NovelToon NovelToon
Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: RESKI OEY

Tentang masalalu yang belum selesai, cinta karena terpaksa, rasa yang tak lagi sama, Restu yang tak berpihak, dan penyesalan yang selalu menghantui. terkadang, Kehilangan sering terjadi karena kesalahan kita sendiri. Begitu juga dengan Ares, Dia tidak pernah menganggap Kartina ada selama masalalu nya belum selesai. padahal jelas-jelas Kartina bertekad membantu Ares untuk lepas dari masalalu. Namun setelah berhasil, hubungan mereka terhalang restu, hingga pada akhirnya, keduanya memilih mengakhiri meski keduanya kembali ingin memiliki. akankah mereka kembali bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RESKI OEY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22. Kebohongan yang terungkap.

Sri merasa khawatir pada Ares. pasalnya setelah mengantarkan nya ke rumah. Ares Langsung pergi saja tanpa menunggu hujan reda. Sri takut kalau Ares kenapa-kenapa dia jalan padahal tadi Sri sempat meminta Ares untuk menunggu di rumah nya sampai hujan itu reda. tapi cowok itu malah keras kepala yang ujungnya bikin Sri khawatir.

cewek itu terlihat duduk di atas kasur sambil memperhatikan hujan yang begitu deras di balik jendela. dia benar-benar mengkhawatirkan Ares.

tak lama, Bu Mila masuk ke dalam kamarnya. Sri menoleh ke arah sumber suara. Bu Mila yang melihat Sri terlihat gelisah pun langsung bertanya pada putrinya.

"Kamu kenapa sayang? kok kelihatan nya gelisah gitu." Bu Mila duduk di atas kasur.

"Aku khawatir Bun sama kak Ares. dia nekat pulang padahal di luar hujan deras. Sri takut ka Ares kenapa-kenapa." jelas Sri tiba-tiba mulutnya berbicara seperti itu.

Bu Mila yang mendengar itu tersenyum tipis.

"Jadi sekarang kamu mulai khawatir sama Ares." Bu Mila merayu putrinya. pasalnya tidak biasanya Sri mengkhawatirkan Ares.

"Apaansih Bun kok malah bercanda. Sri serius."

"Ya kalau Ares ngabarin kamu berarti dia gak kenapa-kenapa sayang."  Bu Mila berusaha menenangkan putrinya.

"Ya tapi ka Ares.."

Ucapan Sri terpotong, saat tiba-tiba seseorang baru saja mengirimnya pesan, Ares.

Enemy.

Gue udah sampe.

Gk usah khawatir gue kenpa-npa.

Sri langsung melempar ponselnya ke sembarangan Arah. Bu Mila yang melihat itu merasa heran.

"Kok dia lempar ponselnya?" Bu Mila bertanya.

"Gapapa."

"Barusan pesan dari Ares kan?"

Sri mengangguk.

"Dia gak kenapa-kenapa kan?"

Sri kembali mengangguk.

Bu Mila yang melihat Ekspresi putrinya yang begitu gemas terkekeh pelan.

"Gak biasanya Loh kamu khawatir sama Ares, apa jangan-jangan kamu suka sama Ares?" Bu Mila berusaha menebak-nebak.

"Bunda ih, KA Ares itu ngeselin tau orangnya. coba bunda bayangin, awal-awal dia kan berusaha buat deketin aku. tapi tiba-tiba dia berubah bunda. jadi dingin, jutek, suka merintah- merintah apalah itu. gak mungkin Sri suka sama dia, yang ada Sri benci sama dia." Sri terlihat kesal atas pertanyaan dari bundanya.

Bu Mila tersenyum lebar mendengar itu.

"Jadi ceritanya kamu rindu sama Ares yang dulu nih cie."

"Apaansih bunda jadi ngelebar kemana-mana." Sri merasa kesal pada bundanya.

"Kalau kata bunda sih gak ada yang berubah dari Ares. buktinya dia masih sama kayak yang dulu, Ramah sama bunda, masih suka antar jemput kamu juga kan? "

"Tau ah, mendingan bunda keluar deh. Sri lagi pengen sendiri, ngomong sama bunda gak pernah di belain, belain aja tuh ka Ares. si cowok nyebelin."

Bu Mila yang mendengar itu terkekeh pelan melihat Sri kesal. Bu Mila pun memutuskan untuk keluar kamar.

"Yaudah bunda keluar dulu, kamu cepat mandi, bentar lagi mau magrib." setelah mengatakan itu. Bu Mila pun segera keluar dari kamar putrinya.

"Enggak! gak mungkin gue suka sama tuh cowok."

••••••

Aldo, saat ini, cowok itu tengah berada di kosan Fania dari tadi, hujan yang terbilang cukup deras membuat nya harus menunggu sampai hujan itu reda. cowok itu saat ini tengah duduk di sofa sambil menunggu Fania Mengganti pakaian yang tadi sempat basah karena kehujanan.

Fania keluar kamar dengan mengunakan celana bahan di bawah lutut, di balut dengan kardigan bewarna merah marun. cewek itu terlihat membawa sesuatu, baju polos berwarna hitam untuk dia berikan pada Aldo, supaya cowok itu tidak kedinginan.

"Nih aku ada baju, kamu pakai ya." Fania memberikan baju itu pada Aldo.

Aldo menatap bingung baju yang di berikan Fania. bahkan baju yang dia berikan bukan baju perempuan pada umumnya. namun baju itu terbilang untuk laki-laki. terlihat dari kerah yang berbentuk bulat dari bajunya.

"Ini baju siapa?"

"Aku salah beli baju kemarin, sayang kalau gak di pakai."

"Yaudah aku izin buat ganti baju dulu ya di kamar." Fania mengangguk, detik itu juga Aldo segera masuk kedalam kamar Fania. dia segera mengganti pakaiannya karena kalau tidak cowok itu bakalan masuk angin.

Saat Aldo selesai mengganti pakaiannya, tatapannya tertuju pada sebuah album foto yang terpanjang di  meja nakas samping tempat tidur. Aldo berjalan perlahan, mengambil foto itu agar lebih jelas. di dalam foto itu terdapat Fania dengan seorang laki-laki. entah itu siapa, Aldo tidak tau, jujur, entah perasaan apa yang merasuki hatinya, Aldo yang melihatnya meras sakit, ada rasa kecewa yang tidak bisa dia jelaskan.

Detik itu juga, Aldo segera keluar kamar dengan membawa album Foto Fania dengan seorang laki-laki. menyembunyikan nya di belakang punggung. Aldo menatap Fania penuh amarah. rasanya seperti terbakar api saat mengetahui kalau Fania itu berbohong. padahal pertama kali Aldo mengenal nya, Fania adalah sosok orang yang baik, peduli, bahkan perhatian, nyatanya salah. tapi di balik itu, Fania menyembunyikan rahasia yang bahkan Aldo saja tidak tau.

"Gimana, pas gak bajunya di kamu?" tanya Fania

"Orang ini siapa?" Aldo bertanya dengan kedua mata menyorot tajam.

Fania terdiam sejenak, dia bingung harus menjelaskannya dari mana. dia tidak mau Aldo sakit hati, setelah dia tau yang sebenarnya.

"Itu teman aku."

"BOHONG!!"

"Aku bakalan jelasin tapi kamu tenang dulu ya do." ucap Fania dengan bibir bergetar. mau tidak mau Fania harus menjelaskan yang sebenarnya dan Aldo harus tau itu.

Aldo terdiam, dia berusaha buat menahan emosinya.

"Cowok itu tunangan aku do. baju yang kamu pakai Itu baju dia, dan besok lusa aku harus pergi ke Sumatra buat nikah sama dia, aku minta maaf, aku bukan bermaksud buat bohongi kamu. aku cuma gak mau bikin kamu sakit hati do." Fania terlihat berkaca-kaca saat menjelaskan itu.

Aldo yang mendengar itu tersenyum miris, perasaannya kian hancur setelah mendengar penjelasan dari Fania, dia sadar kalau dia bukan siapa-siapa Fania, dia cuma orang baru yang masuk ke dalam hidup Fania, Aldo merasakan kenyamanan yang berbeda di saat dia bersama Fania, cewek itu memiliki arti penting di hidupnya. namun yang selalu saja terjadi, kenapa orang harus secepat itu meninggalkannya? kenapa takdir selalu tidak berpihak pada dirinya? dan kenapa dia harus selalu merasa kesepian, kehilangan kenapa?

"Aku gak habis pikir ya fan sama kamu, baru tadi kamu bilang kamu gak bakalan ninggalin aku tapi nyatanya kamu..." aldo tidak bisa berkata-kata lagi. dia benar-benar kecewa pada Fania.

"Do aku minta maaf."

Detik itu juga Aldo segera pergi dari kosan Fania, dia tidak peduli dengan hujan yang semakin deras mengguyur bumi, perasaan kecewa nya terlalu dalam hingga cowok itu tidak peduli dengan keselamatan nya.

Fania tidak diam, cewek itu mengejar Aldo supaya tidak pergi, dia takut kalau cowok itu akan kenapa-kenapa. apalagi dengan kondisi hujan yang semakin deras.

"Hujan do bahaya ayo masuk." Fania berusaha untuk mencegah Aldo supaya tidak pergi, keduanya saat ini tengah berdiri di tengah hujan deras yang membasahi tubuh mereka

Aldo tidak mempedulikan Fania, cowok itu segera pergi dengan sepeda motor yang melaju pesat. begitu juga dengan Fania yang berusaha mati-matian buat mengejarnya.

Tatapan Fania tertuju pada sebuah truk yang menimpa Aldo hingga cowok itu terpental beberapa meter.

"ALDO!!" Fania menjerit saat dia harus menyaksikan kejadian naas yang baru saja dia lihat.

Detik itu juga, Fania berlari menghampiri Aldo. ke khawatiran nya itu beneran terjadi, bahkan tanpa di sangka-sangka dia harus melihatnya secara langsung.

Fania terduduk lemas, dia tidak sanggup harus melihat banyak darah yang keluar dari tubuh Aldo. tapi mau bagaimana pun cowok itu butuh pertolongan nya. Fania mengangkat kepala Aldo lalu meletakkan nya di atas paha.

"TOLONG!! do kamu tahan dulu ya kamu harus kuat." Fania berusaha mencari pertolongan dengan dia berteriak.

"Fan.. ja-ngan ti-ngalin a-ku" ucap Aldo terbata-bata tak lama dari situ. Cowok itu tidak sadarkan diri.

Dari situ Fania berusaha untuk mencari pertolongan. warga setempat yang melihat kejadian itu pun mulai berdatangan untuk menolong.

•••••|

Setelah tiba di rumah sakit Fatmawati, Fania dan beberapa perawat segera turun dari dalam mobil ambulance. dari situ, Aldo langsung di angkat, di baringkan ke atas Brankar kemudian  perawat lainnya langsung membawanya Aldo ke ruang ICU, Fania mengikuti nya dari belakang, jujur, dia tidak sanggup harus meninggalkan Aldo sendirian di rumah sakit, tapi di sisi lain dia harus segera pergi kerena dia besok lusa bakalan menikah. mungkin Fania akan menunggu Aldo sampai pagi, sambil menunggu beberapa kerabat nya datang ke rumah sakit.

"Mohon maaf ibu bisa tunggu di luar." salah satu perawat meminta Fania untuk menunggunya di ruang tunggu.

Fania mengangguk, dengan perasaan tidak tenang. dia duduk di kursi yang sudah di sediakan di depan ruang ICU. jujur Fania merasa bersalah. mungkin jika dia tidak menyembunyikan itu semua dari Aldo. mungkin Aldo tidak akan seperti ini. apalagi besok Fania harus segera pergi ke Sumatra buat acara pernikahan nya. tapi di sisi lain, Fania berat harus meninggalkan Aldo di situasi cowok itu sedang kritis.

Tiga puluh menit kemudian dokter keluar dari dalam ruangan ICU.

"Dok, gimana keadaan teman saya?" tanya Fania sambil mengigit bibir bawahnya jujur dia tidak tenang.

"Pasien mengalami patah tulang belakang, yang menyebabkan tekanan atau benturan yang cukup kuat kepada pasien hingga pasien harus mengalami kelumpuhan." Dokter itu menjelaskan kondisi Aldo pada Fania.

Fania yang mendengar itu seketika tubuh nya langsung lemas. kedua matanya berkaca-kaca. bahkan cewek itu tidak bisa berkata-kata, selain menangis tanpa suara.

"Saya permisi dulu." Dokter itu pergi meninggalkan Fania sendirian.

••••••

1
Muhammad Rizkiamaludin
Pantengin terus!
Dyah Ayu
jadi meweeeekkk aku 😭😭😭
Dyah Ayu
please semoga pertemanan nya gak berantakan yaaa gara2 cwe
Muhammad Rizkiamaludin: hallo kak, staytune ya, maaf ceritanya maju mundur, ini emang cerita kisah nyata. jadi pantengin terus ya🤗
total 1 replies
Dyah Ayu
astgaaaaaa 🤣🤣
Dyah Ayu
ini salah satu contoh ,,akibat dari perceraian org tua
Dyah Ayu
kocak anjiirrr 🤣
Kartina Kartina
Ditunggu part selanjutnya🤗
Muhammad Rizkiamaludin
sudah update!!
Muhammad Rizkiamaludin
Sudah update 🫣
Black Jack
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
Muhammad Rizkiamaludin: staytune ya
total 1 replies
Alexander
Liat karakter kaya gini bener-bener bikin aku dapat inspirasi!
Muhammad Rizkiamaludin: BAB 4 aku udah update ya kak makasih 🤲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!