Jebakan Saffana Untuk Aksa.

Saffana hari ini bertemu dengan sahabatnya Leo dan Dinda di salah satu Restaurant. Sudah lama tidak bertemu dan Saffana yang benar-benar bosan di rumah jadi bertemu dengan Leo dan Dinda untuk sekedar mengobrol di Restaurant itu.

"Apa! kamu sudah menikah!" pekik Leo dan Dinda dengan wajah yang sama-sama kaget mendengar pernyataan dari Saffana.

"Iya aku sudah menikah!" jawab Saffana sembari mengaduk-aduk minuman orens jus yang baru di pesananya menggunakan sedotan.

"Kok bisa?" mereka kembali serentak berbicara.

"Ya itu yang terjadi. Aku tidak bisa menjelaskan lebih detail," jawab Saffana dengan mengangkat kedua bahu.

"Lalu kamu menikah dengan siapa?" tanya Leo.

"Lalu menikah di mana?" tanya Dinda.

"Apa kita pernah bertemu dengan suami kamu?" tanya Leo.

"Dan apa dia tampan?" tanya Dinda.

"Kalian itu banyak sekali pertanyaan. Aku bingung harus menjawab yanga mana dulu," sahut Saffana.

"Ya sudah kamu jawab aja mana yang mudah," sahut Leo yang tidak sabaran ingin mendengarkan jawaban dari Saffana.

"Aku menikah di Yogyakarta 2 Minggu lalu dan aku menikah dengan kak Aksa, anak dari adik ayah ku yang tak lain tante Rachel," jawab Saffana singkat.

"Aksa!" gumam Leo dan Dinda yang mengingat-ingat pria itu yang merasa tidak asing itu.

"Tunggu-tunggu, bukankah Aksa yang kamu katakan adalah sepupu kamu?" tebak Dinda.

"Iya!" jawab Saffana.

"Dia laki-laki yang pernah kamu ceritakan dan kamu juga menunggu dia begitu lama," sahut Leo yang sepertinya tahu banyak tentang Aksa. Pasti karena Saffana yang menceritakan hal itu. Saffana mengangguk.

"Ya pantes saja kamu menikah dengan dia tiba-tiba. Kalian memang sudah saling menyukai," sahut Leo

"Tidak!" sahut Saffana membantah.

"Maksud kamu?" tanya Leo.

"Semua tidak sama seperti dulu. Aku pikir saat dia kembali dia akan menemuiku dan ternyata tidak, dia juga sudah lupa padaku dan pertemuan pertama kami begitu asing yang tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan," ucap Saffana dengan wajah sendu.

"Jika begitu kenapa kamu menikah dengan dia?" tanya Dinda.

"Aku telah menjebak dia," jawab Saffana jujur.

"What!" pekik Leo dan Dinda serentak.

Wajah Leo dan Dinda benar-benar sangat terkejut mendengar pernyataan Saffana yang tidak masuk akal.

"Saffana apa maksud kamu?" tanya Dinda.

"Kamu tahu tidak wanita yang waktu itu pernah menegurku di Mall dan memaki ku?" tanya Saffana.

"Iya-iya, aku ingat tante-tante jahat itu yang juga mengataiku yang tidak-tidak," sahut Leo.

"itu adalah ibu kak Aksa!" ucap Saffana.

"Kamu serius?" tanya yang Leo yang kurang percaya.

"Iya aku serius!" jawab Saffana

"Lalu kenapa kamu mau menjebak dia untuk menikah dengan kamu dan sementara ibunya saja seperti itu?" tanya Leo.

"Saat di Yogyakarta aku kembali mendapatkan makian dari Tante Rachel, merendahkan ku, mempermalukan ku, dan membandingkan ku. Saat ada kesempatan aku ingin tante Rachel merasakan semua yang aku rasakan, aku ingin dia menjilat ludahnya sendiri yang malu karena perbuatan anaknya,"

"Aku mendapatkan kesempatan dengan 1 kamar dengan kak Aksa dan malam itu kak Aksa di tuduh melakukan sesuatu kepadaku dan tante Rachel menerima makian dari orang-orang sekitar," jelas Saffana singkat.

"Lalu karena kejadian itu kalian menikah?" tebak Dinda dengan kesimpulannya.

"Itu di luar prediksi ku. Aku hanya ingin tante Rachel merasakan apa yang aku rasakan dan ternyata ayah menyuruh kami untuk menikah. Walau aku terbukti masih bersih. Tetapi keputusan pernikahan tetap di ambil dan dia menyetujui pernikahan itu," jawab Saffana.

"Ya ampun Saffana, tapi kamu sadar tidak dengan tindakan yang kamu lakukan hanya membuat kamu mengalami hal buruk dan masuk kedalam rumah yang sudah kamu tahu sendiri. Jika itu adalah neraka," ucap Leo geleng-geleng yang tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.

"Itu resiko dan akan aku jalankan. Agar tante Rachel semakin naik darah padaku, membenciku dan tidak akan pernah tenang," jawab Saffana yang sejak tadi selalu santai.

"Huhhh, aku tidak bisa berbicara banyak Saffana. Kamu yang tahu apa yang kamu lakukan dan pasti sudah memikirkan terlebih dahulu. Aku hanya berdoa semoga saja kamu sabar dengan semua ini," ucap Dinda.

"Makasih untuk suport kalian berdua," ucap Saffana

"Ya sudahlah aku ke toilet sebentar ya!" ucap Dinda.

"Iya," sahut Saffana dan Leo.

"Ayo Saffana kamu makan lagi!" ucap Leo.

"Makasih Leo!" sahut Saffana yang meneguk minumannya yang membuat Saffana serak tenggorokan, karena banyak bicara yang menjelaskan pada Leo dan Dinar yang selalu ingin tahu.

Tiba-tiba ada seorang pria dari ujung yang mengambil photo Saffana dan juga Leo yang tidak tahu apa maksud dari pria yang tidak di kenal itu. Namun kedekatan Saffana dan Leo sungguh di manfaatkan.

***********

Saffana yang berdiri di pinggir jalan yang sedang menunggu Taxi online yang sejak tadi melihat ponselnya.

"Padahal aku sudah memesan 1 jam yang lalu tetapi sampai detik ini tidak datang juga. Ini sudah malam, jika aku pulang terlalu lama pasti akan ada masalah lagi nanti di rumah," batin Saffana dengan khawatir.

Namun tiba-tiba mobil berhenti di depannya yang membuat Saffana bingung dan kaca mobil tersebut yang turun yang membuat Saffana sedikit menunduk untuk melihat siapa yang di dalam mobil tersebut.

"Kak Arif!" lirih Saffana yang mengenal laki-laki tersebut adalah teman dari suami nya yang bahkan pernah di ceritakan David yang punya maksud untuk melamarnya.

Arif juga langsung turun dari mobil dan menghampiri Saffana.

"Saffana kamu ngapain di sini sendirian?" tanya Arif.

"Aku sedang menunggu Taxi online," jawab Saffana.

"Taxi online, memang kamu mau kemana?' tanya Arif.

"Mau pulang," jawab Saffana.

"Ya sudah kalau begitu ikut saja denganku, kebetulan aku juga mau lewat sana jadi bisa sekalian sama kamu, biar aku antar," ucap Arif menawarkan.

"Tidak usah kak Arif, Saffana menunggu Taxi saja sebentar lagi pasti datang," ucap Saffana menolak secara halus.

"Saffana. Tapi sejak tadi tidak ada taksi yang lewat. Kamu hanya membuang waktu saja dan ini sudah malam. Jadi aku akan mengantarmu," bujuk Arif. Wajah Saffana yang terlihat berpikir.

"Saffana kamu jangan berpikir lagi. Ayo!" ajak Arif.

Saffana menganggukkan kepala yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya ikut dengan Arif 1 mobil. Arif pasti sangat senang bisa bersama dengan Saffana dan apa lagi mengantar Saffana pulang.

*********

Tidak lama Saffana sampai yang di antarkan pulang Arif dengan selamat. Mobil Arif yang sudah memasuki pekarangan rumah dan bersamaan dengan mobil yang juga menyusul di belakang mereka.

Begitu mesin mobil mati. Arif dan Saffana sama-sama keluar dari mobil.

"Makasih kak Arif sudah mengantarku!" ucap Saffana dengan tersenyum.

"Sama-sama Saffana!" sahut Arif yang membalas senyum itu.

Mobil yang di belakang mereka, sang penghuni mobil itu yang langsung keluar. Ternyata adalah Aksa. Wajah Aksa tampak terkejut dengan wajah yang mengkerut ketika Saffana satu mobil dengan laki-laki lain dan dia melihat jelas Saffana turun dari mobil Arif.

Saffana juga terlihat gelisah yang seperti seseorang melakukan kesalahan. Namun tiba-tiba pintu mobil sebelah pengemudi terbuka dan ternyata keluar seorang wanita yang tak lain adalah Sakilah yang membuat Saffana kaget. Sakilah yang keluar dari mobil Aksa.

Sementara Sakilah tersenyum seolah merasa bangga yang menunjukkan dirinya baru saja satu mobil dengan Aksa. Senyum itu juga seolah mengejek Saffana yang membuat Saffana menatap Sakilah dengan tatapan dingin.

Suasana yang ada di dalam situasi itu terlihat begitu menegangkan dengan tatapan mata antara pasangan suami yang sama-sama dingin dan seperti ada rasa kemarahan di antara mereka yang tidak bisa diungkapkan.

Bersambung