Rahasia Istri Culun

Arnold merebut nampan berisi makanan hasil masakan Mazaya. Dia sudah sangat kelaparan karena sejak tadi hanya melihat Dion makan masakan Della.

“Kamu belum makan? Terus mangkuk itu?” Mazaya menunjuk mangkuk bubur ayam buatan Della yang sudah dimakan setengah.

Arnold kembali duduk di depan Dion yang saat ini sibuk dengan persiapan meeting. Mazaya ikut duduk di sebelah Dion karena kursinya lebih panjang, sedangkan kursi yang diduduki oleh Arnold adalah kursi tunggal. Lalu, Dion menyeruput teh yang juga buatan Della dan menbuat Mazaya akhirnya paham bahwa masakan pelayan itu dimakan oleh Dion, bukan Arnold.

“Ngapain kamu duduk di situ?” sentak Arnold saat melihat Mazaya duduk di dekat Dion.

Mazaya menatap sekeliling, tidak ada tempat lain yang bisa dia pakai duduk, padahal niatnya hanya ingin bicara bahwa dia ingin ikut Arnold bertemu Romy.

“Aku nggak boleh duduk? Aku kan juga mau makan!” balas Mazaya mencari alasan.

Arnold mengamati sekeliling. Tidak ada kursi lain lagi memang. Dia menatap Dion yang tengah sibuk makan bubur, lalu Arnold berkata, “Pindah! Kamu duduk sini!”

Dion yang masih menikmati makanan dari Della itu pun tak kuasa untuk menolak. Dia segera bangkit dan berpindah posisi. Sekarang Arnold yang duduk di samping Mazaya.

“Suapi! Aku mau sambil periksa ini!” perintah laki-laki itu dengan nada bicara yang terdengar ketus.

Mau tidak mau, Mazaya pun menurut dan mulai menyuapi Arnold. Jika diperhatikan, memang Arnold lebih manis saat bermanja seperti ini.

“Memangnya kamu sudah sembuh?” tanya Mazaya di sela-sela kegiatannya menyuapi Arnold,

“Meeting ini sudah tertunda, harusnya kemarin. Tapi, gara-gara aku sakit jadi gagal. Makanya kamu harus bikin aku sembuh,” jawab Arnold semena-mena.

Namun, hal itu justru membuat Mazaya memiliki ide dan alasan yang tepat supaya bisa ikut meeting.

“Kata yang punya akun corong kuning, sop itu bisa bikin kamu cepat sembuh kok. Nanti aku ikut biar tahu hasilnya bener apa nggak. Kamu akan aku awasi dua puluh empat jam. Kalau masih demam, aku seret kamu ke rumah sakit!” balas Mazaya.

Arnold menoleh pada sang istri hendak melayangkan protes, tapi Mazaya dengan sigap menyuapinya dengan makanan sehingga laki-laki itu tak bisa lagi melawan.

**

Mazaya sudah bersiap untuk ikut pergi dan mengikuti Arnold untuk meeting. Wanita itu kini tengah berdandan di depan cermin dan memoles wajahnya dengan berbagai perlengkapan rias yang dia beli.

Arnold yang baru saja selesai berganti pakaian dan sedang memakai jam tangan, memperhatikan Mazaya yang saat ini sedang memanyunkan bibir untuk meratakan lipstiknya. Entah kenapa melihat istrinya itu manyun-manyun membuat Arnold merasa gemas dan tanpa sadar menyunggingkan senyum tipis di wajah tampannya.

Mazaya bangkit dari kursi, lalu berbalik badan dan melihat Arnold yang tengah menunduk memakai jam tangan sambil senyum-senyum sendiri.

“Kamu kenapa?” tanya Mazaya merasa aneh dengan suaminya.

Arnold tergagap dan refleks menetralkan ekpresi wajahnya. Dia berbalik badan dan tak mau menjawab pertanyaan Mazaya.

“Kenapa sih dia? Tapi, kalau dilihat-lihat senyum si baandit manis juga,” gumam Mazaya. “Aduh, Carol. Apa yang kamu pikirkan sih? Bukan kamu yang harusnya suka sama dia, tapi dia yang suka sama istrinya. Kamu bukan pelakor, Carol, come on!” Wanita itu memukul kepalanya sendiri dengan telapak tangan dan mengikuti Arnold keluar dari kamar.

Mereka akhirnya pergi bersama Dion, dan Mazaya dibolehkan ikut dengan syarat tidak bisa makan satu meja dengan mereka. Sampai akhirnya, mereka pun tiba di restoran tempat mereka bertemu dengan Romy.

Sayangnya, tempat yang dipesan oleh Sandra untuk mengadakan pertemuan adalah tempat yang cukup privat dan Mazaya tidak akan bisa menguping dan memata-matai mereka.

“Kamu tega biarin aku makan sendiri? Kalau tempatnya kayak gini mana bisa aku pastikan kalau kamu baik-baik aja!” protes Mazaya dengan wajah memelas.

Arnold merasa tak tega melihat ekspresi Mazaya itu. Dia juga merasa tak tega jika Mazaya terasingkan.

“Ya udah kamu ikut, tapi jangan ikut-ikutan ngomong apalagi sampai bocorin rahasia keluar!”

‘Kenapa sekarang aku jadi merasa tidak tega dengannya? Kenapa juga aku izinkan dia ikut? Apa yang terjadi denganku sekarang?’

***

Kembang kopinya jangan lupa, vote gaess udah 2 bab loh 😄😄