The Love Struggle

“Baiklah. Jika tidak ada ingin yang kamu bicarakan. Tolong tinggalkan tempat ini dan jangan pernah datang menemuiku kembali kecuali jika kamu membawa surat cerai yang paling kamu inginkan itu” ucap Shanum dengan mata yang berkaca-kaca sambil menahan betapa sakit hatinya.

“Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu dan status kita sekarang masih suami istri. Tolong kembalilah padaku sayang. Tolong maafkan aku. Maafkan aku. Aku benar-benar menyesal. Seharusnya waktu itu aku mempercayaimu, hal ini tidak akan pernah terjadi” ucap Ziyad memohon sambil berlutut di depan Shanum.

Tangis Shanum tiba-tiba pecah dibarengi suara isak dari Ziyad yang penuh penyesalan. Shanum telah berusaha menahan tangisnya namun kesedihan yang selama ini dia tahan pecah di depan pria yang telah menyakitinya.

“Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Kamu telah menyakitiku terlalu dalam. Dalam hubungan suami istri harus ada saling percaya satu sama lain dan aku sudah tahu seberapa besar kepercayaanmu terhadapku. Kita mustahil untuk kembali ke masa lalu untuk menghentikan semua kejadian yang terjadi pada masa lalu. Namun di masa sekarang adalah pelajaran dari masa lalu. Aku tidak ingin kembali ke masa lalu, jadi tolong lupakan semua kenangan kita dan jangan pernah datang lagi dihadapanku. Kebahagiaanku ada disini” Ucap Shanum dengan panjang sambil menangis.

Ziyad yang mendengar perkataan Shanum juga ikut menangis dan memohon untuk di maafkan.

Shanum berlari kecil meninggalkan Ziyad yang masih dalam keadaan berlutut dan menjambak rambutnya sendiri. Jujur Shanum tidak sanggup melihat keadaan Ziyad seperti itu namun rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan Ziyad sekarang ini.

Setelah beberapa menit kemudian, Ziyad berdiri dengan lemas dan berjalan meninggalkan restauran tersebut dengan keadaan yang sangat kacau. Ia pergi bukan berarti menyerah untuk mendapatkan Shanum kembali. Shanum yang melihat Ziyad dari kaca jendela di lantai 2 ruang kerjanya merasa kasihan namun dia berusaha tetap teguh dengan pendiriannya.

“Mommy. Paman tadi siapa?” tanya Zaynab yang tiba-tiba muncul dari belakang dan berdiri di samping Shanum

“Oh dia hmmm. Dia temannya paman Khaleed” jawab Shanum bingung

Khaleed datang sambil menggendong Zayn yang tertidur di gendongannya dan ia masih penasaran dengan masalah Ziyad dan Shanum namun berusaha untuk memendamnya.

“iya sayang. Benar yang dikatakan mommymu. Paman itu adalah teman lama paman”ucap Khaleed setuju dengan kode yang diberikan oleh Shanum.

“Paman tadi sangat tampan dan keren, aku mau ketemu paman temannya paman Khaleed” ucap Zaynab dengan polosnya

“Oh jadi paman tadi itu lebih tampan dari paman Khaleed ya?” tanya Khaleed sambil pura-pura sedih

“Jangan sedih paman, paman Khaleed juga tampan kok. Tapi Paman tadi lebih tampan dan sangat cocok dengan mommy yang sangat cantik. Benarkan mommy?” tanya Zaynab membuat Shanum dan Khaleed terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Lupakan itu sayang. Ayo kita pulang ke rumah. Sudah waktunya kalian bobo siang. Lihat adekmu Zayn dia sudah bobo digendongan paman Khaleed” ucap Shanum mengganti topik dan menggendong Zaynab untuk pulang ke rumahnya yang letaknya di samping restauran.

Khaleed pun otomatis ikut karena Zayn sudah tertidur digendongannya. Shanum merasa tidak enak jika Khaleed harus ikut bersamanya namun dalam keadaan terpaksa dia menerima pertolongan dari Khaleed.

...****************...

Setelah membawa Zayn dan Zaynab ke kamar tidur. Khaleed izin untuk pulang tapi sebelum itu ada yang ingin ia katakan pada Shanum.

“Jika kamu tidak keberatan, bolehkah aku tinggal beberapa menit saja. Ada yang ingin aku katakan Shanum” ucap Khaleed dengan ekspresi yang serius saat mereka sudah di ruang tamu rumah tersebut.

“Baiklah. Kita duduk dulu” kata Shanum dengan tegang karena tebakannya bisa saja benar.

“Sudah lama aku memiliki perasaan ini. Aku tau seharusnya aku tidak memiliki perasaan ini kepadamu tapi apalah dayaku, hati ini tidak bisa berbohong. Aku mencintaimu Shanum dan aku merasa harus mengatakannya sekarang. Kamu tidak perlu menjawabnya. Aku hanya bermaksud untuk mengatakannya. Aku tau hubunganmu dengan Ziyad masih suami istri tapi jika suatu saat nanti kalian bercerai, apakah aku ada kesempatan untuk bersamamu?” ucap Khaleed dengan sangat serius dan penuh harap.

Shanum hanya terdiam dan tidak tau apa yang harus dikatakan sekarang. Ia memang sudah tahu perasaan Khaleed terhadapnya sejak dulu namun ia pura-pura tidak mengetahuinya dan tak ingin memikirkannya. Pernyataan dari Khaleed benar-benar membuatnya tidak bisa berkata apa-apa sekarang karena dia tidak bisa membalas perasaan Khaleed dan berpikir bahwasanya Khaleed berhak mendapatkan wanita yang lebih baik daripada dirinya.

Khaleed mengerti dengan ekspresi Shanum yang sangat bingung segera meminta izin untuk kembali ke rumahnya.

“Maaf. Tidak usah dipikirkan. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Oh iya hampir aku lupa, nenek sangat merindukan kalian. Kalau ada waktu datanglah ke rumah untuk bertemu dengan nenek”ucap Khaleed kembali meskipun dalam hatinya dia berharap Shanum memiliki perasaan yang sama dengannya.

Shanum hanya menganggukkan kepalanya sembari melihat Khaleed meninggalkan rumahnya. Kejadian hari ini membuat Shanum tidak percaya bisa bertemu dengan Ziyad setelah beberapa tahun berpisah. Di lubuk hatinya yang paling dalam Shanum masih memiliki rasa cinta terhadap Ziyad namun tidak bisa dipungkiri rasa sakitnya yang sangat besar membuatnya ingin menghapus rasa cinta tersebut secepatnya.

Shanum kembali ke kamar tidur si kembar dan melihat kedua anaknya tertidur dengan pulas dan seketika air matanya jatuh dan segera mungkin menghapusnya sembari berdiri di antara dua ranjang anaknya.

“ Maafkan mommy nak. Mommy belum bisa mengatakan yang sebenarnya jika paman tadi adalah Daddy kandung kalian”gumam Shanum sambil menatap wajah polos kedua anaknya yang mendengkur kecil.

Di sisi lain, Ziyad kembali ke hotel tempat dia menginap bersama keluarganya selama di Johor Bahru. Singkat cerita, Ziyad telah berada di dalam kamar hotel bersama keluarganya.

“Nak. Kamu darimana tadi?” tanya mamanya Ziyad dengan khawatir karena melihat putra kesayangannya dalam keadaan yang sangat kacau.

“Ma, Pa. Ziyad sudah menemukan Shanum”jawab Ziyad dengan lirih

“Kamu serius nak? Dimana kamu menemukannya?”tanya mamanya Ziyad dengan terkejut begitu pula dengan papa dan adiknya yang sedang duduk di sofa

“Pemilik restauran yang kita kunjungi kemarin adalah Shanum. Ziyad sudah curiga ketika memakan masakan di restauran itu. Rasanya benar-benar sama yang pernah Shanum buat” ucap Ziyad dengan serius

“Pantesan papa juga merasa familiar dengan sup daging kemarin” ucap papanya Ziyad membenarkan kecurigaan Ziyad

“Jadi anak kembar kemarin adalah anak-anakmu dan Shanum ?" Tanya mamanya Ziyad penasaran dan berharap Ziyad mengatakan iya karena ia sangat ingin bertemu dengan si kembar yang baru ia lihat sekali.

*Kamar si kembar