NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 30 KEDATANGAN PASUKAN SILUMAN TOPENG MERAH DI KEDIAMAN PAK HENDRA

Ketika Arkatama telah sampai di ruang tamu, dia langsung memerintahkan 15 orang Pasukan Pengawal Khusus Pak Darmawan yang berada di ruang tamu untuk bersiap. Karena junjungan mereka telah selesai melakukan rapat khusus.

Pasukan Pengawal Khusus tanpa banyak tanya dan pertimbangan semua langsung berdiri, lalu bersiaga mengawal Pak Darmawan.

Tak lama kemudian, rombongan Pak Darmawan tiba di ruang tamu.

Enam orang di antara Pasukan Pengawal Khusus dengan cepat segera menuju pintu. Begitu sampai, dua di antara mereka langsung membuka pintu utama itu lebar-lebar. Terus empat pengawal langsung berjaga di situ.

Sedangkan dua yang lain, begitu pintu terbuka, mereka langsung keluar melihat dan memeriksa keadaan di luar. Kemudian Arkatama menyusul setelah itu.

Sementara Pak Darmawan dan rombongan, mereka terus saja berjalan tanpa henti meski sudah sampai di ambang pintu. Terus melangkah menerobos keluar menyusuri lantai ubin serambi depan.

Tetapi baru beberapa langkah rombongan itu berada di serambi depan, seketika Pak Hermawan segera mengangkat tangan kanannya ke samping kanan.

Perbuatan lelaki tua itu sebagai isyarat agar orang-orang yang mengikutinya segera berhenti.

Dan belum lama Pak Darmawan mengisyaratkan demikian, orang-orang yang mengikutinya langsung berhenti.

Bukan saja mereka berhenti melangkah, obrolan di antara mereka pun ikut terhenti. Setelah itu mereka berjamaah menatap heran pada lelaki berkharisma kuat itu.

"Bersiaga!" titah Pak Hermawan dengan tegas.

Tidak menunggu lama semua ksatria Klan Rajawali Emas yang bersamanya langsung bersiaga perang. Sedangkan 15 orang Pasukan Pengawal Khusus langsung memagari serambi itu.

"Ada apa, Papa?" tanya Pandan Arum bernada heran sambil melihat keadaan sekitar.

Pak Darmawan tidak lantas menjawab pertanyaan putrinya itu. Melainkan dia melangkah mendekati bibir serambi. Setelah itu dia memandang langit.

Lelaki itu menatap langit bukan sekedar menatap. Tapi memeriksa adanya kejanggalan langit di areal atas kediaman Pak Hendra.

Dan dengan kesaktiannya dia langsung mengetahui adanya keanehan di areal kediaman salah seorang kepercayaannya itu.

Sedangkan Arkatama yang mengerti betul isyarat Pak Darmawan, segera meningkatkan pemeriksaan dengan matanya yang ada di sekitar halaman serambi.

Akan tetapi belum lama Pak Darmawan memandang langit, sudah terdengar lagi titahnya yang bernada tegas. Memerintahkan Cakrayuda untuk menyuruh masuk ketiga wanita yang mengikuti mereka beserta putri kecil mereka.

Setelah itu menyuruh Wulan Anggraini untuk membawa sisa keluarganya yang masih berada di rumahnya untuk diamankan ke rumah ini. Biar orang-orang yang dijaga keamanannya cuma berada di satu tempat.

Cakrayuda, Wulan Anggraini maupun para ksatria Klan Rajawali Emas telah paham gelagat yang ditunjukkan Pak Darmawan, bahwa akan ada bahaya yang mengancam keselamatan mereka.

Tanpa menunggu lama Cakrayuda menyuruh ketiga wanita itu beserta Gisella dan Rekha untuk kembali masuk ke dalam rumah. Sedangkan yang disuruh masuk itu, meski heran bercampur bingung tapi mereka mematuhi juga.

Sementara Wulan Anggraini dengan cepat pergi ke rumahnya yang ternyata cukup dekat dan berdampingan dengan rumah Renatha sebelah kanan.

Tujuan gadis yang tampak berusia 25-an tahun itu ke sana hendak mengambil Andhika, kakaknya Gisella untuk diamankan ke kediaman Pak Hendra.

Sedangkan Arkatama segera mengatur semua pasukan pilihan klan yang yang berada di sekitar halaman serambi untuk menjaga di sekitar serambi. Juga memanggil semua pasukan yang menjaga kediaman Pak Burhan agar memperkuat penjagaan di kediaman Pak Hendra.

Rupanya Wulan Anggraini bergerak demikian cepat. Tak lama dia sudah membawa adiknya yang masih terkantuk-kantuk ke rumah Renatha. Bahkan dia membawa semua pembantu rumah tangga mereka pula.

"Sebenarnya ada apa, Papa?" tanya Pandan Arum lagi makin penasaran.

"Areal tempat ini sudah disegel," sahut Pak Darmawan seperti bergumam seraya tak lepas menatap langit. "Kita tidak bisa keluar dari tempat ini selain kita menghancurkan segelnya."

Mendengar ucapan Pak Darmawan, Pandan Arum dan Citra Arum segera bersiaga di samping kiri kanan papa mereka. Sedangkan yang lain juga ikut bersiaga penuh.

"Segel mantra ini sepertinya sama dengan segel mantra yang dikerahkan di kediaman Jenderal Himawan pada peristiwa berdarah di malam itu, Kang Mas," kata Pak Burhan yang juga menatap langit kepada Pak Hendra mengungkapkan.

"Gawat, Kang Mas!" kata Pak Hendra bernada tegang. "Pasukan Siluman Topeng Merah sebentar lagi akan datang. Mereka sudah memasang Tudung Ghaib Merah."

Belum lama Pak Hendra berkata demikian, Cakrayuda keluar dari dalam rumah. Menyusul setelah itu Wulan Anggraini. Begitu keluar mereka langsung bersiaga perang.

Dan belum lama kedua orang muda itu keluar, apa yang dikhawatirkan Pak Hendra telah datang.

★☆★☆

Seakan muncul dari atas langit, tiba-tiba saja berkelebat melayang turun puluhan sosok bayangan merah dari atas pelataran depan kediaman Pak Hendra. Gerakan sosok-sosok serba merah itu laksana segerombolan hantu gentayangan yang siap menerkam mangsa.

Begitu cepat kelebatan puluhan sosok bayangan merah itu saat melayang turun ke bawah. Sehingga belum lama mereka melayang turun, tahu-tahu sudah berada di depan serambi kediaman mewah Pak Hendra.

Sosok-sosok bayangan serba merah itu, begitu menapaki pelataran rumah Pak Hendra, mereka sudah dalam keadaan berbaris-berjajar rapi.

Sosok-sosok itu tampak begitu mengerikan sekaligus menyeramkan. Berwajah buruk mengerikan, kedua mata mereka bersinar redup berwarna merah keputihan.

Sosok-sosok serba merah itu, semua berpakaian panjang berwarna merah darah. Bertudung kepala yang bersambung dengan baju panjang mereka yang juga berwarna merah.

Sosok-sosok dengan ciri-ciri seperti itu, siapa lagi merekanya kalau bukan Pasukan Siluman Topeng Merah!

Mereka terdiri dari: sekitar 20 personil Pasukan Siluman Topeng Merah bersabuk coklat yang berbaris paling belakang, sepuluh personil bersabuk hitam yang berdiri berjajar di depan.

Di depan siluman bersabuk hitam berdiri berjajar 5 lelaki muda dengan model dan warna pakaian mirip dengan Pasukan Siluman yang berada di belakang, hanya saja tanpa topeng tanpa penutup kepala.

Berikat kepala dari logam pipih berukir warna perak dan di depan ikat kepala itu terdapat ukiran berbentuk tengkorak berwarna merah.

Sabuknya juga dari logam perak dan di depannya juga terdapat bentukan tengkorak yang sama dengan hiasan kepalanya.

Di depan mereka berdiri angkuh sang pimpinan. Model pakaiannya sama dengan yang ada di belakangnya. Hanya saja hiasan kepala dan sabuknya berwarna emas. Dan di depan hiasan kepalanya tersemat batu kristal berwarna merah.

Sementara semua pasukan Klan Rajawali Emas, begitu mengetahui kehadiran Pasukan Siluman Topeng Merah, penampilan mereka semua langsung bertransformasi ke model penampilan ala Negeri Mega Pancaraya.

Dan tentunya model pakaian mereka adalah seragam klan.

Tentunya sebelum mereka semua merubah penampilan, mereka merapal mantra ghaib terlebih dahulu.

Begitu semua Pasukan Pengawal Khusus dan pasukan elit Klan Rajawali Emas merapatkan kedua tangan di dada masing-masing dengan posisi menyilang sambil merapal mantra, seketika kabut bercahaya kuning melingkupi sekujur tubuh mereka.

Begitu kabut bercahaya kuning itu sirna, maka semua Pengawal Khusus dan pasukan Klan Rajawali Emas sudah berganti busana menjadi seragam klan.

Model pakaian mereka nyaris sama, pakaian panjang hingga ke bawah sebatas mata kaki. Bersenjata pedang panjang dan lurus bermata satu yang tercantel di sabuk yang terbuat dari lempengan logam perak sebelah kiri.

Berikat kepala dari kain tebal sewarna dengan pakaian panjang masing-masing. Di dada sebelah kiri terdapat sulaman burung rajawali berwarna emas. Di belakang baju juga terdapat gambar burung rajawali berwarna emas.

Adapun warna pakaian dan ikat kepala Pasukan Pengawal Khusus berwarna biru gelap.

Di depan ikat kepala dan sabuk mereka tersemat sebentuk lempengan logam berbentuk bundar warna biru gelap metalik. Di tengah lempengan itu terukir model timbul burung rajawali berwarna emas.

Sedangkan warna pakaian dan ikat kepala pasukan Klan Rajawali Emas berwarna hijau tua.

Di depan ikat kepala dan sabuk mereka tersemat lempengan logam berwarna hijau tua metalik. Di tengahnya terdapat ukiran timbul burung rajawali berwarna emas.

Belum lama puluhan pasukan Klan Rajawali Emas berubah bentuk busana, mereka semua langsung menghunus pedang masing-masing.

Terus membentuk pagar berlapis 3 di depan serambi. Tepatnya di depan para junjungan mereka.

Sedangkan sekitar 25 personil Pasukan Pengawal Khusus memagari membentuk leter 'U' para pembesar klan. Pedang tajam juga sudah mereka hunus dari sarung masing-masing.

Sehingga tidak butuh waktu lama semua pasukan elit Klan Rajawali Emas sudah dalam keadaan siap berperang, tinggal tunggu titah Ketua Klan Rajawali Emas.

Sama sekali tidak tampak rasa gentar dari wajah mereka terhadap Pasukan Siluman Topeng Merah yang rata-rata berwajah atau bertopeng dan berpenampilan menyeramkan.

Sepasang mata mereka menatap tajam musuh yang juga tengah bersiap menerkam mereka.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!