REVENGE

Kitsune menjambak rambutnya sendiri, ia belingsatan ingin mengamuk, pengaruh obat itu betul-betul membuat ia gelisah seperti cacing kepanasan.

Tatap matanya mendamba, ia merasa tubuh dan jiwanya, bergerak seperti gangsing, sangat cepat.

Ketika pria itu menangkapnya, ia merasa aman dan lega. Gembira ria, seolah, inilah tunggangannya yang harus dinaiki. Bibir ranumnya bergetar, Kitsune mengelus tangan Alex yang berb*lu.

Alex menyeringai puas. Tangannya mulai n4kal berselancar ke segala arah. Satu persatu penutup tvbvh Kitsune terlempar ke lantai.

Matanya berbinar mengamati tvbvh p0los yang begitu sexy di depannya. Lekukkan tvbuhnya yang sempurna, kini menggeliat gelisah, seolah minta dihujam.

Pria itu meng*cup b1bir Kitsune dengan m3sr4. Gadis itu mengeluarkan desahan berat yang membuat Alex mengulang lagi dan lagi.

"Sayank, kau adalah tujuan hidupku..." desis Alex dengan nafas memburu. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Kitsune.

Alex memperlihatkan dada yang bidang penuh tatto. Mata indah itu menatap nanar tvbvh kekar Alex. Ia berharap Alex cepat membawanya terbang tinggi ke angkasa, menemui bintang-bintang.

Alex tersenyum bahagia, karena hanya miliknya yang pernah bersarang di sana,.

"Sayank, kau gula ternikmat yang pernah kucicipi. Tidak ada tandingannya. Kau adalah candu."

Senyum Kitsune mengembang, ia merasa bangga dipuji. Akal sehatnya melayang. Ia benar-benar yakin telah menjadi gula. Ia lupa segalanya, ia sangat bahagia.

Pinggulnya menggeliat liar seperti ombak samudra, bergelombang, menggulung dan mencengkram kuat. Wanita itu terpejam dan b3rdes4h lembut. Tubuhnya berayun saat diruj*k perlahan oleh Alex.

Kitsune memutuskan berkendara terus menerus bersama tunggangannya. Tidak disadarinya bahwa ia telah men*ngg4ngi Alex, pria yang sangat dibencinya, musuh bebuyutan keluarganya.

Sepanjang malam ia menguras energinya, bersama Alex, laki-laki tampan yang mulai mendambakannya, berani mati jika ia menghilang. Pesona Kitsune merajai relung hati Alex yang liar dan sadis. Alex merasa Kitsune adalah penyembuh jiwa dan raganya yang sakit.

Hingga pagi menjelang, sinar mentari membias masuk, menerangi tvbvh gadis itu yang tertelungkup tidur kelelahan.

Alex menggapai tvbvh mulus Kitsune dan menciumi punggungnya. Ia merasa puas. Tvbvh itu bukan hanya dilahap, pria itu juga m3njej4li keperk*saannya ke dalam 1nti tubuh Kitsune.

"Di atas kebahagiaan ku dan kepuasan ku hati ini sedih, kala menyadari kau akan kembali membenciku. Setelah efek obat per*ngsang hilang dan kau menyadari apa yang terjadi." ucap Alex tersenyum getir.

Untuk menghilangkan ke khawatirannya Alex turut memejamkan mata dan tidur bersama, Alex mem*luk Kitsune layaknya pasangan yang saling mencintai.

Kitsune masih tertidur lelap hingga lewat tengah hari. Alex duluan bangun, mandi dan hanya memakai bathrobe.

Perlahan ia mendekati ranjang, senyum laki-laki itu mengembang kala melihat wanitanya tertidur pulas.

Alex membuka pintu kamarnya dan memanggil penjaga.

"Suruh pelayan menyiapkan sarapanku dan nona."

"Siap tuan."

Kemudian ia menutup pintu lalu kembali ke sisi Kitsune. Alex dengan tenang membuka laci dan menyuntikkan satu ampul obat lagi ke lengan yang sebelahnya.

Sebelum Kitsune bangun dari mimpi indahnya, Alex memberinya candu baru, agar wanita itu menjadi liar. Alex merasa sangat bahagia, ia seolah berbulan madu dengan istri tercinta.

Benar saja, tidak menunggu terlalu lama Kitsune membuka mata dan tersenyum sendiri, sudut matanya mengerling tajam kearah Alex. Pria tampan itu pura-pura tidak peduli.

Kitsune turun dari ranjang dalam keadaan masih p0los, tubuh indah itu menyenggol Alex yang berdiri menatap Kitsune.

"Hemm....kau pasti sudah s4ng3." ucap Alex tertawa. Kitsune memeluk Alex dari belakang bagaikan dengan kekasihnya.

"Mandi dulu sayank..." ajak Alex menuntun Kitsune ke kamar mandi. bawah shower.

Alex terpaksa membuka kembali bathrobe dan bergabung dengan Kitsune. Air dari shower membasahi tubuh Kitsune.

"Kau merindukanku, sayank?" bisik Alex menempelkan tubuhnya di depan Kitsune.

Hanya senyuman keheranan Kitsune terlontar dari bibirnya. Dalam hatinya ia menentang rasa euphoria itu, tapi otaknya dalam pengaruh zat manipulatif.

Alex menatap lekat ke dalam mata gadis itu, lalu tersenyum hambar.

"Kau pasti akan berubah pikiran, saat kau sadar. Kau begini hanya karena obat. Aku ingin kau seperti wanita lain mendamba padaku."

Kitsune menggeliat di lantai kamar mandi, seperti penari ular. Dia sedang mabuk kepayang. Alex menyeringai dan sengaja mengulur waktu.

Hasr*tnya melonjak melihat tingkah laku Kitsune yang menantang.Tanpa basa basi, ia pun meruj*k gadis itu dengan 4sm4ra yang menggelora.

"Aku mengirim dua orang untuk menjaga ayah di rumah sakit. Jika macam-macam seperti kau berusaha kabur atau bunuh diri, maka aku akan memerintahkan anak buahku membunuh mereka."

Kitsune terperangah. Di sela-sela rasa mabuknya, ia masih bisa mencerna ucapan Alex dan semakin membuatnya putus harapan.

Jika ia tidak mabuk ingin sekali memukul, memaki laki-laki itu dan meminta untuk membunuhnya, tapi selalu saja ia mabuk dan berujung penyatuan.

Alex betul-betul memanfaatkan waktu berdua sebaik mungkin. Walaupun Alex belum puas, tapi ia harus menyudahi semua ini. Ia harus balik ke Mansion dan menata kembali masa depannya.

Yang membuat hatinya galau adalah Kitsune, tidak mungkin ia menyuntiknya terus menerus dengan obat per*ngsang, bisa jebol ginjalnya.

Disamping itu ada Delila yang akan marah kalau ia mendekati Kitsune. Dan Kitsune akan hilang dari genggamannya atau jatuh kepada laki-laki lain.

Pukul. 19.15 wita.

Alex bersiap-siap untuk pulang ke Denpasar. Ia sengaja membiarkan Kitsune sadar dan mengomentari apapun yang ingin dia protes.

"Sayank, sebelumnya aku minta maaf, karena semua yang aku lakukan pasti membuatmu marah." ucap Alex membuka percakapan.

Mereka sekarang duduk di sofa yang ada di kamar. Kitsune masih terlihat lelah, pupil matanya menghitam karena kurang tidur.

"Aku tidak bisa memaafkanmu yang telah menghancurkan hidupku."

"Karena aku mencintaimu."

"Hahaha...bullshit, dimataku kau adalah banci, ber*ndalan yang beraninya main keroyokan dan membunuh orang tanpa belas kasihan. Bi4dab!"

"Aku menyesal, aku sungguh-sungguh mencintaimu."

"Cari saja wanita lain yang selevel denganmu, yang bisa kau berikan obat setiap saat."

"Sayank, kita sudah sering melakukan hubungan suami istri, aku minta kau sudi menjadi istriku. Kita akan ke catatan sipil untuk mengurus surat-suratnya."

"Sorry, lebih baik mati daripada menikah dengan b4jing4n sepertimu."

Alex tercekat, suaranya sulit keluar dari kerongkongannya. Ia tidak mengira kalau Kitsune menjawab begitu. Belum pernah ada wanita berani menolaknya. Biasanya, orang yang tidak menuruti perintahnya akan langsung dia bunuh.

"Segitu bencinya kau padaku, sampai kau berani mati.... apakah aku menjijikan di matamu?"

"Kau sampah! Hanya lalat yang mau mencarimu. Ingat, kita tidak selevel, seperti bumi dan langit."

"Bagaimana kalau kau mengandung anakku?"

Alex berharap Kitsune luluh dan mau merubah keputusannya.

"Aku akan menikah dengan pacarku."

"TIDAKK!! jangan nain-main Kitsune, tidak seorangpun bisa menyentuhmu. Sampai aku tahu kau berpacaran dengan laki-laki lain, aku akan bunuh."

Suara Alex meninggi, wajahnya memerah, pikirannya menjadi kacau. Tangannya mulai bergetar menahan marah. Matanya terasa panas dipenuhi kabut. Ia menahan air mata lelakinya yang mau jatuh.

*****