Gavin harus bertanya pada Kaylee juga. Kaylee adalah orang yang memberikan dia modal, membantunya di saat terpuruk. Dan juga wanita yang kini bersarang di hatinya. Dan Gavin sangat menghargai keputusan Kaylee.

"Kalau menurut aku, itu bagus, sih. Kamu bisa sekalian mengembangkan perusahaan baru kamu," ucap Kaylee memberikan saran.

Gavin tersenyum, "Oke, deh!" ujarnya.

Gavin tersenyum lembut pada kekasihnya itu.

"Mari Tuan muda. Saya akan mengawal Anda dari belakang," ucap Arsene.

"Di kawal? Emangnya gue presiden?" tanya Gavin sarkas.

"Saya hanya sedang mencoba mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, Tuan muda," ucap Arsene yang membuat Gavin mendengus. Sedangkan Kaylee memalingkan wajahnya. Malu dengan apa yang Arsene maksudkan.

"Serah Lo, deh!" kesal Gavin.

Gavin kembali meraih tangan Kaylee, dan membawa gadis cantik itu untuk menuju ke mobil barunya. Kaylee adalah wanita pertama yang Gavin ajak untuk menaiki motornya, dan wanita pertama yang Gavin ajak untuk menaiki Mobilnya.

Yang jelas, Gavin berharap kalau Kaylee adalah wanita pertama dalam segala hal yang Gavin perjuangkan. Walaupun Kaylee bukan wanita pertama yang dekat dengannya.

Kaylee tersenyum saat Gavin membukakan pintu mobil untuknya.

"Terimakasih," ucap Kaylee, dengan wajah yang bersemu.

Gavin mengangguk, "Kembali kasih!" ucapnya.

Gavin mengemudikan mobilnya dengan santai. Tidak kencang tidak juga lambat. Mana berani Gavin mengebut saat ada Kaylee yang duduk di sampingnya.

"Hati-hati, jangan ngebut!" peringat Kaylee saat ia turun dari dalam mobil. Gavin membuka kaca mobilnya cukup besar.

"Iya, Sayang," jawab Gavin.

***

"Halo everybody?" teriak Gavin saat ia masuk ke dalam rumah besar itu. Arsene hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Gavin.

Apa Gavin tidak bisa bersikap lebih kalem, atau gagah? Kenapa Gavin ini selalu konyol dan juga menyebalkan?

Arsene jadi berpikir, kenapa Kaylee tahan dengan tingkah Gavin yang— ah sudahlah!

"Ya Tuhan, gak ada seorangpun yang nyambut gue?" kesal Gavin dengan sangat di dramatiskan saat ia semakin masuk kedalam rumahnya itu, dan tidak ada satu orang pun yang ia temui. Maklum saja, sekarang bahkan sudah hampir pagi, jadi mana mungkin ada orang yang menyambut Gavin.

"Sen, Lo nginap disini, kan?" tanya Gavin pada Arsene yang duduk di atas sofa. Melihat pada ponselnya.

"Untuk malam ini, iya, Tuan muda," jawab Arsene singkat. Ia tidak melirik ke arah Gavin sedikitpun.

"Wah, jadi dari dulu Lo gak pernah nginap disini?" tanya Gavin takjub. Apakah pengaruh Gianna di rumah ini sangat besar, hingga membuat Arsene tidak mau menginap di rumahnya?

"Bisa dikatakan seperti itu," jawab Arsene, ia melihat pada layar ponselnya tapi Gavin tidak bisa melihatnya.

Karena belum merasa terlalu mengantuk, Gavin memilih untuk duduk di samping Arsene. Arsene segera menyembunyikan ponselnya agar Gavin tidak melihat isinya.

"Lo ... masih musuhan sama si judes itu?" tanya Gavin, ia berbisik di deka telinga Arsene. Padahal tidak akan ada satu orang pun yang akan mendengarkan pembicaraannya disaat seperti ini.

"Saya tidak musuhan dengan Nona muda, Tuan. Dia yang memusuhi saya," ucap Arsene.

Gavin mendengus, ia menjauh dari Arsene yang menurutku sangat menyebalkan.

"Sama aja!" kesal Gavin. Ia memilih untuk bangkit dan menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan Arsene di sana.

Gavin rindu dengan kamarnya dan juga ingin tidur lagi di kamarnya itu.

Tidak lama sepeninggal Gavin, Arsene juga bangkit, ia berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai bawah. Meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di samping nakas.

Foto Gianna terpampang jelas di sana sebagai wallpaper. Arsene tidak akan membiarkan siapapun melihat ponselnya itu. Juga, pola kuncinya sangat rumit. Jadi mustahil ada orang yang bisa mengintip isi ponselnya itu.

Arsene melirik sekilas, "Selamat malam dan tidur nyenyak, Gi,"

***

1
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Elvy Susanti
julian lagi
Elvy Susanti
gavin thor bukan julian
Elvy Susanti
pemilk bar
Anonymous
Harus melalui tempa'an baru akan tersa indah ending nya.
Erni Setiawan
bagus banget
ICE QIEEN GRILL
bagus
Bukhari Al-Khoiri Sunardi
apapun yg terjadi di masa lalu tapi saat ini Gavin sudah menjadi suami ada keluarga kecil yg hrs di jaga dan pertahankan
Isabell Serinah
buat seasson2 lagi cerita ni macam tergantung.
Olive Ova Ambitan
jadi bosan bacanya,koq sampai gavin tergoda lagi.pemeran utamanya koq bgitu thor
Olive Ova Ambitan
wow kerennn
Anonymous
Julian/Gavin??
Anonymous
banyak typo sih Thor,,lebih teliti lagi
Anonymous
mall/bar??
A&R
lumayan
Imam Sutoto
buset mantap gan lanjutkan
Imam Sutoto
top markotop story lanjut
Sri Rahayu
bodoooohhh.....
Sri Rahayu
gavin bodoh ....nurutin hawa nafsu .
tar kena bogem tuan besat baru tau rasa .
Sri Rahayu
arsene jgn kaku dong ...
ky robot .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!